Desain Gila di Bulan
Juni
Selamat datang di blogku lagi guys, gimana kabarnya ? Masih seterong buat menahan pandangan kepada lawan jenis
kan ? (khusus yang puasa) Haha. Pokokmen kowe kudu kuat, kudu
sabar, nganti adzan. Halah, kakehan
pembukaan. Yuk mari menuju ke gerbang kehidupanku. Kehidupan yang teramat
sangat mengerikan banget(ah lebay).
Nanti akan membahas tentang kegiatan seni grafis. Lebih tepatnya adalah
mendesain suatu buletin dan buku. Mangga
pinarak rumiyen.
Bulan
Juni. Entah kenapa, siapa yang tahu, bulan-bulan yang biasanya aku sering
mendapatkan waktu untuk menulis, kali ini lumayan berbeda. Sejujurnya aku
asik-asik aja kalau disuruh(atau
inisiatif sendiri) dalam mendesain. Entah itu poster, pamflet, dll. Dan
inilah masalah besarnya. Waktu yang diberikan padaku untuk menyelesaikan desain
sangatlah singkat(atau bahkan
membuat waktu tidur dan bermainku hilang entah digerogoti oleh siapa).
Lalu, ada dua proyek yang ‘diserahkan’ padaku di bulan Juni yang indah ini. Pertama adalah mendesain
majalah singkat atau biasa disebut buletin. Yuk, mari menuju ke bilik yang
pertama.
Ini adalah proyek pertama mendesain
yang lumayan tidak terdefinisikan bagaimana rasanya. Entahlah, karena jujur aku
juga suka proyek yang satu ini karena aku juga sebagai “Pemimpin Redaksi”. Tetapi yang aneh di sini adalah, seorang yang berpangkat
tinggi(upps, maaf, harusnya ada sensor, haha)
merangkap beberapa bagian dalam pembuatan buletin. Memang benar, aku juga
memasukkan cerpenku beserta ilustrasinya, ia ilustrasi. Lalu sebagai editor
pula. Praktis dalam susunan ‘aktor dibalik layar’ buletin, namaku muncul entah
berapa kali aku malah lupa. Sebagai pimred, layouter
dan ilustrasi. Wah, ternyata muncul sebanyak tiga kali. Kurasa ini terlalu
‘aneh’ untuk dipandang. Meski demikian,
dikarenakan personil awalnya yang hanya lima orang, ia lima, just five. Apa boleh buat. Dan masalah
utamanya bukan itu. Melainkan ada di paragraf setelah ini. (wah, maaf ya guys, tadi itu aku cuma ingin curhat
sedikit saja, tidak banyak kok, gakpapa kan ?)
Mendesain buletin. Mulai dari cover dan konten-konten buletin seperti Salam Redaksi, Profil, Jendela Sastra, dan terakhir Sastrasiana.(maaf semuanya, ini sedikit mencontoh dari rubrik yang ada di koran Kompas itu lo. Keren kan ?) Mendesain cover, bagiku membutuhkan waktu yang paling lama daripada yang lain. Dikarenakan banyak pertimbangan. Menarik pembaca, sederhana, keren, jelas, mengena dengan tema, berfilosofis kalau bisa, lain dari yang lain , dan lain-lain. Di dalam kebuntuan ini, muncullah ‘
Welcome again, guys. Ini adalah kelanjutan terakhir dari mendesain
buletin. Intinya pada halaman setelah cover
itu hanya menata letak tulisan agar bisa penuh di kertas A3 dibagi 2 alias
A4. Jadi aku variasi letak kolomnya. Aku rapatkan yang satu, aku renggangkan
yang lain. Terkadang aku tambahi kutipan dengan font yang besar. Dan satu hal lagi yang keliru di sini adalah
ketika tata letak puisi. Dikarenakan kekurangpahamanku tentang line spacing pada corel, membuat rubrik puisi tata layout-nya kacau.
Bagian profil juga kacau
karena kesalahan sedikit tentang drop
caps. Selebihnya sudah lumayan. Dan satu pelajaran penting di buletin ini
adalah penggunaan font yang hanya 8
sangatlah buruk. Lain kali kutingkatkan ukurannya deh, kalian tenang
saja guys. Baiklah, dengan begini bagian pertama telah selesai. Berlanjut ke
proyek absurd part 2.
Cedhak kebo gupak
?cedkKe[bogupk\?
“Dekat dengan orang perbuatannya
tidak baik, pasti ikut berbuat tidak baik”
Jangan dekat
dengan orang yang berbuat tidak baik karena bisa terkena imbasnya.
Per anak mendapat bagian yang sama.
