Friday 14 February 2014

Flashback Detik-Detik SNMPTN


Flashback Detik-Detik SNMPTN


            Ladies and gentleman, aku ucapkan sekali lagi selamat datang di rumahku ini. Rumah penuh dengan cerita dari berbagai zaman, hehehe. Ada masa lalu, ada masa sekarang, bisa jadi ada masa depan. Lalu selamat menikmati hidangan yang sudah aku sediakan. Meski hanya sebatas tulisan yang gx jelas dan kebanyakan curhat ini. Tetapi inilah salah satu bagian dari kehidupan. Orang akan merasa lega jika sudah mencurhatkan semua masalah atau pun pengalamannya. Begitu juga dengan aku. Berbicara mengenai curhat, kali ini aku akan bercerita tentang perjalanan sebelum berada di Universitas yang keren ini. Sebuah pengalaman yang takkan pernah terlupakan. Dan segera tirainya kita buka, putar filmnya, pop corn sudah ada di genggaman, silahkan menonton film yang paling berkesan ini, Ups salah. Yasudahlah. Selamat membaca. :D

Cerita ini dimulai ketika negara api mulai menyerangEh maaf, bukan itu opening-nya.
Ada-ada saja, hahaha. Cerita sebenarnya terjadi sebelum aku masuk ke jenjang SMA dan yang sederajat. Ketika itu ada beberapa pilihan SMK yang mempunyai berbagai jurusan. Tentu saja. Aku ingin memelajari tentang komputer. Khususnya dalam hal desain. Entah mengapa, instingku mengatakan aku harus menemukan SMK yang ada jurusan komputernya. Memang itulah awal dari semua ini.

Kutemukan SMKN 1 Jenangan. Tempatnya lumayan jauh dari rumahku. Jika rumahku di desa Purwosari, kecamatan Babadan, Ponorogo, sekolah itu letaknya di kecamatan Jenangan. Tanpa pikir panjang, aku segera mendaftar. Singkat cerita aku telah diterima di jurusan RPL. Singkatan dari Remuk, Pekok, Lemot1 Hahaha, hanya bercanda. Sebenarnya singkatan dari Rekayasa Perangkat Lunak. Wah, aneh tapi nyata. Apakah ini yang aku sebut salah jurusan ? Aku pun tak terlalu mengerti. Pokoknya aku tak mau membahas hal ini sampai aku menjelang SNMPTN. Tetapi curhat tetaplah curhat. Aku ungkapkan betapa kebencianku akan jurusan ini. Sudah memelajari kode-kode aneh, jarang mengolah desain, apalagi salah satu guru pengajarnya sama halnya seperti tahun baru Cina 2014. Hahaha, pikir aja sendiri maksudku itu. Karena itu pula, aku juga ingin segera mengakhiri mimpi buruk kenyataanku itu. Berangkat dari semangat itu, aku pun takkan bodoh lagi menyia-nyiakan kesempatan setelah aku lulus SMK. Dan, inilah perjalanan yang paling terasa yang telah menjadi judul curhatanku ini. Akan segera dimulai. Stay close and don’t leave now, ladies and gentleman.

Beberapa bulan menjelang kelulusan yaitu April, aku telah jauh-jauh hari memersiapkan materi yang akan diujikan pada SNMPTN. Mulai dari kumpulan soal dan pembahasan matematika, mencari artikel sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Hmm, that’s right. Aku ingin mendaftar IPS di SNMPTN kali ini. Meski SMK-ku jurusan teknik itu bisa dikatakan golongan IPA, tetapi aku tidak terlalu minat dengan IPA. Hanya biologi saja, dan aku katakan tidak untuk yang lainnya. Karena targetku kali ini adalah impianku dulu yaitu multimedia yang berkenaan dengan desain. Maka pelajaran IPS yang harus aku kuasai. Latar belakang SMK yang terlalu banyak praktek daripada teori menjadi salah satu kendalaku dalam menghadapi ajang paling sulit untuk masuk ke perguruan tinggi favorit ini. Jika dipikir lagi, anak SMA akan menjadi lawan sulitmu untuk diterima di Universitas. Demikian juga dengan anak SMK akan menjadi rival beratmu jika ingin masuk ke Poliklinik, eh maksudnya Politeknik bro, haha.

Banyak sekali soal yang aku kerjakan. Bisa dapat dari referensi soal SNMPTN tahun lalu, bisa juga soal buatan suatu instansi. Dan ketika mendengarkan info dari salah satu temanku, dan aku rasa info itu seperti pengubah nasibku.

