Flashback Detik-Detik SNMPTN
Ladies
and gentleman, aku ucapkan sekali lagi selamat datang di rumahku ini. Rumah
penuh dengan cerita dari berbagai zaman, hehehe. Ada masa lalu, ada masa
sekarang, bisa jadi ada masa depan. Lalu selamat menikmati hidangan yang
sudah aku sediakan. Meski hanya sebatas tulisan yang gx jelas dan kebanyakan curhat ini. Tetapi inilah salah satu
bagian dari kehidupan. Orang akan merasa lega jika sudah mencurhatkan semua masalah atau pun
pengalamannya. Begitu juga dengan aku. Berbicara mengenai curhat, kali ini aku akan
bercerita tentang perjalanan sebelum berada di Universitas yang keren ini.
Sebuah pengalaman yang takkan pernah terlupakan. Dan segera tirainya kita buka,
putar filmnya, pop corn sudah ada di
genggaman, silahkan menonton film yang paling berkesan ini, Ups salah.
Yasudahlah. Selamat membaca. :D
Cerita ini
dimulai ketika negara api mulai menyerang. Eh maaf, bukan itu
opening-nya.
Ada-ada saja, hahaha. Cerita
sebenarnya terjadi sebelum aku masuk ke jenjang SMA dan yang sederajat. Ketika
itu ada beberapa pilihan SMK yang mempunyai berbagai jurusan. Tentu saja. Aku
ingin memelajari tentang komputer. Khususnya dalam hal
desain. Entah
mengapa, instingku mengatakan aku harus menemukan SMK yang ada jurusan
komputernya. Memang itulah awal dari semua ini.
Kutemukan
SMKN 1 Jenangan. Tempatnya lumayan jauh dari rumahku. Jika rumahku
di desa Purwosari, kecamatan Babadan, Ponorogo, sekolah itu letaknya di
kecamatan Jenangan. Tanpa pikir panjang, aku segera mendaftar.
Singkat cerita
aku telah diterima di jurusan RPL. Singkatan dari Remuk, Pekok, Lemot1 Hahaha, hanya bercanda.
Sebenarnya singkatan dari Rekayasa Perangkat Lunak. Wah, aneh tapi nyata. Apakah ini yang aku sebut
salah jurusan ? Aku pun tak terlalu mengerti. Pokoknya aku tak mau membahas hal
ini sampai aku menjelang SNMPTN. Tetapi curhat
tetaplah curhat. Aku ungkapkan
betapa kebencianku akan jurusan ini. Sudah memelajari kode-kode aneh, jarang mengolah desain, apalagi
salah satu guru pengajarnya sama halnya seperti tahun baru Cina 2014.
Hahaha, pikir aja sendiri maksudku itu. Karena itu pula, aku juga ingin segera
mengakhiri mimpi buruk kenyataanku itu. Berangkat dari
semangat itu, aku pun takkan bodoh lagi menyia-nyiakan kesempatan setelah aku
lulus SMK. Dan, inilah perjalanan yang paling terasa yang telah menjadi judul curhatanku ini. Akan segera dimulai. Stay close and don’t leave now, ladies and
gentleman.
Beberapa bulan
menjelang kelulusan yaitu April, aku telah jauh-jauh hari memersiapkan materi
yang akan diujikan pada SNMPTN. Mulai dari kumpulan soal dan pembahasan matematika,
mencari artikel sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Hmm, that’s right. Aku ingin mendaftar IPS di
SNMPTN kali ini. Meski SMK-ku jurusan teknik itu bisa dikatakan golongan IPA,
tetapi aku tidak terlalu minat
dengan IPA. Hanya biologi saja, dan aku katakan tidak untuk yang lainnya. Karena targetku kali ini adalah impianku
dulu yaitu multimedia yang berkenaan dengan desain. Maka pelajaran IPS yang
harus aku kuasai. Latar belakang SMK yang terlalu banyak praktek daripada teori
menjadi salah satu kendalaku dalam menghadapi ajang paling sulit untuk masuk ke
perguruan tinggi favorit ini. Jika
dipikir lagi, anak SMA akan menjadi lawan sulitmu untuk diterima di
Universitas. Demikian juga dengan anak SMK akan menjadi rival beratmu jika
ingin masuk ke Poliklinik, eh maksudnya
Politeknik bro, haha.
Banyak sekali
soal yang aku kerjakan. Bisa dapat dari referensi soal SNMPTN tahun lalu, bisa
juga soal buatan suatu instansi. Dan ketika mendengarkan info dari salah satu
temanku, dan aku rasa info itu seperti pengubah
nasibku.
