Potret Alam

Kabut yang menyerang hutan.

Potret Alam

Penyerangan masih berlanjut.

Potret Alam

Pohon-pohon juga terserang.

Potret Alam

Jalan menjadi berselimut kabut.

Potret Alam

Hutan kian berkabut tebal.

Monday, 25 November 2013

Sisi Lain dibalik Pentas Recycle Bin, Durasi Singkat Tapi Penuh Makna

Sisi Lain dibalik Pentas Recycle Bin, Durasi Singkat Tapi Penuh Makna

Foto oleh: Tim Dokumentasi Teater ID psikologi UNS

Sebuah pemandangan yang sudah biasa kita jumpai di sekitar, yaitu sampah-sampah menjadi objek tema pementasan kali ini. Boneka yang hidup juga menghiasi panggung. Sebagai perwujudan hidup dan suara-suara dari sampah.

Kumpulan sampah yang kelihatan tidak berguna mewarnai pementasan ini. Teater ID atau bisa dikatakan teaternya psikologi mengadakan pentas untuk perdananya di gedung kesenian kampus psikologi, Mesen, Surakarta pada tanggal 20 November 2013. Pentas kali ini mengangkat tema tentang lingkungan hidup yaitu dengan judul Recycle Bin. Waktu pementasan dimulai pukul 19.30 WIB. Durasi pementasan sebenarnya tidak terlalu lama yaitu hanya sekitar setengah jam. Memang untuk sebuah teater, waktu setengah jam dirasa sangatlah singkat. Dan ketika pentas sudah selesai banyak penonton yang bertanya tentang pementasan teater yang disutradarai oleh Hafid Risman seorang mahasiswa sastra Indonesia angkatan tahun 2004 ini. Pertanyaan pertama yang muncul waktu itu adalah mengapa mengambil cerita dengan judul Recycle Bin ? Sang sutradara pun mengatakan bahwa tujuan dari pentas ini adalah untuk menunjukkan bahwa benda seperti sampah yang telihat tidak berguna, tidak diperhatikan, dan juga tidak berharga itu masih bisa di-recycle atau didaur ulang agar menjadi barang yang berguna dan berharga.

Makna yang terkandung disini adalah bahwa biarpun sudah remuk tertindas, kita harus mempunyai keinginan untuk bangkit, berusaha menjadi yang lebih baik, dan juga tidak mudah menyerah. Lalu ada juga komentar dari salah satu penonton yaitu tentang durasi yang sangat singkat. Sang sutradara pun menjawab bahwa ini adalah pentas perdana dari teater yang dikomandoinya. Sebelumnya teater ID ini sudah pernah mengisi acara antara lain di acara prodi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan acara prodi KWU UNS. Dan untuk sebuah teater yang pemainnya masih sedikit, seperti inilah yang bisa dilakukan oleh teater yang sempat vakum beberapa tahun ini. Yaitu mengadakan pentas perdana meski hanya dengan durasi singkat. Juga karena sebagai awalan dari sebuah teater untuk lebih mengembangkan lagi keorganisasiannya.

Tentang Proses dan Makna dibalik Pentas
Persiapan yang sekitar dua bulan. Dengan jumlah pemain yaitu tujuh orang. Dan juga masih belum mempunyai semua perlengkapan. Kiranya seperti itulah keadaan sebelum pementasan perdana teater ID. Dengan latihan yang dilakukan rutin dan mulai intensif sekitar enam hari sebelum pementasan telah dilalui oleh para pemeran. Latihan intensif ini dilakukan setiap hari dan juga terkendala dengan penyesuaian jadwal kegiatan tiap pemain. Menjelang beberapa hari latihan bahkan dilalukan sehari penuh sambil menginap di kampus. Sungguh perjuangan yang patut untuk dibanggakan dalam sebuah latihan teater.

biarpun sudah remuk tertindas, kita harus mempunyai keinginan untuk bangkit, berusaha menjadi yang lebih baik, dan juga tidak mudah menyerah