“Hen, kamu ingin belajar intensif SNMPTN ?”.
“Ia, bagaimana caranya ?”.
“Ikut les SSC aja. Singkatan dari Sony Sugema College. Aku beritahu ya, SSC itu lumayan keren lo. Di sana mentornya sangat profesional dan sangat cocok jika kamu ingin lolos ujian masuk Univ”.
“Wah, begitu ya. Haha, selama ini aku jarang ikut les. Oia, kapan daftarnya ?”.
“Begini, kamu fokus aja sama UAN. Setelah UAN usai, pendaftarannya dibuka. Nanti aku antar”.
“Hmm, makasih banget ya atas infonya. Semoga kita bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Amin”.

Seperti itulah sekiranya sepenggal percakapan kala itu. Lalu, setelah UAN telah aku selesaikan, dengan harapan aku segera menyingkir dari sekolah itu. Memang itulah yang aku inginkan, hehehe. Berangkat dengan penuh keyakinan menuju tempat les. Dan inilah bagian cerita kali ini yang paling aku sukai. Hari minggu. Entah pagi atau siang aku juga agak lupa. Aku telah datang di tempat les. Aku dijadwalkan berada di suatu ruangan. Aku lihat masih sepi untuk kelas IPS. Dan wah, busett, mengerikan, menakjubkan, memesona sekali, membuatku sampai terbang tinggi ke awan. Dan apakah aku segitu lebaynya ya, haha. Aku bertemu dengan...

Dan aku harus memotong cerita bagian ini. Terlalu mengerikan jika aku ceritakan. Dan aku lanjutkan saja ceritanya.
Setelah sekitar 1,5 bulan mendapatkan materi-materi dan juga sering ujian simulasi SNMPTN, tiba saatnya untuk mendaftar ke Universitas pilihan. Dan jelas, aku memilih Jurusan DKV. Singkatan dari Desain Komunikasi Visual, di Universitas Negeri Malang, disingkat UM.
Satu lagi, yaitu pilihan alternatif yaitu Sastra Daerah di Univeristas Sebelas Maret, Solo. Dan aku mendapatkan tempat untuk ujian tulis yaitu di UMM, Universitas Muhammadiyah Malang. Dan untuk ujian keterampilan di UM. Setelah itu, aku beserta semua anak yang ikut les di SSC berdoa agar bisa lancar dan diterima di Universitas masing-masing. Amin. Perjalanan menegangkan dan inti dari cerita ini akan segera mulai. Jadi, bagi para penonton, dimohon bersiap-siap dengan segalanya apa pun yang terjadi. Wah, absurd banget. :D

Pagi itu. Minggu tanggal 10 Juni 2012, aku dan beberapa temanku seperjuangan berangkat dari tanah kelahiran untuk menuju ke medan pertempuran. Armada yang berangkat pun dibagi menjadi dua tujuan yang berbeda. Ada yang menuju ke Surabaya, ada yang menuju ke Malang. Aku dan sebagian orang naik mobil. Sementara sebagian besar naik bus. Dengan semangat membara ala prajurit 45, kami semua akan berusaha sekuat-kuatnya agar bisa mengalahkan musuh yang menghadang. Wah, narasinya seperti mau perang saja. Dasar, yang namanya Henri itu memang ada-ada saja selalu diada-adakan. Gakpapalah, hitung-hitung untuk penyegar suasana, haha. Singkat cerita, rombonganku telah sampai di kota apel. Tetapi kami tidak akan beli apel. Lebih penting dari itu.


Rombongan menuju asrama yang telah disewa di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain itu, rombongan juga mengunjungi Universitas Brawijaya, UMM, Universitas Merdeka Malang, juga melewati Universitas yang lainnya. Hari pun mulai malam. Waktu itu aku juga mulai belajar lagi untuk detik-detik yang kian dekat ini.