“Hen, kamu ingin belajar intensif SNMPTN ?”.
“Ia, bagaimana caranya ?”.
“Ikut les SSC aja. Singkatan dari Sony Sugema
College. Aku beritahu ya, SSC itu lumayan keren lo. Di sana mentornya sangat
profesional dan sangat cocok jika kamu ingin lolos ujian masuk Univ”.
“Wah, begitu ya. Haha, selama ini aku jarang ikut
les. Oia, kapan daftarnya ?”.
“Begini, kamu fokus aja sama UAN. Setelah UAN usai,
pendaftarannya dibuka. Nanti aku antar”.
“Hmm, makasih banget ya atas infonya. Semoga kita
bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Amin”.
Seperti itulah sekiranya
sepenggal percakapan kala itu. Lalu, setelah UAN telah aku selesaikan, dengan
harapan aku segera menyingkir dari sekolah itu. Memang itulah yang aku inginkan, hehehe. Berangkat dengan penuh
keyakinan menuju tempat les. Dan inilah bagian cerita kali ini yang paling aku sukai.
Hari minggu. Entah pagi atau siang aku juga agak lupa. Aku telah datang di
tempat les. Aku dijadwalkan berada di suatu ruangan. Aku lihat masih sepi untuk
kelas IPS. Dan wah, busett, mengerikan, menakjubkan, memesona sekali, membuatku sampai terbang tinggi ke awan.
Dan apakah aku segitu lebaynya ya,
haha. Aku bertemu dengan...
Dan aku harus
memotong cerita bagian ini. Terlalu mengerikan jika aku ceritakan. Dan aku lanjutkan saja ceritanya.
Setelah
sekitar 1,5 bulan mendapatkan materi-materi dan juga sering ujian simulasi
SNMPTN, tiba saatnya untuk mendaftar ke Universitas pilihan. Dan jelas, aku
memilih Jurusan
DKV. Singkatan dari
Desain
Komunikasi Visual, di Universitas Negeri Malang, disingkat UM.
Satu lagi,
yaitu pilihan alternatif yaitu
Sastra Daerah di Univeristas Sebelas
Maret, Solo.
Dan aku mendapatkan tempat untuk ujian tulis
yaitu di UMM, Universitas Muhammadiyah Malang. Dan untuk ujian keterampilan di
UM. Setelah itu, aku beserta semua anak yang ikut les di SSC berdoa agar bisa
lancar dan diterima di Universitas
masing-masing. Amin. Perjalanan menegangkan dan inti dari cerita ini akan
segera mulai. Jadi, bagi para penonton, dimohon
bersiap-siap dengan segalanya apa pun yang terjadi. Wah, absurd banget. :D
Pagi itu. Minggu
tanggal 10 Juni 2012, aku dan beberapa temanku seperjuangan berangkat dari
tanah kelahiran untuk menuju ke medan pertempuran. Armada yang berangkat
pun dibagi menjadi dua tujuan yang berbeda. Ada yang menuju ke Surabaya, ada
yang menuju ke Malang. Aku dan sebagian orang naik mobil. Sementara sebagian
besar naik bus. Dengan semangat membara ala prajurit 45, kami
semua akan berusaha sekuat-kuatnya agar bisa mengalahkan musuh yang menghadang.
Wah, narasinya seperti mau perang
saja. Dasar, yang namanya Henri itu memang ada-ada saja selalu diada-adakan.
Gakpapalah, hitung-hitung untuk penyegar suasana, haha. Singkat cerita,
rombonganku telah sampai di kota apel. Tetapi kami tidak akan beli apel. Lebih
penting dari itu.
Rombongan menuju asrama yang telah disewa di UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang. Selain itu, rombongan juga mengunjungi Universitas
Brawijaya, UMM, Universitas Merdeka Malang, juga melewati Universitas yang lainnya.
Hari pun mulai malam. Waktu itu aku juga mulai belajar lagi untuk
detik-detik
yang kian dekat ini.
Hari perhelatan
akbar pun dimulai. Hari selasa tanggal 12 Juni 2012. Tepatnya di salah satu
gedung di UMM,
aku akan mulai menjalani salah satu
momen-momen bersejarah dalam hidupku yang mungkin takkan pernah aku
lupakan. Pagi-pagi jalanan telah ramai. Memang sudah terlihat. Sebanyak inikah
saingan untuk masuk ke perguruan tinggi ? Entahlah. Dan semoga aku menjadi
salah satu dari sekian banyaknya
jiwa-jiwa yang beruntung dan berhasil lolos tes
paling mengesankan ini, amin. Memang aku agak lupa. Seingatku jam
pertama adalah matematika dasar lalu dilanjutkan tes potensia akademik. Dan
matematika adalah pelajaran paling
absurb dan
menyedihkan juga
membosankan
nan terdengar
tak berguna.
