Tidak Selamanya
Tersesat itu Berakhir Buruk
Suatu hari, Taro berada di sebuah
acara berkemah. Perjusami, perkemahan mulai hari jumat sampai minggu. Setelah
melewati hari pertama dan besok adalah waktunya untuk membuktikan bahwa
kelompoknya adalah yang terbaik. Ya benar, waktu penjelajahan adalah bagian
yang paling disukai oleh Taro. Bersama dengan Asya, Lili, Ryota, dan Rosea di
dalam kelompok 1, bernama Weinvor. Singkatan dari We are invincible survivor.
“Taro, bagaimana rencana untuk besok ?” Tanya Ryota
“Yang pasti, kita adalah kelompok 1 akan selalu jadi yang nomor 1.
Hahaha” Kata Taro
“Hmm, ketua kita memang benar-benar ya” Kata Lili sambil memukul
pundak Taro
“Iya memang. Walau bagaimanapun, ia juga memberi nama kelompok
kita. Aku akui, ini nama yang keren dan cocok banget, hehehe” Tambah Asya
“okey, baiklah kawan-kawan. Kita akan melihat pak ketua kita
segera beraksi. Kita lihat lagi bagaimana ia membuat kita semua terherankan
dengan segala keajaibannya beserta keanehannya selama ini, hehehe maaf” Kata
Rosea sambil mencibir ke arah Taro
“wah kalian ini, ada-ada saja. Tapi awas kau Rosea. Aku tak
terlalu setuju satu hal yang kau bilang tadi. Keajaiban itu jangan disetarakan
dengan keanehan. Enak saja” Seru Taro
Malam
itu pula setelah semua kegiatan hari pertama selesai, Taro segera membuat
rencana buat penjelajahan besok. Selain membawa barang-barang utama, kelompok
Taro juga membawa persediaan makan untuk berjaga-jaga. Dan malam pun semakin
dingin. Bintang-bintang tampak bersinar dengan jumlahnya yang sangat banyak.
Menghiasi malam pertama berkemah. Diam-diam Taro keluar sebentar. Saat berjalan
menuju ke tempat sampah untuk membuang permen karet, tiba-tiba terdengar suatu
suara.
“Jessica, malam ini sungguh indah ya. Seindah dirimu”.
“Hmm, kau ini. Menyamakan aku dengan bintang-bintang itu. Aku
lebih dari itu tau”.
Taro
sempat lumayan terkejut mendengar hal itu. Lalu ia semakin lama mendekat ke
arah suara itu. Dan ternyata sang aktor dan aktris pengisi suara malam hari itu
adalah Jessica dan Derio. Mereka berdua dari kelompok 3 acara berkemah ini. Taro
lalu merekam suara mereka berdua.
“Hihihi, ini
akan jadi berita yang fenomenal. Ternyata dalam suatu acara pasti ada cinta di
dalamnya”. Kata Taro dalam hati
***
Pagi
harinya. Setelah bersiap-siap, semua kelompok segera berangkat dengan peta
masing-masing. Kelompok Taro mendapatkan peta dengan arah menuju ke hutan
pinus. Sementara ada kelompok yang menuju ke bantaran sungai dan ada juga yang
menuju ke perkebunan. Lalu mereka telah sampai di hutan pinus. Melihat peta
petunjuk itu, Taro sendiri merasa muak karena tidak terlalu jelas. Lili mencoba
membacanya. Setelah menganalisis lagi, ternyata arah selanjutnya menuju 35
derajat ke kanan. Dan mereka semua ternyata salah arah.
