Monday 30 June 2014

Desain Gila di Bulan Juni



Desain Gila di Bulan Juni

            Selamat datang di blogku lagi guys, gimana kabarnya ? Masih seterong buat menahan pandangan kepada lawan jenis kan ? (khusus yang puasa) Haha. Pokokmen kowe kudu kuat, kudu sabar, nganti adzan. Halah, kakehan pembukaan. Yuk mari menuju ke gerbang kehidupanku. Kehidupan yang teramat sangat mengerikan banget(ah lebay). Nanti akan membahas tentang kegiatan seni grafis. Lebih tepatnya adalah mendesain suatu buletin dan buku. Mangga pinarak rumiyen.

            Bulan Juni. Entah kenapa, siapa yang tahu, bulan-bulan yang biasanya aku sering mendapatkan waktu untuk menulis, kali ini lumayan berbeda. Sejujurnya aku asik-asik aja kalau disuruh(atau inisiatif sendiri) dalam mendesain. Entah itu poster, pamflet, dll. Dan inilah masalah besarnya. Waktu yang diberikan padaku untuk menyelesaikan desain sangatlah singkat(atau bahkan membuat waktu tidur dan bermainku hilang entah digerogoti oleh siapa). Lalu, ada dua proyek yang ‘diserahkan’ padaku di bulan Juni yang indah ini. Pertama adalah mendesain majalah singkat atau biasa disebut buletin. Yuk, mari menuju ke bilik yang pertama.

            Ini adalah proyek pertama mendesain yang lumayan tidak terdefinisikan bagaimana rasanya. Entahlah, karena jujur aku juga suka proyek yang satu ini karena aku juga sebagai “Pemimpin Redaksi”. Tetapi yang aneh di sini adalah, seorang yang berpangkat tinggi(upps, maaf, harusnya ada sensor, haha) merangkap beberapa bagian dalam pembuatan buletin. Memang benar, aku juga memasukkan cerpenku beserta ilustrasinya, ia ilustrasi. Lalu sebagai editor pula. Praktis dalam susunan ‘aktor dibalik layar’ buletin, namaku muncul entah berapa kali aku malah lupa. Sebagai pimred, layouter dan ilustrasi. Wah, ternyata muncul sebanyak tiga kali. Kurasa ini terlalu ‘aneh’ untuk dipandang. Meski demikian, dikarenakan personil awalnya yang hanya lima orang, ia lima, just five. Apa boleh buat. Dan masalah utamanya bukan itu. Melainkan ada di paragraf setelah ini. (wah, maaf ya guys, tadi itu aku cuma ingin curhat sedikit saja, tidak banyak kok, gakpapa kan ?)

            Mendesain buletin. Mulai dari cover dan konten-konten buletin seperti Salam Redaksi, Profil, Jendela Sastra, dan terakhir Sastrasiana.(maaf semuanya, ini sedikit mencontoh dari rubrik yang ada di koran Kompas itu lo. Keren kan ?) Mendesain cover, bagiku membutuhkan waktu yang paling lama daripada yang lain. Dikarenakan banyak pertimbangan. Menarik pembaca, sederhana, keren, jelas, mengena dengan tema, berfilosofis kalau bisa, lain dari yang lain , dan lain-lain. Di dalam kebuntuan ini, muncullah ‘pahlawan tanpa tanda’ yang memberiku ide bagus untuk cover. Ia katakan padaku untuk menjadikan cover pada naskah Jawa zaman dulu untuk dijadikan halaman pembuka. Wah, ini ide keren. Lalu tulisan aksara Jawanya dibuat blur. Dikarenakan tema dari buletin ini adalah “Ada apa dengan sastra ?” sangat kontras sekali. Lalu, dengan sedikit perombakan edit sana sini, jadilah ‘anak yang pertama’. Berlanjut ke bagian yang lain. Ini akan dijelaskan secara singkat pada paragraf berikutnya, ia berikutnya, see you.

            Welcome again, guys. Ini adalah kelanjutan terakhir dari mendesain buletin. Intinya pada halaman setelah cover itu hanya menata letak tulisan agar bisa penuh di kertas A3 dibagi 2 alias A4. Jadi aku variasi letak kolomnya. Aku rapatkan yang satu, aku renggangkan yang lain. Terkadang aku tambahi kutipan dengan font yang besar. Dan satu hal lagi yang keliru di sini adalah ketika tata letak puisi. Dikarenakan kekurangpahamanku tentang line spacing pada corel, membuat rubrik puisi tata layout-nya kacau. Bagian profil juga kacau karena kesalahan sedikit tentang drop caps. Selebihnya sudah lumayan. Dan satu pelajaran penting di buletin ini adalah penggunaan font yang hanya 8 sangatlah buruk. Lain kali kutingkatkan ukurannya deh, kalian tenang saja guys. Baiklah, dengan begini bagian pertama telah selesai. Berlanjut ke proyek absurd part 2.

            Selamat datang di curhat proyek yang kedua, para pembaca yang beriman, ia beriman, semoga imannya kuat ketika diterpa badai godaan lawan jenis ya, haha. Ah sudahlah, ini adalah mendesain yang bagiku cukup ‘gilaaaaaa’. Maaf sebelumnya. Bukannya aku tidak ikhlas. Melainkan ini bagiku tidak sekadar me-layout saja. Benar, selain mendesain, aku juga merangkap sebagai penulis(lebih dari 50% isi buku kalau gx salah) dan lagi-lagi editor. Jadi ceritanya bermula ketika para equalist sedang menyerang Repulic City(haha, ini bukan cerita Avatar Korra). Ini adalah cerita komputer Jawa. Ketika tugas akhir berjudul “Kata Mutiara Bahasa Jawa” yang waktunya panjang namun tidak segera dikerjakan. Sebenarnya hanya sedikit. Seperti contoh di bawah ini.