Walau bagaimanapun, aku tetap harus bisa. Dengan memertaruhkan segalanya, aku
pun mengerjakan soal-soal itu. Demikian pula untuk tes potensi akademik. Hari
pertama telah aku jalani. Waktunya pulang lagi menuju tempat tinggal sementara.
Hah, akhirnya bisa bernapas lega.
Hari
selanjutnya. Rabu tanggal 13 Juni 2012. Masih di ruangan yang sama. Meski
begitu ada satu perbedaan dari hari kemarin. Kalau kemarin jadwalnya pagi, kali
ini jadwalnya agak siang. Jadi bisa sedikit bersantai dulu. Dan hari kedua
adalah tes bidang studi IPS. Semoga tidak mengalami kesulitan yang
berarti, semoga saja. Detik-detik menegangkan
tahap dua akhrinya telah aku lalui. Bagaimanapun badai pasti berlalu, aku pun
agaknya lega meski banyak jawaban yang tidak terlalu aku yakini benar.
Tetapi harapanku adalah semoga keajaiban
itu memang ada, lalu membawaku menuju tanah impianku. Lalu aku dan rombongan kembali lagi
ke penginapan.
Karena hari itu
adalah hari terakhir bagi mereka yang tidak mengikuti ujian keterampilan,
sepertinya tinggal aku seorang yang ada di Malang. Sungguh naas nasibku memang. Tiada yang lain yang menemaniku
meski satu malam saja, haha. Tetapi roda keberuntungan terus berputar. Aku
bertemu temanku yang lain dan ternyata ia juga mengikuti tes keterampilan.
Karena salah satu pilihan jurusannya adalah Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
Wah, penyelamatan yang gemilang. Lalu aku dan temanku itu yang bernama
Wisnu menuju ke kos temannya. Ternyata temannya itu orang Ponorogo juga yang
kuliah di Polinema, Politeknik Negeri Malang. Aku dan Wisnu pun diperbolehkan
menginap sementara di kosnya. Sungguh kebaikan
hati yang tiada duanya. Aku pun serasa hidup di tengah-tengah keramaian
kota yang jauh dari tempat asliku. Inikah serunya sebuah petualangan ?
Bisa
jadi. Hari-hari itu pula sedang berlangsungnya piala Eropa atau bisa dikatakan
EURO di wah,
aku sampai lupa, haha.
Lumayan seru sih, bisa nonton sepakbola disela-sela momen mendebarkan semacam
SNMPTN ini. Setidaknya bisa menjadi bahan
refreshing
sementara. Lalu hal baru yang sangat mengesankan yang lain adalah saat
teman-temannya Wisnu mengajakku juga untuk makan di Malang. Sungguh menunya
mengerikan.
Pokoke wenak tenan rekkk, jan ra umum2.
Setelah sedikit
mendapatkan kesegaran suasana
Malang, saatnya tiba untuk ujian keterampilan. Hari kamis tanggal 14 Juni 2012.
Yang pasti adalah menggambar. Aku telah menyiapkan peralatan yang sekiranya
akan digunakan. Dengan naik angkot, aku berangkat menuju UM. Ini adalah
Universitas yang menjadi tujuan utamaku. Jurusan DKV ada di situ. Aku pun telah
sampai. Aku mulai berjalan memasuki kawasan yang bagiku sangatlah asing.
Aku juga melihat papan nama bertuliskan nama lengkap universitas itu. Wah,
andaikata aku diterima di sini, aku akan segera memotret diriku di depan papan nama itu. Hmm, semoga saja. Lanjut
dalam perjalanan menuju ruang yang ditentukan.
Tes menggambar diadakan di
Fakultas Sastra kalau gx salah, aku juga
sudah
mulai lupa, hehehe. Makin lama aku makin kebingungan, jalan mana yang harus
aku lewati ? Aku pun bertanya kepada pak satpam. Info yang aku dapat darinya
tidak begitu jelas karena aku juga belum familiar dengan denah UM. Akhirnya
keajaiban untuk kesekian kalinya datang
mengampiriku. Ia bernama Nurhadi, seorang mahasiswa UM jurusan kalo gx salah
matematika. Ia yang akhirnya mengantarkanku menuju ke ruang ujian.
“Wah, terima kasih mas, kalo gx ada mas, aku
pasti seperti ikan gurami di dalam lumpur. Tak tahu jalannya menuju air”.
