WPAP, Kreasi Imajinasi Super
Keren
“gunakan juga imajinasimu. Jangan cuma memakai
logika dan perasaan. Semakin berkreasi, semakin pula wawasanmu bertambah. Dan
semua itu perlu “Action”. Bukan hanya teori. Semakin mencoba, semakin pula
pengalamanmu bertambah.”
Apakah pengertian dari singkatan
WPAP yang aku tulis di judul kali ini ? Jika kalian adalah penggemar bermain
vektor di Coreldraw atau Adobe Illustrator, maka istilah tadi pasti sudah
familiar. Tapi bagi yang belum tahu, inilah jawabannya. Wedha’s Pop Art Potrait, itulah kepanjangan dari singkatan WPAP.
Ini adalah sebuah kreasi menggunakan vektor untuk menggambar wajah seseorang,
benda, atau yang lainnya. Satu hal yang pasti adalah tidak ada curve-nya. Jadi hanya kotak-kotak.
Dengan begitu, kita tidak perlu menyamakan persis dengan lekak-lekuk garis
objek yang akan kita buat WPAP-nya nanti. Juga dengan pewarnaan yang
benar-benar memakai daya imajinasi. Tidak perlu disamakan dengan warna dasar
gambar itu. Karena pop art itu
biasanya terdiri dari beraneka warna. Baiklah, apakah pengertian ini masih
belum jelas, jika ia, hubungi dokter terdekat. Hahaha, memangnya overdosis. Yuk
mari kita dengarkan sama-sama sedikit curhatan dari Heinrich. Wah, ada-ada saja
namanya. Check this out ...
Wah, beberapa bulan yang lalu,
ketika berkunjung ke salah satu rumah temanku, aku sempat mendengar istilah
WPAP darinya. Tetapi aku tidak terlalu menggagasnya. Mungkin aku terlalu cuek
ya, hehe. Lalu beberapa hari yang lalu, aku coba searching istilah ini di internet. Dan waow, hanya ada dua kata
dalam hatiku di momen itu. Keren banget. Yah, andaikata aku tahu hal ini sejak
dulu. Pasti banyak karya yang bisa aku buat. Jika tak ada gangguan setan yaitu
malas, haha. Ternyata gini loo, WPAP ini adalah ide kreatif asli dari orang
Indonesia. Jika tidak percaya, lihat lagi kepanjangan istilah WPAP. Ada kata
Wedha. Ia adalah seorang penggagas kreasi ini. Kita seharusnya berbangga akan
hal ini. Kita punya seni grafis modern versi bangsa Indonesia. Sebenarnya dulu
aku juga pernah melihat foto profil facebook-nya
seseorang yang memakai kreasi WPAP. Ternyata aku terlalu ketinggalan zaman ya,
hahaha. Tidak lucu tahu. And then, bagaimana
dinamika kreasi WPAP-ku ? Jangan pindah channel
lain ya guys, tetap stay tune in this. This what ? :D
Sebenarnya aku baru mencoba kreasi
WPAP ini sebanyak, banyak banget. Beraneka jumlahnya. Mungkin aku ingin
basa-basi sebentar. Gakpapa yah, hehe. Istilah banyak apakah sama dengan
beraneka ? Bagiku sendiri tidak. Banyak itu belum bisa terdefinisikan. Tetapi
tahukah anda, aneka itu bisa didefinisikan. Langsung saja. A itu berarti tidak.
Eka itu satu. Itu adalah bahasa jawa kuna. Jika digabung menjadi tidak satu.
Berarti dua itu pun sudah bisa dikatakan aneka. Haha, mau bilang cuma baru buat
dua kreasi aja susah amat. Please deh Hen,
serius dikit lah. Seperti baru kemarin mengenal. Tetapi aku langsung
tertarik akan sisi lain dunia grafis ini. Lalu seperti apakah perkembangan dari
dua kreasiku itu ? Coba kalian geser terus pointer
kalian ke bawah ini dan lihat perbedaannya.