“Teman-teman, kita berada di mana sekarang ? Kenapa bisa ada gua
di sini ?” Tanya Rosea ketakutan
“Padahal di peta tidak ada guanya. Jangan-jangan peta ini tipuan
atau kita yang salah arah ya ?” Tambah Asya
“Kita harus tetap tenang teman-teman. Kita harus tetap fokus
dengan peta. Meskipun petanya tidak begitu jelas”. Jelas Lili
“Walau bagaimanapun kita telah tersesat dan tidak tahu jalan
pulang. Gimana rencanamu sang pembawa keajaiban ? hehehe”. Tanya Ryota
“Semuanya tetap jaga ketenangan kalian. Di sini ada aku. Yang
bertanggung jawab akan keselamatan kalian semuanya. Dan satu hal yang ingin aku
katakan adalah itu adalah peta tipuan yang tidak jelas arahnya. Kita memang
tersesat. Tetapi seperti kata-kata orang, aku akan menciptakan keajaiban lagi.
Hahaha”. Seru Taro panjang lebar
Selanjutnya
perjalanan kelompok Taro berlanjut. Dengan menyusuri gua, mereka menemukan
hal-hal yang aneh. Pertama, guanya sangat gelap dan berair. Kedua, mereka tidak
tahu apakah ada sesuatu yang menakutkan di dalamnya. Tetapi untungnya tadi
malam Taro telah membawa beberapa senter. Perjalanan mereka berlanjut.
Tidak
terasa siang telah menyapa. Memang tidak terlihat matahari di gua, tetapi jam
telah menunjukkan pukul 12.00. Di sisi lain, kelompok 2 dan 3 juga sedang dalam
perjalanan. Mereka juga istirahat lalu makan siang dahulu. Sementara kelompok
Taro mencoba meneruskan perjalanan. Pada akhirnya seperti disambut oleh
terangnya sinar matahari. Meski hanya sebatas lubang gua. Taro segera menuju ke
sana. Sambil mengondisikan teman-temannya untuk segera makan siang.
“Pada akhirnya. Makanan telah tiba, aku telah kelaparan sejak
tadi, hehehe”. Kata Ryota
“Bentar-bentar. Sabar dulu. Makanan sebentar lagi siap”. Sahut
Rosea dan Asya
“Dan di sinilah kita. Bukankah ini pengalaman yang keren
teman-teman. Makan di dalam kegelapan gua dan tidak tahu jika ada sesuatu yang
mengintai kita. Tampaknya ada yang iri dengan makanan kita. Awas” Kata Taro
sambil menakut-nakuti teman-temannya
“Ah kau ini Taro. Aku tahu siapa yang kau maksud. Pasti kau
sendiri yang iri dengan makanan ini. Mengingat ketua kelompok harus makan
terakhir. Benar begitu teman-teman!” Kata Lili
Setelah mereka selesai makan,
perjalanan pun dilanjutkan. Sementara kelompok lain ternyata telah menemukan
harta terpendam yang dimaksudkan dalam peta. Mereka tinggal pulang menuju base camp kemah masing-masing. Ini akan
menjadi perjalanan yang sulit bagi kelompok Taro. Tiba-tiba ada sesuatu yang
muncul dari dalam gua. Seperti sekawanan hewan yang datang menyerang. Hewan
apakah itu ? Ratusan kelelawar muncul secara mendadak. Membuat Taro dan
teman-teman kaget seketika melihat ini. Dan tanpa sengaja, karena begitu kaget,
Asya malah memeluk Taro karena ketakutan sekali. Di momen tak terduga ini, Taro
hanya membiarkan dirinya dipeluk Asya.
“cie cie cie.
Ada yang lagi modus di dalam gua ya”. Sahut Rosea
“Hmm, aku tahu sekarang.
