Dunia Dalam Pohon
Hari yang cerah. Tampak
seperti hari-hari biasa. Matahari selalu terlihat dengan keindahan sinarnya.
Begitu juga ketika malam. Bintang dan bulan tampak menghiasi. Memang inilah
kenampakan yang dilihat oleh Taro dan penduduk wilayah atas. Taro, hidup bersama
warga di sebuah pohon besar yang menopang kehidupan. Rumah, jalan, sungai ada
disitu semua. Hanya saja tidak ada gunung dan pantai. Kendaraan yang dipakai
yaitu hewan-hewan seperti capung, lebah, kupu-kupu, berbagai macam burung.
Hewan-hewan tersebut memang berukuran besar dan bisa untuk dikendarai. Jika
ingin pergi tanpa jalan, bisa menaiki dedaunan dan turun dengan perlahan.
Memang seperti dunia khayalan. Dan inilah dunia Taro sekarang. Meski merasakan
kehidupan yang tenteram, tetapi ada satu hal yang mengganjal hati Taro.
“Makin
lama, makin bosan aja hidup di sini. Emangnya apa tidak ada tempat lain apa ?”
Tanya Taro sambil memandangi langit malam
“Andai
saja aku bisa menemukan tempat baru. Pasti akan menyenangkan sekali. Lagipula,
orang-orang di sini pada payah semua sih. Selalu tertutup. Benar-benar
menyebalkan” Tandasnya lagi
Malam telah berlalu.
Lain hari, lain pula suasana. Meski begitu, bagi Taro, dunianya tidaklah
sekecil ini. Berbekal semangat ingin tahu itu pula, Taro berencana untuk pergi
berkunjung ke tempat lain. Mungkin bisa ke ujung atas pohon. Atau ke ranting
yang lain. Yang penting tidak statis terus. Setelah bersiap-siap, akhirnya
perjalanan pun dimulai. Dengan mengendarai capung yang ia beri nama Flina, Taro
mulai menyusuri batang pohon tempat ia tinggal menuju ke atas. Entah apa yang
ada di atas sana. Dan akhirnya Taro pun telah sampai. Ia bisa semakin jelas
melihat angkasa yang jauhnya tidak terhingga. Namun bukan ini yang Taro cari.
Taro pun berhenti dan merenung sejenak. Sambil meminum teh yang ia bawa, Taro
ingat satu hal.
“Jika
ini adalah pohon, pasti harus ada batang apalagi akar. Jika ada bagian atas,
pasti harus ada bagian tengah dan bawah”
Itu adalah semacam
catatan kuno yang Taro pernah baca di sebuah buku yang ada di perpustakaan yang
berada di cabang ranting pohon dan sekarang semua buku-bukunya telah musnah.
Taro merasa orang-orang di sekitarnya jarang melihat apalagi membaca buku-buku
itu. Mungkin inilah penyebab mengapa mereka tidak tahu akan dunia yang
sebenarnya luas ini. Bagi mereka, hanya ada bagian atas. Tanpa mempedulikan
tengah dan juga bawah. Dan dengan pengetahuan itulah, Taro mencoba untuk turun.
Jika saja ia menemukan dunia yang lain itu. Memang sebenarnya ada.
Hari berikutnya. Kali
ini Taro tidak mengajak Flina untuk perjalanan ke bawah. Hanya dengan
menggunakan daun, Taro pun bisa turun dengan santai. Sambil melihat keadaan
sekitar. Tampak biasa saja sebelum akhirnya Taro sampai di sebuah tempat yang
aneh. Taro akhirnya sampai di dinding besar yang ia sendiri tidak tahu dinding
apa itu. Taro coba menanyakannya pada warga sekitar. Dan sama saja. Hasilnya
nihil. Tiada seorang pun yang tahu menahu tentang dinding ini. Apalagi waktu
ditanya banyak orang yang tidak menjawab dan pergi begitu saja. Taro pun sangat
kecewa akan sikap orang-orang bagian atas ini. Semuanya sama saja. Kurang
begitu akrab dan bisa diajak bersahabat. Karena hari juga semakin larut, Taro
memutuskan untuk tidur dulu di depan dinding itu.
