Pengertian Psikolinguistik dan
Ranah Cakupannya
Mata Kuliah Psikolinguistik
Disusun Oleh :
Henri
Firmansah (C0112022)
Jul Sendra Qodar (C0112024)
Lolita Metti D.A.N. (C0112033)
Y. Pascalia Dian P. (C0112062)
Veris Dony Listyanto (C0112058)
PROGRAM STUDI SASTRA DAERAH
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
Pengertian Psikolinguistik dan Ranah
Cakupannya
Berikut ini beberapa definisi psikolinguistik menurut para ahli:
1.
Harley (Dardjowidjojo,2003: 7) berpendapat bahwa
psikolinguistik adalah studi tentang proses mental-mental dalam pemakaian
bahasa. Sebelum menggunakan bahasa, seorang pemakai bahasa
terlebih dahulu mempe-roleh bahasa.
2.
Levelt (Marat,1983: 1) mengemukakan bahwa
psikolinguistik adalah suatu studi mengenai penggunaan dan perolehan bahasa
oleh manusia.
3.
Emmon Bach (Tarigan, 1985: 3) mengemukakan bahwa
psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya para pembi-cara/pemakai
bahasa membentuk/membangun kalimat-kalimat bahasa ter-sebut.
4.
Slobin (Chaer,2003: 5) mengemukakan bahwa
psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung
jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomu-nikasi
dan bagaimana kemampuan bahasa diperoleh manusia.
5.
Ni kadek
Widiasih. Psikolinguistik atau psikologi bahasa ialah
kajian faktor-faktor psikologi dan neurobiologi yang
membolehkan manusia memperoleh,
menggunakan, dan memahami bahasa.
Berikut adalah komentar dari tiap-tiap pendapat di atas dan kesimpulannya:
1. Dalam pengertian psikolinguistik
yang dijabarkan Harley, bahwa psiko-linguistik merupakan pembelajaran yang dalam
pemakaian bahasa pada beberapa individu memiliki proses mental yang beragam
sesuai dengan apa yang digunakan oleh si pemakai bahasa tersebut. Proses mental
yang beragam itu adalah untuk menggambarkan bagaimana keadaan serta apa yang
digunakan si pemakai bahasa dalam pemakaian bahasa melalui jangka waktu
tertentu.
2. Pernyataan dari Levelt menitikberatkan pada lingkup besar
yang dapat me-wakili
hal-hal apa yang terdapat dalam penggunaan dan perolehan bahasa dalam arti
seseorang menerima suatu bahasa dari orang lain baik itu melalui for-mal maupun informal yang mana struktur
kebahasaannya
belum dikuasai benar dan kemudian mencoba mengolah atau mempelajari
kalimat-kalimat sehingga untuk digunakan komunikasi terhadap lawan mitra
bicarannya. Dalam
arti studi menge-nai
penggunaan menurut saya kalimat ini bisa mewakili dari sebuah bentuk-bentuk
struktur atau pola perubahan kalimat sehingga hal tersebut dapat digu-nakan untuk ber-sosial atau berinteraksi. Dalam
hal perolehan bahasa setiap orang dari kecil baru lahir mungkin bisa menangkap
bahasa – bahasa dari
ibunya.
Tetapi
teori yang dikemukakan
oleh Levelt
(Marat,1983:
1) saya pikir belum
dapat mewakili pengertian dari psikolinguistik karena apa dalam pengertiannya cuma dijelaskan studi penggunaan
dan perolehan bahasa belum menerangkan dampak perilaku kebahasaannya terhadap
lawan mitra tuturnya. Pada hakikatnya psiko-linguistik ialah proses
memproduksi dan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh manusia.
3. Dilihat apa yang dikatakan oleh
Bach, ia lebih cenderung ke arah pem-bentukan atau pembangunan sebuah kalimat bahasa. Bahwa
pembentukan bahasa bisa dilakukan dari permulaan atau pengenalan bahasa
misalkan dari bahasa ibu ketika masih bayi. Lalu seiring perkembangan bayi, berkembang dan bertambah pula
kosakatanya karena pengalaman si bayi. Lalu juga bisa membangun kalimat yang
lebih kompleks seiring perkembangannya menuju kedewasaan. Meski tidak ditulis
proses secara psikologis, tetapi kalimat membentuk/membangun kalimat bahasa
sudah tentu bisa diartikan sebagai suatu proses perkembangan secara psikologi.
Tetapi terkadang agak rancu jika pembaca mengartikan memben-tuk/membangun kalimat itu sebagai
proses sosial. Karena perkembangan berba-hasa juga sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial.
4. Dilihat dari apa yang dikatakan
oleh Slobin, ia mengemukakan inti dari pengertian di atas adalah bahwa
psikolinguistik memang lebih condong kepada proses-proses psikologis seseorang
yang sedang berkomunikasi. Atau dengan kata lain, proses-proses berkomunikasi
dilihat dari sisi psikologis orang tersebut. Sisi psikologis yang dimaksud oleh
Slobin juga telah mencakup waktu dan bagaimana suatu bahasa itu diucapkan. Ini
menjelaskan bahwasanya waktu juga memengaru-hi cara berkomunikasi seseorang.