Sebelumnya sang sutradara memberikan naskah, lalu pemahaman naskah. Setelah itu pemantapan vokal agar suara bisa maksimal. Dan yang menarik disini adalah tentang penokohan dalam pementasan. Karakter dalam naskah disamakan dengan karakter pemerannya. Jadi diharapkan bisa sangat maksimal karena telah sesuai dengan wataknya masing-masing. Setelah itu dalam hal perlengkapan antara lain tokoh boneka daur ulang dibuat oleh beberapa pemain dibantu oleh kakak tingkat mereka. Untuk backdrop, beberapa wardrobe, dan lighting meminjam dari UKM teater lain. Dan pada akhirnya tibalah momen pentas perdana teater ID ini. Dari pemasangan backdrop dilakukan langsung oleh sang sutradara. Lalu untuk urusan tata busana bagian kaum perempuan. Dan untuk lighting ditangani langsung juga oleh sang sutradara. Sungguh perjuangan yang sangat hebat yang telah dilakukan oleh seorang sutradara teater. Di waktu pentas, dengan lampu yang menyoroti pemain, musik yang dipadukan dengan adegan, dan gerakan dari pemain layaknya robot yang seakan-akan perwujudan dari sampah yang bisa berbicara kemudian menghiasi pentas itu.


Dari segala persiapan yang telah dilalui sejak awal sampai berakhirnya pementasan seharusnya bisa dipetik pelajaran yang penting. Antara lain kita harus mengapresiasi penampilan dari teater yang mengadakan pementasan. Juga menghargai perjuangan mereka semua sebelum tampil, bahwa dibalik durasi tampil singkat terdapat pula susah payah perjuangan dan latihan yang tidak singkat pula yaitu selama dua bulan. Terakhir kita juga sebagai penonton jangan hanya melihat keindahan pentas tetapi juga menonton makna yang ingin disampaikan oleh para pemain di dalam pementasan. Bahwa sampah-sampah bukanlah benda tidak berharga, tetapi dengan semangat yang hebat maka bisa mengubah sampah menjadi barang yang berguna juga bermanfaat. Tidak lupa pula harapan dari sang sutradara yaitu semoga teater yang ditanganinya ini bisa jaya seperti halnya teater-teater yang lain dan juga dikenal oleh kalangan mahasiswa UNS. (Henri Firmansah)

Sunday, 24 November 2013

Sebuah Cerita Pertama Bertemu Denganmu

Sebuah Cerita Pertama Bertemu Denganmu


Cerita ini sebenarnya berawal ketika setahun yang lalu. Di kala itu kamu belum muncul meskipun aku dan sahabat-sahabatku mencarimu. Dan pada tahun ini, kamu pun muncul tepat di depan mata. Seketika itu, aku dan sahabat-sahabatku langsung mendatangimu. Sebelum cerita ini berlanjut, biarkan aku memperkenalkan siapa tokoh “kamu” dalam cerita ini.

Adalah sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) badminton. Olahraga ini adalah salah satu olahraga favoritku dan sahabat-sahabatku. Sudah berlalu setahun tanpa arti ketika UKM badminton belum terlihat oleh sebagian besar mata mahasiswa. Pada EXPO UNS tahun ini, UKM badminton pun muncul sebagai UKM yang bisa dikatakan ‘hidup kembali’ setelah beberapa waktu vakum dari kegiatannya. Waktu itu, aku dan salah satu sahabatku mendatangi stand UKM badminton. Sambil bertanya tentang sejarah UKM ini, aku dan sahabatku juga bertanya tentang latihan rutinnya. Menurut salah satu pengurus UKM badminton, latihan biasa dilakukan pada hari jumat malam. Karena sulitnya mendapatkan waktu lain selain hari itu. Di waktu latihan, tidak ada pengelompokan menurut kepiawaian dalam bermain, jadi semua bisa saling bermain satu sama lain.