Malam ini Taro sedang
bermimpi. Mimpinya entah kenapa sepertinya menarik. Taro berada di sebuah
tempat yang jauh berbeda penampakannya. Meski begitu, tampak tidak begitu jelas
ia sedang berada di mana waktu itu. Dan siapa yang tahu. Dinding itu ternyata
adalah pembatas antara dunia bagian atas dan bagian tengah. Taro yang tertidur
pun secara tidak sengaja membuka salah satu pintu rahasia. Taro pun terseret
dan masuk ke dalamnya. Selama malam itu pula, Taro terjatuh dan bahkan belum
sadar. Alarm yang ia pasang di jam tangannya berbunyi. Taro langsung terbangun.
Ketika membuka mata, Taro tak bisa mengucapkan sepatah kata apa pun. Sampai ia
melihat keadaan sekitar yang memang hampir sama atau benar-benar seperti di
mimpinya malam tadi. “apakah ini, dunia
yang aku cari selama ini ?”
Lampu-lampu yang
menghiasi, sungai yang berwarna-warni karena siratan cahaya lampu, dan jalan
seperti terowongan yang indah memang tidak seperti dalam bayangan Taro. Seperti
sisi lain dari dunia atas yang penuh dengan kebosanan. Ketika itu ada seorang
anak kecil yang mendekati Taro.
“halo
mas, sedang apa di sini ?” Tanyanya lembut
“halo
juga, tidak ada apa-apa kok. Hanya saja cuma tertegun dengan keindahan tempat
ini.” Jawab Taro
“oia,
mas namanya siapa ? Kalo namaku Reiva”
“namaku
Taro. Senang bertemu denganmu Rei. Hmm, aku tanya dulu, ini di mana sih,
sepertinya aku baru tahu akan tempat ini”.
“oke
mas Taro, sini aku jelaskan”.
Sambil menjelaskan,
Taro dan Reiva mengunjungi rumah siput. Sebuah rumah yang didesain untuk
mengobrol santai. Sambil melihat pemandangan yang indah, Reiva menjelaskan
tentang dunianya ini.
“Ini
adalah dunia bawah tanah. Memang terlihat gelap, tetapi kami punya banyak lampu
dan berbagai terowongan yang unik. Kami juga menggunakan hewan-hewan tanah
sebagai kendaraan. Mereka bisa mengebor dan membuat terowongan sendiri. Di sini
para penduduk hidup dengan keharmonisan mereka. Saling tolong menolong dan
sangat akrab. Untuk lebih jelasnya nanti aku ajak mas Taro ke rumahku. Mas Taro
juga bisa jelaskan dari mana sebenarnya tadi datangnya”. Jelas Reiva panjang
lebar
Mendengar penjelasan
dari Reiva, membuat Taro semakin bersemangat dan senang. Lalu mereka berdua
segera menuju ke rumahnya Reiva. Di sana ada beberapa temannya dan juga
keluarganya. Mereka semua menyambut kedatangan Reiva yang tampak bersama orang
asing. Lalu Reiva mempersilahkan Taro untuk bercerita dari mana ia berasal.
Dengan panjang lebar, Taro menceritakan tentang keadaan alam bagian atas. Semua
yang mendengarkan cerita Taro semakin tertarik. Tetangga Reiva juga banyak
berdatangan untuk mendengarkan cerita dari Taro. Taro sendiri merasakan suasana
keakraban yang belum pernah ia rasakan ketika berada di bagian atas. Ternyata
satu hal yang belum pernah dilihat oleh penduduk bawah yaitu cahaya selain
lampu. Karena selama ini para penduduk bawah memang tidak pernah bisa melihat
dunia atas. Taro pun juga menceritakan tentang dinding pembatas yang ia lihat
sewaktu berada di bagian atas. Salah satu orang berumur tua mengatakan sesuatu
kepada Taro.
“nak,
aku tahu yang kau maksudkan. Dulu aku pernah membaca sebuah catatan kuno yang
sekarang sudah hilang. Seingatku memang ada dinding itu di bagian bawah. Tetapi
kita semua tidak pernah bisa tahu caranya untuk membukanya dan melihat dunia
bagian tengah dan atas”. Kata seorang kakek
Orang-orang yang berada
di situ juga bertanya-tanya bagaimana caranya Taro bisa membuka dinding itu
bahkan sampai ke dunia bagian bawah. Taro hanya menjawab yang ia tahu. Bahkan
Taro juga belum mengetahui tentang dunia bagian tengah. Sepertinya Taro
tertidur sewaktu melintasi bagian tengah. Lalu setelah pembicaraan yang
panjang, akhirnya Taro mengambil satu keputusan. Ia akan menuju ke dinding
pembatas dunia bagian tengah. Lalu Taro segera pamitan kepada para penduduk
sekitar.