Hari perhelatan akbar pun dimulai. Hari selasa tanggal 12 Juni 2012. Tepatnya di salah satu gedung di UMM,
aku akan mulai menjalani salah satu momen-momen bersejarah dalam hidupku yang mungkin takkan pernah aku lupakan. Pagi-pagi jalanan telah ramai. Memang sudah terlihat. Sebanyak inikah saingan untuk masuk ke perguruan tinggi ? Entahlah. Dan semoga aku menjadi salah satu dari sekian banyaknya jiwa-jiwa yang beruntung dan berhasil lolos tes paling mengesankan ini, amin. Memang aku agak lupa. Seingatku jam pertama adalah matematika dasar lalu dilanjutkan tes potensia akademik. Dan matematika adalah pelajaran paling absurb dan menyedihkan juga membosankan nan terdengar tak berguna. Walau bagaimanapun, aku tetap harus bisa. Dengan memertaruhkan segalanya, aku pun mengerjakan soal-soal itu. Demikian pula untuk tes potensi akademik. Hari pertama telah aku jalani. Waktunya pulang lagi menuju tempat tinggal sementara. Hah, akhirnya bisa bernapas lega.


Hari selanjutnya. Rabu tanggal 13 Juni 2012. Masih di ruangan yang sama. Meski begitu ada satu perbedaan dari hari kemarin. Kalau kemarin jadwalnya pagi, kali ini jadwalnya agak siang. Jadi bisa sedikit bersantai dulu. Dan hari kedua adalah tes bidang studi IPS. Semoga tidak mengalami kesulitan yang berarti, semoga saja. Detik-detik menegangkan tahap dua akhrinya telah aku lalui. Bagaimanapun badai pasti berlalu, aku pun agaknya lega meski banyak jawaban yang tidak terlalu aku yakini benar. Tetapi harapanku adalah semoga keajaiban itu memang ada, lalu membawaku menuju tanah impianku. Lalu aku dan rombongan kembali lagi ke penginapan.

Karena hari itu adalah hari terakhir bagi mereka yang tidak mengikuti ujian keterampilan, sepertinya tinggal aku seorang yang ada di Malang. Sungguh naas nasibku memang. Tiada yang lain yang menemaniku meski satu malam saja, haha. Tetapi roda keberuntungan terus berputar. Aku bertemu temanku yang lain dan ternyata ia juga mengikuti tes keterampilan. Karena salah satu pilihan jurusannya adalah Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Wah, penyelamatan yang gemilang. Lalu aku dan temanku itu yang bernama Wisnu menuju ke kos temannya. Ternyata temannya itu orang Ponorogo juga yang kuliah di Polinema, Politeknik Negeri Malang. Aku dan Wisnu pun diperbolehkan menginap sementara di kosnya. Sungguh kebaikan hati yang tiada duanya. Aku pun serasa hidup di tengah-tengah keramaian kota yang jauh dari tempat asliku. Inikah serunya sebuah petualangan ?

Bisa jadi. Hari-hari itu pula sedang berlangsungnya piala Eropa atau bisa dikatakan EURO di wah, aku sampai lupa, haha. Lumayan seru sih, bisa nonton sepakbola disela-sela momen mendebarkan semacam SNMPTN ini. Setidaknya bisa menjadi bahan refreshing sementara. Lalu hal baru yang sangat mengesankan yang lain adalah saat teman-temannya Wisnu mengajakku juga untuk makan di Malang. Sungguh menunya mengerikan. Pokoke wenak tenan rekkk, jan ra umum2.


Setelah sedikit mendapatkan kesegaran suasana Malang, saatnya tiba untuk ujian keterampilan. Hari kamis tanggal 14 Juni 2012. Yang pasti adalah menggambar. Aku telah menyiapkan peralatan yang sekiranya akan digunakan. Dengan naik angkot, aku berangkat menuju UM. Ini adalah Universitas yang menjadi tujuan utamaku. Jurusan DKV ada di situ. Aku pun telah sampai. Aku mulai berjalan memasuki kawasan yang bagiku sangatlah asing. Aku juga melihat papan nama bertuliskan nama lengkap universitas itu. Wah, andaikata aku diterima di sini, aku akan segera memotret diriku di depan papan nama itu. Hmm, semoga saja. Lanjut dalam perjalanan menuju ruang yang ditentukan.

Tes menggambar diadakan di Fakultas Sastra kalau gx salah, aku juga sudah mulai lupa, hehehe. Makin lama aku makin kebingungan, jalan mana yang harus aku lewati ? Aku pun bertanya kepada pak satpam. Info yang aku dapat darinya tidak begitu jelas karena aku juga belum familiar dengan denah UM. Akhirnya keajaiban untuk kesekian kalinya datang mengampiriku. Ia bernama Nurhadi, seorang mahasiswa UM jurusan kalo gx salah matematika. Ia yang akhirnya mengantarkanku menuju ke ruang ujian. “Wah, terima kasih mas, kalo gx ada mas, aku pasti seperti ikan gurami di dalam lumpur. Tak tahu jalannya menuju air”. Dan sampailah aku di tempat perhelatan dahsyat yang terakhir.