Dan sampailah aku di tempat perhelatan dahsyat yang terakhir.
Aku pun memasuki
ruangan. Ternyata aku hampir terlambat. Meski begitu, ternyata ujian belum
dimulai. Bersyukur aku pun bersyukur. Setelah berputar-putar tidak jelas,
akhirnya sampai juga. Tes pertama dimulai. Menggambar benda dengan memanfaatkan
sudut pandang menjadi santapan pertama kala itu. Bagiku itu tidak terlalu
sulit. Tinggal gambar saja sesuai dengan apa yang aku lihat. Dan wauw, aku
seperti selesai duluan. Tetapi aku tidak mau mengumpulkan saat itu juga.
Bagiku, sebaiknya meneliti lagi jika ada yang salah. Dan waktu pun telah habis.
Saatnya untuk ujian lagi. Kali ini menggambar imajinasi. Ada tiga soal di waktu
itu. Pertama, kalo gx salah menggambar ekspresi beberapa orang ketika menonton
bola. Kedua, menggambar fenomena pemukiman kumuh. Ketiga, menggambar gerakan
beberapa penari di panggung. Awalnya aku memilih untuk mengerjakan soal nomor
satu. Tetapi aku malah kesulitan mencari sudut perspektifnya. Dan penghapusku
pun menjadi senjata untuk mengganti
gambaran ke soal nomor dua, yaitu pemukiman kumuh. Dengan sebisaku, aku pun
menggambar. Aku juga melihat orang disampingku gambarannya lumayan. Dan ada
yang kelihatan tua dengan style menggambarnya sok banget. Dasar, orang seni rupa yang sok. Aku benci
melihat hal itu. Haha. Tak apalah. Waktu pun telah habis lagi.
Inilah ujian
ketiga. Ujian dengan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Yaitu tes buta
warna. Singkatnya aku telah selesai. Waktunya untuk menunggu tes terakhir,
yaitu wawancara. Semoga pertanyaannya tidak mengerikan. Akhirnya namaku pun dipanggil. Tes wawancara ternyata
terlalu mudah bagiku. Tidak terlalu sesulit yang aku bayangkan. Intinya aku
malah curhat sama pengujinya. Wah,
untuk kesekian kalinya Hen, kamu
itu terlalu sering curhat, haha. Jam telah menunjukkan sekitar pukul 3
sore. Waktu yang lumayan lama. Aku pun pulang. Mencari angkot lagi untuk menuju
ke kos temannya Wisnu tadi. Sesampainya di kos, aku pun berencana untuk pulang
hari jumat pagi. Setelah memesan travel, aku pun menyiapkan barang-barang untuk
aku bawa pulang. Tak lupa aku juga mengucapkan terima kasih kepada Wisnu dan
teman-temannya yang sangat baik hatinya telah menerimaku di kosnya.
Sungguh, pengalaman yang luar biasa.
Keesokan
harinya, Jumat tanggal 15 Juni 2012, aku pulang menuju tanah kelahiran, bumi reog.
Suasana yang
mengerikan
di mobil yang tidak bisa dibuka jendelanya. Ditambah lagi penumpang yang sangat
banyak, membuatku
sangat frustasi.
Dan di malam sebelumnya aku malah makan kacang rasa bawang. Membuat perutku
mulai mual. Dan
petir pun meledak.
Hujan
mulai turun,
apalagi badai mulai
menyerang. Wah,
salah cuaca.
Maksudnya aku mau bilang bahwa aku
muntah.
Wah, terlalu
menyedihkan jika dijelaskan, eh maksudnya mengerikan, hehe.
Lewat dengan rute berbeda, dan dengan waktu hanya 5 jam akhirnya aku pun telah
sampai di kota reog, Ponorogo. Tepat siang hari jam 12, aku langsung menuju
masjid untuk jumatan. Setelah selesai, aku pun menghubungi bapakku. Lalu aku
pun pulang menuju rumah. Sepertinya aku sangat rindu sekali pada rumahku. Meski
begitu, itu adalah bagian dari petualangan yang
paling mengesankan bagiku.
Ending-nya. Meskipun detik-detik
ujian SNMPTN telah berakhir, bagiku ada satu hal yang menarik ketika aku berada
di Malang. Yaitu tentang Universitas Muhammadiyah Malang. Dilewati oleh
sungai, dan juga panorama alamnya sungguh tiada
duanya. Gedung-gedung yang tinggi
nan megah. Lalu betapa
kerennya seluruh bagian kampusnya itu
yang memang takkan terlupakan. Sampai sekarang pun, serasa aku ingin
mengunjungi tempat
istimewa itu lagi. Suatu hari nanti.