Biasanya dulu yang ikut latihan sedikit sekali. Memang sangat sulit untuk terus konsisten. Jadi, latihan sementara hanya dilakukan satu kali dalam seminggu. “Kita tidak membutuhkan orang yang mahir bermain badminton, tetapi kita itu butuh orang-orang yang konsisten dalam latihan badminton”, kata salah satu personil UKM badminton itu. Setelah bertanya lumayan banyak tentang UKM itu, aku dan sahabatku pun segera mengisi formulir pendaftaran. Dan ternyata ada satu fakta tentang UKM badminton yaitu belum memiliki sekretariat untuk berkumpul layaknya UKM-UKM lainnya. Jadi ketika pendaftaran itu semua anggota baru pun dipungut biaya administrasi sebesar Rp10.000,00. Ketika itu, aku dan sahabatku lupa membawa uang sepeser pun. Jadinya membayarnya di waktu latihan saja. Setelah mendapatkan kabar bagus itu, aku dan sahabatku langsung memberitahukan tentang hal ini kepada sahabatku yang lain. Dan ada yang berminat ikut UKM badminton.

Hari-hari terkadang terasa lama sekali ketika menunggu latihan perdana badminton. Singkat cerita, hari yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba. Yaitu aku dan sahabatku mendapatkan jarkom latihan perdana badminton yaitu pada tanggal 6 September 2013 pukul 19.00 s.d. 22.00. Aku dan semua sahabatku tidak sabar untuk segera berlatih. Dan akhirnya cerita yang sebenarnya pada sebuah tulisan ini akan segera dimulai.

Pada hari itu, aku memang terkesan terlambat. Timing yang salah yaitu jam tujuh sore baru berangkat ke rumah kontrakan sahabatku dan ternyata semua sahabatku yang akan ikut badminton belum bersiap-siap untuk berangkat tepat waktu. Akhirnya aku pun harus menunggu dengan sabar sebelum benar-benar bisa berlatih badminton. Sekitar jam setengah delapan akhirnya kami pun berangkat menuju GOR tempat digelarnya latihan badminton. Sesampainya disana, kami semua terkejut, terkesan, terkesima, tersanjung, terpukau, terpana, terherankan, dan ter-ter apalah itu yang tidak mampu diungkapkan dengan setiap kata. Banyak sekali yang telah datang di GOR itu. Dengan langkah agak malu karena belum pernah masuk GOR, kami pun akhirnya melihat banyak sekali orang-orang yang bisa dikatakan asing sedang bermain badminton.

Disana ada tiga lapangan dan jelas saja. semuanya penuh dipakai oleh beberapa orang. Bahkan banyak yang berlatih tanpa lapangan. Selain itu ada beberapa orang yang terlihat hanya duduk-duduk saja entah itu di tribun atau di lapangan. Dan ada sesuatu yang membuatku mengubah sedikit semangatku ketika baru berada didalam GOR itu. Sebuah kejadian tidak terduga terjadi pada bagian fisikku. Secara singkat bisa disebut sebagai sakit perut. Dan ada satu hal lagi yang membuatku semakin mengurangi semangatku, yaitu semua yang berlatih disitu memakai sepatu. Padahal saat itu aku hanya memakai sandal. Karena kebiasaan sejak dahulu yaitu ketika bermain badminton selalu tanpa memakai sepatu. Setelah itu, aku dan sahabatku yang kebetulan waktu itu ada dua, tidak tahu akan berbuat apa, jadinya naik ke tribun saja. Kami bertiga hanya melihat-lihat dari tribun. Tiga lapangan yang ada telah digunakan semua. Beberapa pemain putra terlihat hebat ketika bermain. Satu lapangan dipakai oleh beberapa pemain putri.

Karena hanya melihat, kami bertiga pun mulai berpikiran negatif tentang ini. Pemain putri yang semuanya bermain dengan putra adalah yang tidak jomblo. Tetapi untuk yang putra bermain dengan putra adalah jomblo. Demikian kata-kata dari salah satu sahabatku. Ataukah hanya sebuah modus belaka. Kami bertiga semakin berpikiran negatif karena tidak segera mau turun untuk mencoba bermain badminton. Aku pun berasumsi bahwa mengapa langsung latihan tanpa ada acara perkenalan dulu. Seperti tidak ada koordinasi secara penuh. Lalu aku juga mulai berpikir bahwa sebaiknya berita buruk ini harus ditulis di sebuah halaman media cetak. Kedua sahabatku lalu sangat setuju tentang hal ini. Walau bagaimanapun, bagiku ini sebenarnya tidak boleh terjadi. Ataukah ini hanya full of opening saja. Seperti kejadian pada setahun yang lalu di sebuah perekrutan pertama berbagai organisasi yang sudah aku ikuti. Yaitu ketika awal memang sangat banyak yang ikut, tetapi setelah berlangsung beberapa bulan terjadi penurunan jumlah anggota. Inilah sepertinya kekurangan dalam pembinaan sumber daya manusia. Yaitu belum bisa membuat anggotanya konsisten.