Aku pun memasuki ruangan. Ternyata aku hampir terlambat. Meski begitu, ternyata ujian belum dimulai. Bersyukur aku pun bersyukur. Setelah berputar-putar tidak jelas, akhirnya sampai juga. Tes pertama dimulai. Menggambar benda dengan memanfaatkan sudut pandang menjadi santapan pertama kala itu. Bagiku itu tidak terlalu sulit. Tinggal gambar saja sesuai dengan apa yang aku lihat. Dan wauw, aku seperti selesai duluan. Tetapi aku tidak mau mengumpulkan saat itu juga. Bagiku, sebaiknya meneliti lagi jika ada yang salah. Dan waktu pun telah habis. Saatnya untuk ujian lagi. Kali ini menggambar imajinasi. Ada tiga soal di waktu itu. Pertama, kalo gx salah menggambar ekspresi beberapa orang ketika menonton bola. Kedua, menggambar fenomena pemukiman kumuh. Ketiga, menggambar gerakan beberapa penari di panggung. Awalnya aku memilih untuk mengerjakan soal nomor satu. Tetapi aku malah kesulitan mencari sudut perspektifnya. Dan penghapusku pun menjadi senjata untuk mengganti gambaran ke soal nomor dua, yaitu pemukiman kumuh. Dengan sebisaku, aku pun menggambar. Aku juga melihat orang disampingku gambarannya lumayan. Dan ada yang kelihatan tua dengan style menggambarnya sok banget. Dasar, orang seni rupa yang sok. Aku benci melihat hal itu. Haha. Tak apalah. Waktu pun telah habis lagi.

Inilah ujian ketiga. Ujian dengan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Yaitu tes buta warna. Singkatnya aku telah selesai. Waktunya untuk menunggu tes terakhir, yaitu wawancara. Semoga pertanyaannya tidak mengerikan. Akhirnya namaku pun dipanggil. Tes wawancara ternyata terlalu mudah bagiku. Tidak terlalu sesulit yang aku bayangkan. Intinya aku malah curhat sama pengujinya. Wah, untuk kesekian kalinya Hen, kamu itu terlalu sering curhat, haha. Jam telah menunjukkan sekitar pukul 3 sore. Waktu yang lumayan lama. Aku pun pulang. Mencari angkot lagi untuk menuju ke kos temannya Wisnu tadi. Sesampainya di kos, aku pun berencana untuk pulang hari jumat pagi. Setelah memesan travel, aku pun menyiapkan barang-barang untuk aku bawa pulang. Tak lupa aku juga mengucapkan terima kasih kepada Wisnu dan teman-temannya yang sangat baik hatinya telah menerimaku di kosnya. Sungguh, pengalaman yang luar biasa.

Keesokan harinya, Jumat tanggal 15 Juni 2012, aku pulang menuju tanah kelahiran, bumi reog.
Suasana yang mengerikan di mobil yang tidak bisa dibuka jendelanya. Ditambah lagi penumpang yang sangat banyak, membuatku sangat frustasi. Dan di malam sebelumnya aku malah makan kacang rasa bawang. Membuat perutku mulai mual. Dan petir pun meledak. Hujan mulai turun, apalagi badai mulai menyerang. Wah, salah cuaca. Maksudnya aku mau bilang bahwa aku muntah. Wah, terlalu menyedihkan jika dijelaskan, eh maksudnya mengerikan, hehe. Lewat dengan rute berbeda, dan dengan waktu hanya 5 jam akhirnya aku pun telah sampai di kota reog, Ponorogo. Tepat siang hari jam 12, aku langsung menuju masjid untuk jumatan. Setelah selesai, aku pun menghubungi bapakku. Lalu aku pun pulang menuju rumah. Sepertinya aku sangat rindu sekali pada rumahku. Meski begitu, itu adalah bagian dari petualangan yang paling mengesankan bagiku.


Ending-nya. Meskipun detik-detik ujian SNMPTN telah berakhir, bagiku ada satu hal yang menarik ketika aku berada di Malang. Yaitu tentang Universitas Muhammadiyah Malang. Dilewati oleh sungai, dan juga panorama alamnya sungguh tiada duanya. Gedung-gedung yang tinggi
nan megah. Lalu betapa kerennya seluruh bagian kampusnya itu yang memang takkan terlupakan. Sampai sekarang pun, serasa aku ingin mengunjungi tempat istimewa itu lagi. Suatu hari nanti.