Siapa kira sudah
ending. Haha, cerita masih berlanjut.
Sekitar hampir sebulan setelah ujian SNMPTN, aku pun menunggu pengumuman. Satu
hal ketika itu, aku pun mencoba browsing tentang
mata kuliah DKV. Ternyata ada satu mata kuliah yang bagiku lumayan mustahil
untuk aku kerjakan. Yaitu menggambar manusia secara asli. Wah, aku yang
sebenarnya suka menggambar kartun disuruh menggambar manusia, mana mungkin aku mau ? Aku tidak terlalu
minat menggambar manusia yang realis. Dan aku pun berdoa.
“Semoga aku tidak diterima di DKV UM, semoga aku
tidak di Malang. Karena Malang itu jauh daripada Solo. Lagi pula biaya hidupnya
lumayan tinggi. Dan tak lupa pula satu hal yang menjadi alasanku lagi adalah,
sebenarnya ini adalah alasan yang aneh. Tetapi curhat tetaplah curhat. Wah
maksa banget sih Hen, :D. Intinya air di Malang itu dingin. Bisa saja itu
menghambatku dalam memulai aktivitas. Semoga saja doaku terkabulkan. Amin”.
Momen yang
paling ditunggu-tunggu setelah sekian berjuang pun akhirnya datang. Tanggal 7
Juli kalau tidak salah. Pukul 19.00 pengumuman akan tertera di web resmi
SNMPTN. Jam 7 malam aku berangkat menuju warnet. Karena mengingat pasti
banyaknya orang yang mengaksesnya. Sebelum itu, aku minta ibuku untuk
menelponku. Aku katakan pada ibuku jika saja aku tidak diterima, aku sudah tidak
punya ide lagi. Ibuku hanya simple
saja. Yaitu aku akan diberi modal untuk mendirikan suatu usaha, jika perlu.
Tak lupa aku juga meminta doa dan restu dari ibuku semoga impianku benar-benar terwujud. Setelah itu, aku pun memberanikan
diri untuk berangkat menuju warnet.
What the happen ? Ada
apakah di sana ? What will i do if i
failed ? Tidak. Aku takkan takut
melihat kenyataan. This is a life. Ada
gagal ada pula berhasil. Ahh, sudahlah. Momen-momen
paling menyedihkan atau menyenangkan bisa saja terjadi. Setelah
sampai, aku langsung membuka web resmi SNMPTN. Aku tulis nomor urutku. Dan loading-pun berputar-putar bagaikan roda nasib yang akan menunjukkan masa
depanku. Seperti apakah hasilnya ? Sungguh tak terkira, tak terbayangkan, tak
terpikirkan, tak terelakkan, tak kusangka, dan tak-tak yang lainnya, hahaha. AKU LOLOS DAN DITERIMA DI UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA.
Wah, aku sangat ingin sekali berteriak dan
melompat-lompat melihat hal ini. Ingin mengocok soda dan membuka tutup botolnya
seperti dalam selebrasi pemenang balapan
Motto GP. Tetapi keadaannya lagi di warnet. Aku pun hanya kegirangan di
dalam hati saja. Bagiku, kalau hati sudah senang, pasti raga juga akan senang.
Wah, doaku benar-benar terkabulkan.
Bersyukur, aku pun bersyukur. Dan
UNS, aku segera datang.
Finally, perjuangan
paling berkesan dalam hidupku ini
telah aku lalui dengan kegemilangan.
Sungguh hasil yang lumayan pantas dengan perjuanganku. Aku yakin, Tuhan selalu adil. Dan doa orang tua
juga turut menjadi pengantarku menuju ke tempat yang sangat keren yang ada di Solo. Wah, rasa senang pun terasa sampai
sekarang.
In the very last, ladies and gentelman. Terima
kasih telah membaca sampai detik ini. Jika aku terlalu lebay dalam bercerita, biarkan sajalah. Inilah
blogku, kau bisa buat blogmu sendiri dan kau tulis sesukamu. Bagiku, ini
bukan tulisan resmi. Hanya curhatan
belaka. Tetapi tetap bermakna.
Sekiranya sampai di sini dulu ya. Sampai berjumpa lagi di lain cerita.
See you ...
Farewell ...
Henri Firmansah
NB : Keterangan.
1 : Remuk, Pekok, Lemot = Rusak, Bodoh,
Lamban
2 : Pokoke wenak tenan rekkk, jan ra umum =
Pokoknya enak sekali bro, wah sungguh istimewa.