Dan ada kejadian unik yang sangat lucu. Ada seorang yang sepertinya adalah senior meneriakkan untuk memasukkan helm ke dalam GOR. Kami bertiga yang berpikiran negatif pun menganggap itu adalah sebuah lelucon konyol. Kami tidak membawa helm. Dan lantas, apa hubungan antara badminton dengan helm ? Sebuah hal yang jelas sangat konyol jika dipikir. Detik demi detik kian berlalu. Perutku semakin terasa sakit saja. Aku tidak akan bermain badminton untuk kali ini. Kami bertiga berunding sebentar. Memang hari pertama kita sepertinya belum bisa main, tetapi kita harus mencoba setidaknya tujuh kali. Jika tetap tidak ada perubahan seperti pada waktu hari ini maka kita bertiga akan menghapus badminton dari daftar UKM yang akan diikuti. Aku pun berpendapat bahwa tidak mungkin tujuh kali mencoba semuanya akan gagal. Kita bertiga tidak boleh menyerah. Berpikiran negatif boleh sekali dan diawal. Tetapi berpikiran positif harus berkali-kali dan harus konsisten sampai akhir. Lalu semua pemain dipanggil untuk berkumpul. Kami bertiga pun langsung menuju keluar GOR karena sudah tidak tahan lagi. Kedua sahabatku yang ternyata sudah kelaparan. Kami bertiga pun akhirnya meninggalkan GOR dengan membawa berita buruk. Dan berakhirlah sebuah cerita pertama bertemu denganmu.

Thursday, 21 November 2013

Nyeketch Bareng Anak-anak Illustrasi





Monday, 18 November 2013

Petualangan Taro (Versi singkat)