Perjalanan Taro
selanjutnya berlanjut. Setelah mendengar tentang banyak hal akan dunia bawah
tanah, saatnya untuk mengetahui dunia tengah yaitu batang pohon. Dan juga
mencari tahu mengapa para penduduk atas dan bawah menjadi terpisah. Berjalan
melewati terowongan memang sungguh pengalaman tak terlupakan bagi Taro. Taro hanya
berharap ia bisa mengunjungi tempat ini lagi suatu hari nanti. Dan akhirnya
sampailah Taro di dinding pembatas yang dimaksud. Sambil melihat-lihat dinding,
Taro mencari cara untuk bisa membuka salah satu pintunya. Ketika berjalan ada
sesuatu yang menjerat kaki Taro. Taro pun terseret dan masuk ke suatu tempat
yang berbeda dari bagian atas dan bawah. Tampak seperti labirin. Taro hanya
bertanya-tanya apakah ia masuk lewat jalan lain. Tidak seperti ketika ia
terjatuh dari atas. Ataukah ini memang dunia bagian tengah yang asli dan tadi
itu ia kebetulan lewat jalan rahasia. Dan itu semakin membuat Taro bersemangat.
Berjalan menyusuri
labirin yang tidak jelas arahnya. Kompas jam tangan Taro tidak berfungsi dengan
baik. Sesekali ada jebakan yang menghadang. Tetapi satu hal yang pasti adalah
tidak ada seorang pun di sini. Taro mulai bertanya-tanya. “Apakah dunia tengah tidak ada penghuninya, atau mungkin mereka tidak
ada di labirin ini. Atau bisa juga ada sisi lain dari labirin ini yang
menghubungkan ke daerah berpenduduk ?” Entahlah, Taro pun terus berjalan. Di
salah satu bagian labirin terdapat sebuah lukisan. Ada gambar dua orang
manusia. Entah siapa itu, tidak begitu jelas dan banyak yang memudar. Taro coba
terus mengamati alur lukisan itu. Dan ternyata mengantarkan Taro menuju sebuah
tempat yang sangat beraroma mistis. Perasaan tidak enak mulai menghantui. Taro
mulai penasaran akan kelanjutan lukisan itu. Meski belum tahu artinya. Tetapi
lukisan itu terhenti di tempat itu. Ketika itu, ada sesuatu yang benar-benar
membuat Taro tidak bisa berkata apa-apa. Sebuah cahaya menyilaukan mata yang
membuka ingatan akan sebuah cerita zaman dahulu pun terkuak.
“Dahulu
kala, dunia ini belum terpisah. Para penduduk tinggal dengan rukun di batang
pohon. Mereka semua belum mengetahui adanya alam bagian atas dan bawah. Kedua
tempat itu baru terkuat berkat kedua orang yang bersahabat akrab bernama
Adiraga dan Teoroga. Mereka berdua adalah seorang yang senang berpetualang.
Mereka selalu menuliskan catatan sewaktu mengunjungi tempat-tempat yang
berbeda. Sampai suatu hari mereka berdua menemukan dinding pembatas antara
dunia atas dan bawah. Karena tidak tahu cara membukanya, mereka coba
mencaritahu andaikata ada suatu cara untuk membukanya. Mereka meneruskan
perjalanan demi membuka dunia baru. Mereka berdua pun sampai di pusat batang.
Sebuah tempat paling mistis yang ada di situ. Dan rahasia untuk menuju ke atas
dan ke bawah telah terungkap. Ada dua macam kekuatan yang memungkinkan untuk
naik dan turun. Adiraga dan Teoroga mengambil masing-masing dua kekuatan itu.
Satu kekuatan berwujud pengubah gravitasi menjadi ringan. Memungkinkan untuk
bisa menaiki dinding pembatas bagian atas. Yang satu lagi adalah kebalikannya.