Siapa kira sudah ending. Haha, cerita masih berlanjut. Sekitar hampir sebulan setelah ujian SNMPTN, aku pun menunggu pengumuman. Satu hal ketika itu, aku pun mencoba browsing tentang mata kuliah DKV. Ternyata ada satu mata kuliah yang bagiku lumayan mustahil untuk aku kerjakan. Yaitu menggambar manusia secara asli. Wah, aku yang sebenarnya suka menggambar kartun disuruh menggambar manusia, mana mungkin aku mau ? Aku tidak terlalu minat menggambar manusia yang realis. Dan aku pun berdoa.

“Semoga aku tidak diterima di DKV UM, semoga aku tidak di Malang. Karena Malang itu jauh daripada Solo. Lagi pula biaya hidupnya lumayan tinggi. Dan tak lupa pula satu hal yang menjadi alasanku lagi adalah, sebenarnya ini adalah alasan yang aneh. Tetapi curhat tetaplah curhat. Wah maksa banget sih Hen, :D. Intinya air di Malang itu dingin. Bisa saja itu menghambatku dalam memulai aktivitas. Semoga saja doaku terkabulkan. Amin”.

Momen yang paling ditunggu-tunggu setelah sekian berjuang pun akhirnya datang. Tanggal 7 Juli kalau tidak salah. Pukul 19.00 pengumuman akan tertera di web resmi SNMPTN. Jam 7 malam aku berangkat menuju warnet. Karena mengingat pasti banyaknya orang yang mengaksesnya. Sebelum itu, aku minta ibuku untuk menelponku. Aku katakan pada ibuku jika saja aku tidak diterima, aku sudah tidak punya ide lagi. Ibuku hanya simple saja. Yaitu aku akan diberi modal untuk mendirikan suatu usaha, jika perlu. Tak lupa aku juga meminta doa dan restu dari ibuku semoga impianku benar-benar terwujud. Setelah itu, aku pun memberanikan diri untuk berangkat menuju warnet.

What the happen ? Ada apakah di sana ? What will i do if i failed ? Tidak. Aku takkan takut melihat kenyataan. This is a life. Ada gagal ada pula berhasil. Ahh, sudahlah. Momen-momen paling menyedihkan atau menyenangkan bisa saja terjadi. Setelah sampai, aku langsung membuka web resmi SNMPTN. Aku tulis nomor urutku. Dan loading-pun berputar-putar bagaikan roda nasib yang akan menunjukkan masa depanku. Seperti apakah hasilnya ? Sungguh tak terkira, tak terbayangkan, tak terpikirkan, tak terelakkan, tak kusangka, dan tak-tak yang lainnya, hahaha. AKU LOLOS DAN DITERIMA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.


Wah, aku sangat ingin sekali berteriak dan melompat-lompat melihat hal ini. Ingin mengocok soda dan membuka tutup botolnya seperti dalam selebrasi pemenang balapan Motto GP. Tetapi keadaannya lagi di warnet. Aku pun hanya kegirangan di dalam hati saja. Bagiku, kalau hati sudah senang, pasti raga juga akan senang. Wah, doaku benar-benar terkabulkan. Bersyukur, aku pun bersyukur. Dan UNS, aku segera datang.


Finally, perjuangan paling berkesan dalam hidupku ini telah aku lalui dengan kegemilangan. Sungguh hasil yang lumayan pantas dengan perjuanganku. Aku yakin, Tuhan selalu adil. Dan doa orang tua juga turut menjadi pengantarku menuju ke tempat yang sangat keren yang ada di Solo. Wah, rasa senang pun terasa sampai sekarang.

In the very last, ladies and gentelman. Terima kasih telah membaca sampai detik ini. Jika aku terlalu lebay dalam bercerita, biarkan sajalah. Inilah blogku, kau bisa buat blogmu sendiri dan kau tulis sesukamu. Bagiku, ini bukan tulisan resmi. Hanya curhatan belaka. Tetapi tetap bermakna. Sekiranya sampai di sini dulu ya. Sampai berjumpa lagi di lain cerita.
See you ...
Farewell ...

Henri Firmansah

NB : Keterangan.
1 : Remuk, Pekok, Lemot = Rusak, Bodoh, Lamban
2 : Pokoke wenak tenan rekkk, jan ra umum = Pokoknya enak sekali bro, wah sungguh istimewa.

0 comments:

Post a Comment