PETUALANGAN TARO

            Matahari telah memancarkan sinar kehidupan kala pagi itu. Membangunkan semua yang hidup untuk segera beraktifitas dengan semangat pagi. Dengan energi dari hari yang baru telah muncul, pasti memunculkan harapan yang lebih besar. Taro Firmansyah atau bisa pula dipanggil dengan Taro, juga sudah bangun. Hari itu yaitu hari Jumat, Taro ada kuliah seperti biasa. Karena hanya ada satu mata kuliah apalagi masuk jam 9, Taro masih bersantai dulu di rumah. Sambil mengambil secangkir teh hangat, Taro duduk memandang indahnya alam kala itu. Jam baru menunjukkan pukul setengah 8. Tiba-tiba ada sesuatu yang berbunyi.
“kring, kring, kring...”
Taro sadar ternyata hp yang ada di sakunya bergetar ada sms. Langsung saja Taro membaca-nya. Ternyata ada sms jarkom dari ketua kelas.
“jarkom 2013. Dikarenakan ada rapat antar dosen sastra yang akan diadakan di ruang sidang 1 maka kuliah untuk hari ini akan dipersingkat. Mohon kehadirannya sebentar untuk mengisi absen dan sosialisasi tugas. Tertanda Bu Farwati.”
Membaca itu membuat Taro semakin tenang. Dan karena matahari juga semakin tinggi bertepatan jam juga sudah menunjukkan pukul 8 lebih 10 menit, Taro segera mandi kemudian makan. Lalu Taro berangkat menuju kampus. Sesampainya di kampus, seperti yang bisa diduga, sepi dan sangat sedikit jiwa-jiwa yang berkeliaran di kampus. Kemudian Taro berjalan menuju ruang 101 tempat dimana akan kuliah. Ternyata disana sudah ada beberapa temannya Taro yang telah datang.
“hey, Kenji, Yosan, dan Aprilia. Selamat pagi. Mana yang lain ?”
“oh hey Taro. Sementara yang datang hanya kami bertiga.” Kenji menyahut
“hey selamat pagi juga Taro. Kamu lumayan tepat waktu juga. Hehehe” Kata Yosan sambil melemparkan permen ke Taro
“wah, makasih ya Yosan. Eh teman-teman gimana tentang sosialisasi tugas hari ini ?”
“hmm, sebenarnya sudah selesai. Tadi bu Farwati telah menyampaikan kepada kami tentang tugas. Oia, ini absen untuk hari ini. Tanda tangan ya” Celetuk Aprilia sambil menyerahkan absensi kepada Taro
“wah, kalian ini. Aku kira pagi-pagi ini masih belum mulai rapat. Ternyata. Oia bagaimana tugasnya ?”
Kemudian teman-teman Taro menjelaskan tentang penugasan dari bu Farwati. Yaitu tentang laporan perjalanan secara berkelompok minimal 5 orang. Ketika liburan akhir pekan ini tiap-tiap kelompok bisa berpetualang sambil mencatat apa yang mereka dapat selama liburan. Lalu segera Taro merencanakan dimana akan berpetualang. Tetapi ada satu hal yang kurang yaitu kurang 1 orang. Disaat itulah Aprilia mengatakan kepada semua temannya agar tetap tenang karena ia akan mengajak satu orang yang ternyata adalah mahasiswa pindahan yang baru saja datang. Semuanya penasaran akan siapa yang dimaksud oleh Aprilia.
“Aprilia, siapakah seseorang yang kau maksudkan itu ?” Tanya Kenji tidak sabar
“tenang, tenang, tenang semuanya. Dia adalah bidadari sepertiku yang baru saja turun dari langit dan akan membawa sinar semangat untuk kalian semua setelah kalian melihatnya. Hehehe” Sahut Aprilia dengan sangat genit
Lalu rencana berlanjut. Baik Kenji, Yosan, Aprilia, dan Taro memikirkan tempat yang cocok. Ada usulan dari Yosan yaitu di hutan hujan di pegunungan dekat rumahnya. Yang lainpun tidak punya usulan lagi. Tetapi Taro punya usulan lain. Karena Taro pernah ke tempat itu juga, ada baiknya jika melalui rute yang lain. Jadi dulu Taro pernah kesitu tetapi ada hal yang mengganjal waktu itu adalah Taro ingin sekali ke tempat itu tetapi semua temannya pada pulang. Inilah kesempatan untuk mengetahui ada apa disana. Singkat cerita semuanya setuju. Dan Taro juga merencanakan untuk besok berangkat jam 8 tepat berkumpul dulu di gerbang depan kampus. Setelah itu, mereka semua pulang. Ketika itu Taro pergi ke sebuah tempat yang biasa ia berada disana untuk menenangkan diri. Tempatnya yaitu di pinggir danau dekat rumahnya. Sambil bersantai memandang indahnya air danau, Taro mengambil buku yang berisi teka-teki dari tasnya. Lalu Taro segera mengerjakan teka-teki yang ada di bukunya itu. Disitu ada pilihan antara lain kembali ke masa lalu dan pergi ke masa depan. Taro memilih jawaban kembali ke masa lalu. Lalu halaman berikutnya ada lagi. Yaitu masa sebelum masehi dan sesudah masehi. Karena Taro menyukai pelajaran prasejarah lantas memilih masa sebelum masehi. Lanjut ke halaman berikut. Ketika Taro akan membuka halaman ini ternyata terlihat berbeda dari yang sebelumnya yaitu baik gambar dan tulisannya tidak jelas sama sekali.