Tentang bagaimana, ini menjelaskan bahwa pro-ses-proses yang dilakukan dalam
berkomunikasi adalah dari anak kecil menuju dewasa. Lalu bagaimana kemampuan
berbahasa seseorang bisa meningkat untuk satu jenis bahasa dan/atau bisa
bertambah lebih dari satu bahasa. Secara umum, Slobin telah berhasil membuat
definisi yang lumayan bisa diterima untuk istilah psikolinguistik karena telah
menjelaskan dengan jelas tujuan dari gabungan dua macam ilmu yang berbeda
tersebut.
5. Tampak dalam
pernyataan Ni Kadek Widiasih ialah proses di mana seseorang memperoleh bahasa dari masa bayi dan penggunaan bahasa
dengan pengkajian terhadap kuantitas bahasa yang dikaji tersebut.
Dengan
mempertimbangkan dari berbagai pernyataan
hal tersebut dapat saya tarik kesimpulan bahwa psikolinguistik yaitu proses
perolehan dan penggunaan bahasa dari lahir hingga dewasa. Baik diperoleh dalam informal maupun formal yang mana
terdapat struktur bahasa sehingga dapat memberikan dampak perilaku kebahasaanya
atau pengaruh jiwa manusia dalam
bertutur.
Subdisiplin psikolinguistik tampak seperti pada
skema berikut ini.
Psikolinguistik
•
Psikolinguistik
Teoretis
•
Psikolinguistik Perkembangan
•
Psikolinguistik
Pendidikan
•
Psikolinguistik
Sosial
•
Neuropsikolinguistik
•
Psikolinguistik
Eksperimental
•
Psikolinguistik
Terapan
1. Psikolinguistik Teoretis (Theorethycal Psycholinguistic)
Psikolinguistik teoretis
mengkaji tentang hal‑hal yang berkaitan dengan teori bahasa, misalnya tentang
hakikat bahasa, ciri bahasa manusia, teori kompetensi dan performansi (Chomsky)
atau teori langue dan parole (Saussure), dan sebagainya.
2. Psikolinguistik Perkembangan (Development Psycholinguistic)
Psikolinguistik
perkembangan berbicara tentang pemerolehan bahasa, misalnya berbicara tentang
teori pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama maupun bahasa kedua,
peranti pemerolehan bahasa (language acquisition device), periode kritis
pemerolehan bahasa, dan sebagainya.
3. Psikolinguistik Sosial (Social Psycholinguistic)
Psikolinguistik
sosial sering juga disebut sebagai psikososiolinguistik berbicara tentang aspek‑aspek
sosial bahasa, misalnya, sikap bahasa, akulturasi budaya, kejut budaya, jarak
sosial, periode kritis budaya, pajanan bahasa, pendidikan, lama pendidikan, dan
sebagainya.
4. Psikolinguistik Pendidikan (Educational Psycholinguistic)
Psikolinguistik
pendidikan berbicara tentang aspek‑aspek pendidikan secara umum di sekolah,
terutama mengenai peranan bahasa dalam pengajaran bahasa pada umumnya,
khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan berkomu-nikasi, kemampuan
berpidato, dan pengetahuan mengenai peningkatan berbahasa dalam memperbaiki
proses penyampaian buah pikiran.
5.Neuropsikolinguistik (Neuropsycholinguistics)
Neuropsikolinguistik
berbicara tentang hubungan bahasa dengan otak manusia. Misalnya, otak sebelah
manakah yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa? Saraf‑saraf apa yang rusak
apabila seserorang terkena afasia broca dan saraf manakah yang rusak
apabila terkena afasia wernicke? Apakah bahasa itu memang
dilateralisasikan? Kapan terjadi lateralisasi? Apakah periode kritis itu memang
berkaitan dengan kelenturan saraf‑saraf otak?
6.Psikolinguistik Eksperimental (Experimental Psycholinguistic)
Psikolinguistik
eksperimental berbicara tentang eksperimen‑eksperimen dalam semua bidang yang
melibatkan bahasa dan perilaku berbahasa.
7. Psikolinguistik Terapan (Applied Psycholinguistic)
Psikolinguistik terapan berbicara tentang penerapan temuan‑temuan keenam
sub-disiplin psikolinguistik di atas ke dalam bidang‑bidang tertentu, seperti
psikologi, linguistik, berbicara dan menyimak, pendidikan, pengajaran dan
pembelajaran bahasa, pengajaran membaca, neurologi, psikiatri, komunikasi,
kesusastraan, dan lain‑lain.
Sumber : Dasar-dasar Psikolinguistik oleh Kholid A. Harras dan Andika Dutha
Bachari (Universitas Pendidikan Indonesia Press)
Referensi
Abdul Chaer. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Samsunuwiyati Marat.
1983. Psikolinguistik. Bandung: Fakultas Psikologi Uni-versitas Padjadjaran.
Soenjono
Dardjowidjojo. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia..
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa
0 comments:
Post a Comment