Cedhak kebo gupak
?cedkKe[bogupk\?
“Dekat dengan orang perbuatannya tidak baik, pasti ikut berbuat tidak baik”
Jangan dekat dengan orang yang berbuat tidak baik karena bisa terkena imbasnya.

            Per anak mendapat bagian yang sama. Ada sebanyak 33 anak yang mengikuti kuliah ini. Dan kulihat hanya sebagian kecil saja yang mengirimkan tugasnya itu kepada si editor. Yang seharusnya semuanya, ia semuanya. Bukan hanya kamu saja, ia kamu, haha. Dikarenakan deadline yang singkat, apa boleh buat, aku kerjakan hampir semuanya. Ini adalah proses paling membosankan yang aku jalani. Berada di perpus pusat di ruang komputernya yang gratis dan cepat, aku duduk terpaku tetapi tidak berada disampingmu. Wah, nasibku. TRAGIS. Setelah selesai, aku segera mendesain cover. Kucoba mencari mutiara dengan format cdr(format untuk corel). Setelah ketemu, karena terinspirasi dari desain cover buku antologi cerpen Lpm Kentingan yang menggunakan titik(.) dan koma(,) mirip bunga dandylion kombinasi dengan bunga matahari, kubuat halaman depan buku tugas akhir ini. Lalu jadilah cover yang bagiku sangat keren. Lalu bagian belakang pula. Hanya kuberi dua floral. Seperti ini.

            Setelah halaman awal dan akhir dunia telah selesai, ini adalah pekerjaan selanjutnya yang memakan waktu lama dan super membosankan. Menata sebanyak 17 halaman dibagi 2. Total 34 halaman yang aku tata. Mulai dari penempatan tulisan, agar terlihat serasi. Di samping itu, aku juga melakukan editing atau pembenaran jika ada tulisan yang salah. Ini adalah tahap yang memerlukan kejelian dan harus dilakukan berulang-ulang. Dan masalahnya adalah, sebanyak aku melakukukan editing, selalu saja ada kesalahan yang terlihat. Mungkin aku orang yang kurang teliti. Entah berapa banyak aku melihat ulang tulisan-tulisan itu, lalu karena juga mempertimbangkan batas akhir pengumpulan, kuputuskan untuk segera menyelesaikan kegilaan ini.

            Tahap selanjutnya adalah pembuatan nomor halaman. Ini adalah bagian yang lumayan harus memakai otak. Karena aku harus membuat nomor absen 1 dan seterusnya tidak terpencar. Intinya urutan absen dengan halaman harus benar. Lalu kubuat simulasi kecil dengan menggunakan kertas. Kubuat replika bukunya. Dan menomori halamannya. Setelahnya, aku tinggal memindahkan anak yang absennya 33 dengan di sampingnya adalah salam pembuka, absen 32 dengan absen 1, absen 2 dengan absen 31, dan seterusnya. Selesai dengan halaman, kucoba melihat-lihat lagi alias mengedit jika masih ada yang luput dari penglihatanku. Sambil memasukkan revisi dari anak yang meng-upload tugasnya di grup. Terkadang aku juga sering melihat-lihat cover-nya. Ada sedikit yang aneh, lalu kuperbaiki. Dan berakhirlah membuat buku ini.

            Akhir kata, aku hanya akan menyarankan kepada siapa saja yang membaca ini. Jika kalian tidak menjadi tukang edit, kalian harus tahu berapa waktu yang dibutuhkan oleh tukang layout untuk melakukan tugasnya. Jadi, data harus segera masuk, dan bukannya terlambat atau tidak peduli sama sekali(maaf sepertinya aku terlalu lancang). Tetapi memang benar, tugas layouter hanyalah mendesain saja. Bukan menulis hampir semuanya. Kalian harus tahu hal itu. Dan satu lagi. Bagaimana jika aku tidak mengaku jika aku bisa mendesain, bagaimana jadinya ya ? Aku takkan menjawab. Kalian sendirilah yang harus memikirkannya.

            Sebelum kuakhiri semua ini, aku akan mengatakan satu hal lagi. Lain kali jika butuh bantuanku atau teman lain yang bisa me-layout, kalian harus mengatur jadwal sedemikian rupa agar yang diberi tugas tidak tertekan. Contohlah ketika melihat pembuatan majalah dan buletin oleh suatu lembaga. Seperti halnya pers. Mereka punya jadwal penulisan, pengeditan, lalu tahap layouting, dan terakhir produksi. Pokoke kowe kudu ngreti, ora oleh omong ora mudheng, kudu berperasaan, hahaha. Dan kuucapkan terima kasih karena mau membaca sampai kata ‘ini’. Kalian memang mengerti aku, aku jadi tersipu, jadi terharu, jadi terkesan. Kalian baik sekali padaku ternyata. Lalu, selamat menjalani hari-hari liburan. Tetapi juga liburan(bagi yang puasa) menonton wajah setan. [#####]

0 comments:

Post a Comment