“wah, kenapa kok bisa begini ya ?” Taro bergumam sendiri
Akhirnya ia pulang bertepatan dengan terbenamnya matahari. Taro segera menyiapkan perlengkapan untuk besok. Dan tidak lupa Taro memasukkan buku teka-tekinya ke tas. Lalu Taro segera makan malam. Jam telah menunjukkan pukul 8 malam. Taro kemudian tidur agar besok tidak terlambat. Ketika malam ini Taro bermimpi. Dimimpinya ini Taro melihat sebuah daerah yang seperti masih natural, belum ada gedung pencakar langit, jalan raya, dan  kendaraan mesin. Semua seperti khayalan saja. Tetapi dari kejauhan ada sesuatu yang terjadi. Datang pasukan bersenjata lengkap menyerang daerah itu. Dan langsung saja antara panah api, ketapel besar, dan meriam ditembakkan dari kejauhan. Membuat keadaan sekitar porak poranda dalam sekejap mata. Di kekacauan itu, Taro terkena beberapa tembakan yang pada akhirnya membuatnya terbangun dari mimpi.
“wah, ta,taaa, tadi itu apa ya ?”
Karena masih tengah malam, Taro kembali tidur lagi. Dan inilah hari yang dinantikan. Kicauan burung mewarnai datangnya pagi. Dan juga cerahnya sinar matahari juga menghiasi pagi. Taro segera bangun lalu sarapan. Lalu mandi karena sudah jam setengah 8. Lalu Taro berpamitan dulu kepada orang tuanya dan adiknya untuk berangkat. Jam 8 kurang 5 menit Taro telah sampai di gerbang depan kampus. Disana sudah ada Kenji dan Yosan.
“hey Ken, San, kalian sudah siap-siap rupanya. Hehehe”
“hey juga Taro. Ya seperti inilah yang harus dibiasakan itu, datang sebelum deadline
Lalu mereka bertiga menunggu Aprilia dan satu temannya yang baru. Dan tampaknya dari kejauhan ada dua gadis yang menuju ke gerbang depan kampus. Seperti ada dua bidadari yang menawan baru turun dari langit. Yang sebelah kiri ternyata Aprilia. Sementara yang kanan sepertinya teman yang dikatakan Aprilia kemarin. Sontak hal ini membuat Taro, Kenji, dan Yosan serasa terbang membubung tinggi dan meleleh karena melihat kedatangan yang sangat spesial ini.
“ohhh noo, ada bidadari turun dari langit hanya untuk menemuiku di pagi yang indah ini” Kata Yosan sambil terpana
“wah, wahai gadis cantik yang mempesona hati. Andaikata kau mau jalan-jalan berduaan hanya denganku. Pasti aku takkan bosan selama hidupku” Kata Kenji sambil diam terpesona
“ehemm,, siapakah dia, sungguh anggun sekali, menyejukkan hati, apakah kehadiranmu memang untukku ?” Taropun serasa dalam dunia fantasi
“hey, hey, hey kalian semua. jangan bengong seperti itu ? bangun, bangun, ada aku juga disini” Aprilia meneriaki Taro, Kenji, dan Yosan yang sedang terbawa dalam khayalan
Lalu Aprilia memperkenalkan temannya yang bernama Atina. Ia akan resmi kuliah minggu depan. Ia pindahan dari universitas luar kota. Akhirnya jam 8 tepat. Seperti yang direncana-kan sebelumnya, mereka berlima kemudian naik bus untuk menuju ke tempat yang dituju. Jam 9 akhirnya sampailah di hutan hujan yang menjadi tujuan. Mereka berlima kemudian memulai petualangan. Sampailah di tempat dimana Taro ingin sekali menuju kesana. Lalu mereka semua menelusuri jalan itu. Tak dapat diduga, disana jalan buntu dan hanya ada sebuah bangunan aneh yang berada disitu. Disaat itu ada hal yang aneh. Yaitu mereka berlima terseret ke dalam bangunan itu dan kemudian hilang entah kemana. Ketika mereka semua bangun, ternyata mereka telah sampai di suatu tempat dan masa yang berbeda.
“kepalaku pusing, wah. dimana kita ini ?” tanya Yosan sambil melihat keadaan sekitar