Yaitu gravitasi berat sehingga bisa turun ke bawah dan tidak tergantung
gravitasi daerah batang lagi. Jadinya bisa menuruni dinding pembatas bagian
bawah. Satu hal yang terjadi waktu itu adalah dengan melepaskan kedua kekuatan
pembuka dunia atas dan bawah, membuat kekacauan gravitasi dunia bagaian batang.
Akibatnya para penduduk sebagian terlempar ke atas dan sebagian ke bawah.
Demikian juga dengan Adiraga dan Teoraga. Lalu sejak saat itu, daerah batang
langsung tertutup dan terbentuklah labirin. Orang yang terlempar ke bagian atas
telah menemukan tempat yang fantastis, begitu juga orang yang terlempar ke
bagian bawah”.
Tidak terasa Taro telah
mendapatkan suatu flashback asal mula
dunia pohon tempatnya hidup. Sepertinya catatan kuno yang ia baca dan yang
kakek tadi memang beberapa tulisan perjalanan dari Adiraga dan Teoroga. Kedua
orang perubah nasib. Memang sepertinya itu adalah suatu kesalahan ketika
melepaskan kedua kekuatan yang membuat terpisahnya kehidupan. Tetapi Taro tidak
langsung menganggapnya begitu. Baginya itu adalah langkah awal dari petualangan
yang sebenarnya. Mencaritahu tempat baru yang belum terjamah. Dan saatnya Taro
berpikir untuk bisa menyatukan kedua kehidupan yang terpisah itu. Mungkin
inilah kelanjutan petualangan dari Adiraga dan Teoroga. Meski telah terhenti
sangat lama, akhirnya Taro sendiri yang berhasil melanjutkannya.
“Jika
ada kekuatan untuk mengubah gravitasi menjadi ringan dan berat, apakah ada
semacam kekuatan lain ya ? Semacam penetral atau yang sejenisnya”. Taro mulai
bergumam sendiri
Ketika memikirkan hal
itu, Taro melihat sebuah cahaya kecil. Sangat redup. Taro coba mengambilnya.
Dan siapa sangka. Cahaya itu membuat tubuh Taro menjadi kacau. Semakin tidak
terkendali. Bahkan Taro hampir kehilangan kesadaran. “Apakah sebenarnya cahaya itu ?” Taro terus mencoba untuk
mengendalikannya. “Mungkinkah kekuatan
baru ?” Cahaya itu juga benar-benar membuat Taro tidak bisa berbicara.
Semakin kuat, pengaruh cahaya itu semakin merasuki tubuh dan jiwa Taro.
Tertinggal kata hati Taro yang belum tersentuh. Dengan kesempatan terakhir
pula, yaitu dari dalam hatinya Taro menginginkan untuk membuat semuanya
bersatu. Ketiga dunia bisa bergabung lagi. Lalu cahaya itu membuat daerah
sekitar hancur. Labirin pun hancur. Taro juga bisa melihat dinding pembatas bagian
atas dan bawah dari situ. Taro juga menginginkan kedua dinding itu hancur. Agar
orang-orang bisa saling mengunjungi. Dan sebuah kilauan cahaya dari tubuh Taro
memang membuat hal itu terjadi. Dinding pembatas pun hancur. Sepertinya itu
adalah kekuatan yang menjadi jawaban atas pertanyaan Taro selama ini. Dan dengan
begitu, Taro telah membuka era baru. Setelah era Adiraga dan Teoroga yang
menemukan dua dunia. Taro membuat dua dunia itu bergabung menjadi satu.
Lalu Taro pulang menuju
dunia atas. Ia melihat semua penduduk bagian atas sedang berbondong-bondong
mengunjungi dunia tengah dan bawah. Begitu juga sebaliknya bagi penduduk bagian
bawah. Hal ini membuat Taro merasa senang. Akhirnya dunia ini bisa bersatu
dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Dunia bagian atas memang menawan
karena setiap hari bisa melihat berbagai bintang dan bulan. Dunia bagian bawah
yang penuh dengan variasi lampu keren. Dan penghubung antara kedua dunia itu,
awal mula kehidupan di pohon ini. Yaitu dunia bagian tengah. Akhirnya sebuah
lanjutan petualangan oleh Taro telah terpenuhi. “Mission complete” ...
TAMAT
0 comments:
Post a Comment