Ada sebanyak 33 anak yang mengikuti kuliah ini. Dan kulihat hanya sebagian
kecil saja yang mengirimkan tugasnya itu kepada si editor. Yang seharusnya
semuanya, ia semuanya. Bukan hanya kamu saja, ia kamu, haha. Dikarenakan deadline yang singkat, apa boleh buat,
aku kerjakan hampir semuanya. Ini adalah proses paling membosankan yang aku
jalani. Berada di perpus pusat di ruang komputernya yang gratis dan cepat, aku duduk terpaku tetapi tidak berada
disampingmu. Wah, nasibku. TRAGIS.
Setelah selesai, aku segera mendesain cover.
Kucoba mencari mutiara dengan format cdr(format untuk corel). Setelah ketemu, karena
terinspirasi dari desain cover buku
antologi cerpen Lpm
Kentingan yang menggunakan titik(.) dan koma(,) mirip bunga dandylion
kombinasi dengan bunga matahari, kubuat halaman depan buku tugas akhir ini.
Lalu jadilah cover yang bagiku sangat
keren. Lalu bagian belakang pula.
Hanya kuberi dua floral. Seperti ini.
Setelah halaman awal dan akhir dunia telah selesai, ini adalah
pekerjaan selanjutnya yang memakan waktu lama dan super membosankan.
Menata sebanyak 17 halaman dibagi 2. Total 34 halaman yang aku tata. Mulai dari
penempatan tulisan, agar terlihat serasi. Di samping itu, aku juga melakukan editing atau pembenaran jika ada tulisan
yang salah. Ini adalah tahap yang memerlukan kejelian dan harus dilakukan
berulang-ulang. Dan masalahnya adalah, sebanyak aku melakukukan editing, selalu saja ada kesalahan yang
terlihat. Mungkin aku orang yang kurang teliti. Entah berapa banyak aku melihat
ulang tulisan-tulisan itu, lalu karena juga mempertimbangkan batas akhir
pengumpulan, kuputuskan untuk segera menyelesaikan kegilaan ini.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan
nomor halaman. Ini adalah bagian yang lumayan harus memakai otak. Karena aku harus membuat nomor absen 1 dan seterusnya
tidak terpencar. Intinya urutan absen dengan halaman harus benar. Lalu kubuat
simulasi kecil dengan menggunakan kertas. Kubuat replika bukunya. Dan menomori
halamannya. Setelahnya, aku tinggal memindahkan anak yang absennya 33 dengan di
sampingnya adalah salam pembuka, absen 32 dengan absen 1, absen 2 dengan absen
31, dan seterusnya. Selesai dengan halaman, kucoba melihat-lihat lagi alias mengedit
jika masih ada yang luput
dari penglihatanku. Sambil memasukkan revisi dari anak yang meng-upload tugasnya di grup. Terkadang aku
juga sering melihat-lihat cover-nya.
Ada sedikit yang aneh, lalu kuperbaiki. Dan berakhirlah membuat buku ini.
Akhir kata, aku hanya akan
menyarankan kepada siapa saja yang membaca ini. Jika kalian tidak menjadi tukang edit, kalian harus tahu berapa
waktu yang dibutuhkan oleh tukang layout untuk melakukan tugasnya. Jadi,
data harus segera masuk, dan bukannya terlambat atau tidak peduli sama sekali(maaf
sepertinya aku terlalu lancang). Tetapi memang benar, tugas layouter hanyalah mendesain saja. Bukan
menulis hampir semuanya. Kalian harus tahu hal itu. Dan satu lagi. Bagaimana
jika aku tidak mengaku jika aku bisa mendesain, bagaimana jadinya ya ? Aku
takkan menjawab. Kalian sendirilah yang harus memikirkannya.
Sebelum kuakhiri semua ini, aku akan mengatakan
satu hal lagi. Lain kali jika butuh bantuanku atau teman lain yang bisa me-layout, kalian harus mengatur jadwal
sedemikian rupa agar yang diberi tugas tidak tertekan. Contohlah ketika melihat
pembuatan majalah dan buletin oleh suatu lembaga. Seperti halnya pers. Mereka
punya jadwal penulisan, pengeditan, lalu tahap layouting, dan terakhir produksi. Pokoke kowe kudu ngreti, ora oleh omong ora mudheng, kudu berperasaan,
hahaha. Dan kuucapkan terima kasih karena mau membaca sampai kata ‘ini’. Kalian memang mengerti aku, aku
jadi tersipu, jadi terharu, jadi terkesan. Kalian baik sekali padaku ternyata.
Lalu, selamat menjalani hari-hari liburan. Tetapi juga liburan(bagi yang puasa) menonton wajah setan. [#####]