“sepertinya kita berada di dunia jaman dulu yang masih sangat berbeda dengan dunia kita” Kata Taro sambil mengingat lagi akan buku teka-tekinya
Kemudian mereka berlima segera mencatat yang ada disekitar. Taro melihat ada beberapa orang yang lalu lalang. Aprilia mengambil kesimpulan dari pengamatannya bahwa ini adalah dunia jaman Yunani klasik. Dimana ada bangunan kuno yang mirip sekali dengan yang ada di Yunani. Mereka melanjut-kan perjalanan. Disana mereka bertemu dengan penduduk yang lain. Sambil bertanya, dan ternyata penduduk itu bisa menggunakan bahasa yang dipakai Taro dan teman-teman. Menurut cerita dari penduduk, daerah ini sekarang masih aman jika tak ada orang itu. Ketika penduduk itu akan menyebutkan nama orang itu ternyata dari kejauhan datanglah pasukan yang menyerang. Taro kaget akan hal ini. Seperti yang ia lihat di mimpinya kemarin. Semua penduduk panik. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Taro menghimbau temannya agar tidak panik. Tetapi Kenji yang sebenarnya adalah penakut sangat gemetar ketika melihat penyerangan ini. Pasukan yang datang dipersenjatai dengan peralatan yang lengkap.  Lalu banyak panah api, ketapel besar, dan meriam yang ditembakkan kearah daerah ini. Memporak-porandakan sekitar. Taro tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi tiba-tiba ia mengalami shock. Sebuah energi aneh muncul dari buku teka-tekinya. Membuatnya dan temannya berubah menjadi pahlawan dengan kostum yang keren. Yosan menjadi panglima bersenjatakan cambuk api. Sementara Kenji menjadi ksatria berkuda dengan bersenjatakan tongkat ajaib. Aprilia berubah seperti tokoh Yunani sebagai Aphrodite. Atina kemudian berubah menjadi Athena. Ksatria perang bersenjatakan tombak dan bertameng. Dan Taro menjadi ksatria dengan baju perang paling keren dan bersenjatakan dua pedang. Pedang putih di sebelah kanan dan pedang hitam di sebelah kiri. Semuanya tampak kaget dengan hal yang baru saja terjadi. Tetapi Taro tetap menghimbau temannya untuk melawan pasukan yang datang. Dan Athena pun juga maju di samping Taro untuk membantu memimpin serangan. Taro tahu siapa sebenarnya Atina tadi. Karena itu Taro segera menyiapkan serangan. Dari kejauhan tampak seorang pemimpin pasukan yang menyebut namanya Aries. Aries meneriakkan kepada Taro dan teman-teman bahwa ia akan membunuh pendatang baru yang berani menginjakkan kakinya di wilayah kekuasaannya. Langsung saja Taro dan teman-teman beraksi. Hanya lima orang, tetapi dengan kekuatan setengah dewa dengan sekejap mampu membantai pasukan Aries yang hanya manusia biasa. Dan hal ini membuat Aries kaget. Taro mengumumkan bahwa timnya telah menihilkan pasukan Aries. Aries segera mengambil jurus terbaiknya. Turun langsung dan menantang Taro untuk duel 1 lawan 1. Aries kemudian tanpa diduga berubah menjadi naga besar yang sangat ganas. Tetapi Taro tidak takut. Ia dan Aries bertarung di langit. Karena Taro juga bisa terbang dengan sayapnya. Pertarungan ini berlangsung lama karena Taro kalah besar. Tetapi kekuatan dari kedua pedangnya yang legendaris membuatnya bisa mengimbangi serangan dari naga Aries. Dan akhirnya di momen yang tepat Taro berhasil menebas kepala dan tubuh naga Aries dan membuatnya hancur dan terbakar. Akhirnya dengan heroik Taro dan teman-temannya berhasil mengalahkan pasukan Aries. Melihat hal ini, warga sekitar mengucapkan terima kasih karena menyelamatkan daerahnya dari kejahatan Aries. Taro dan teman-teman mencatat kejadian ini yang kemudian bisa untuk laporan perjalanan besok. Karena telah selesai, Taro ingin kembali ke dunia tempat asalnya. Tetapi Taro sadar, ia tidak tahu harus bagaimana. Athena mengatakan bahwa buku teka-teki akan menjawab semuanya. Taro membuka buku teka-tekinya. Dan ternyata jawabannya adalah. Bukunya bersinar dan membuat semua temannya kembali ke gerbang depan kampus. Taro dan teman-teman telah berhasil membawa catatan dari perjalanannya dan siap untuk digunakan pada laporan perjalanannya.

TAMAT ...