Gambar 1. Ini
adalah karya pertamaku. Sungguh aneh. Itu rambut, apa peta ? Posenya terlalu
lebay deh. Sayapnya juga tidak jelas. Sebenarnya aku ingin membuat jubah. Tapi
yang jadi malah sayap. Gakpapa deh. Wajahnya belum bisa mirip denganku. Wah,
kacau banget. Tetapi aku bilang, “imajinasi super keren, lebih keren daripada
kamu .. :P”. Hahaha, terlalu mengejek para pengamat ya. :D
Setelah usai dengan karya perdana,
perjuanganku belum berakhir. Masih ada lawan yang harus aku kalahkan. Memangnya
aku sedang bermain film action, yasudah-yasudah.
Lawan yang aku maksud adalah bagaimana aku bisa mengalahkan kreasi pertamaku
yang berantakan ini. Aku coba amati karya-karya dari kreasi orang lain. Wah,
gila keren banget. Ada yang seperti Bung Karno dan Billie Joe vokalis Greenday.
Seperti ini WPAP-nya.
Gambar 2 dan 3.
Ini WPAP-nya keren banget. Pembuatnya yang gambar 1 bernama Sophian W.
Tulisannya terlalu kecil di gambar itu. Kalau gambar 2 sudah jelas. Baca aja
sendiri, hehehe. Jangan terlalu kejamlah Hen. Sudah mencapai kemiripan dari
wajah asli. Inilah WPAP yang sebenarnya. Aku harus bisa, pokoknya aku harus
bisa seperti itu. Tentu saja, dengan gaya atau style-ku sendiri.
Baiklah, setelah mendapatkan sedikit
pencerahan dari gambar-gambar itu, aku juga lihat video tutorialnya. Dan
ternyata aku sadar akan kesalahanku kenapa karya pertamaku sungguh mengerikan.
Tetapi tak apalah. Yang namanya permulaan belum tentu sempurna. No one perfect except God. Ya jelas lah.
Tetapi pernah aku mendengar pengertian dari perfect
juga tidak selalu berarti sempurna. Coba ingat kata-kata ini. Mungkin bisa
jadi renungan. Arti versi lain dari perfect
“perfect means that i’ve reached my
limits”. Mungkin inilah kesempurnaan yang dimiliki manusia. Mencapai batas
dari kemampuannya. Begitu juga denganku. Lalu aku membuat karya keduaku. Dengan
wajah dasar yang berbeda. Dengan melihat, aku bisa menirunya, lalu
mengkreasinya. Menghasilkan hasil yang berbeda. Tanpa basa-basi lagi. Segera
tirainya kita buka, dan ... Wah :D
Gambar 4. Ini
adalah foto ijazahku waktu kelulusan dari SMK. Dengan menghilangkan garis, dan
mengikuti lekuk warna dasar, lalu dengan pewarnaan yang collorful, inilah hasil dari kreasi keduaku. Sudah mencapai
kemiripan dari aslinya. Mungkin melihat gambar 1 kalian akan bertanya apakah
itu Henri, tetapi setelah melihat gambar ini pasti kalian akan tahu. Ini memang
asli Henri. Yaiyalah -_-. Memang ini aku. Meski begitu background-nya jelek banget sih. Mungkin lain kali aku ubah deh.
Santai aja.
Dari kedua kreasiku tadi, sudah bisa
kita tarik kesimpulan. Perbedaannya sungguh terasa. Meski masih membuat dua
WPAP, lain waktu aku coba lagi yang lain. Jika saja masih diberi waktu, amin.
Sekian dulu ya. Tentang curhatanku kali ini. Lain kali aku akan menulis cerpen
lagi deh, sepertinya kalian tidak sabar menunggu bagaimana tingkahnya Taro lagi
ya, hehehe. Okeys, makasih semuanya. Apalagi yang telah membaca. Semoga kalian
semua bisa lancar selalu. Lancar apa pun yang kalian inginkan. Jangan lupa
berdoa semoga semakin dilancarkan oleh Tuhan kalian. Sayonara dulu yaaa ... Bye-bye mina san ... :D
Henri Firmansah
0 comments:
Post a Comment