Diam-diam kalian berdua ternyata udah...” Celetuk Lili
“Ternyata ketua
kita memang bisa memanfaatkan suasana seperti ini ya. Selamat untuk kalian
berdua. Romantis sekali, hehehe” Tambah Ryota
“Aaaaa,,,
TAROOO, Aaa aaapa apa yang, yang telah aku lakukan ?” Asya pun terbata-bata
“Tidak ada
apa-apa Sya, hanya saja kau terlalu ketakutan melihat kelelawar tadi. Tetapi
kau tahu teman-teman, jangan bilang ini pada siapa pun ya. Kita tahu Asya
memang kagetan. Tetapi lebih dari itu. Aku sepertinya merasakan sesuatu yang
buruk sedang datang menuju ke sini.” Kata Taro
“Memangnya ada
apa TAROOO”. Kata Ryota yang hampir terkena batu besar yang lewat
“Sudah
kubilangkan teman-teman. Akan ada sesuatu yang datang. Kelelawar tadi ternyata
lebih dulu mengetahuinya. LARIII, KITA HARUS LARIIIII”. Teriak Taro sambil
berlari
Mereka
semua pun segera berlari menghindari batu-batu besar. Mungkin itu adalah batu
runtuhan dari sisi lain gua. Tanpa sadar, mereka semua telah masuk lebih jauh
ke gua itu dan benar-benar seperti terperangkap di dalamnya. Tetapi batu-batu
itu terus mengejar mereka semua. Taro mencoba melompati batu itu dan gagal. Ia
pun malah terpental terkena batu itu. Dan membuatnya terlempar ke dinding gua. Tanpa
ia sadari, dinding gua runtuh. Taro pun masuk ke dalamnya. Melihat itu, semua
teman Taro segera ke sana. Alhasil mereka semua bisa menghindari kejaran dari
batu-batu tadi. Dan anehnya, Taro yang tadi terpental dan sekarang terjatuh
langsung bisa berdiri lagi.
“Hei semuanya.
Lihat apa yang aku temukan di bawah sini. Kalian harus turun untuk melihat
ini”. Kata Taro sambil mengambil sesuatu
“Wahhh, Taro.
Kau ini selalu. Selalu saja menciptakan keajaiban. Yuk kita turun teman-teman”.
Kata Ryota
“Tetapi
bagaimana caranya kita bisa turun? Aku jelas tidak mau turun seperti Taro tadi.
Terlihat menyakitkan”. Kata Rosea
“Teman-teman.
Coba kalian lihat dan perhatikan ini”. Kata Taro sambil mengeluarkan sesuatu
dari tasnya
“Ini adalah tali
pengait yang biasa digunakan oleh para pendaki tebing. Ini lumayan keren. Bisa
ditembakkan dari mana saja dan langsung mengait ke tempat-tempat kuat”.
Tambahnya
Lalu Taro menembakkan tali itu ke
atas dan langsung menancap ke dinding gua. Taro langsung bisa naik dengan
menekan tombol di tangannya. Dengan itu, mereka semua bisa turun dengan aman.
Semuanya terkejut. Banyak sekali batu permata di sini. Seperti emas, berlian,
bahkan ada juga mutiara. Sementara temannya mengambili benda-benda itu, Taro
mencoba melihat hal lain di situ. Ia menemukan sebuah patung emas. Di
belakangnya tertulis huruf aneh. Setelah Taro amati lebih detail, itu adalah
bahasa sanskerta. Taro pun mempunyai firasat aneh akan hal ini. Ia pun
mengatakan kepada temannya agar tidak mengambil semua perhiasan yang berada di
sini. Taro kembali melihat patung tadi. Ia coba membacanya. Setelah setengah
tahun yang lalu ia pernah belajar bahasa sanskerta. Lalu Taro mencoba
menerjemahkannya. Menjadi berarti.
“Harta ini milik
sang raja dari .... yang menemukan boleh mengambil ... dan segera meninggalkan
tempat ini ... tidak boleh memberitahukannya kepada siapa pun”.
Seperti itulah yang diketahui Taro.
Memang banyak tulisan yang tidak jelas artinya jadi tidak bisa ia terjemahkan
dengan lengkap. Mendengar hal itu, semua teman Taro mengajak untuk pulang. Taro
sendiri belum tahu kemana harus melangkah setelah ini. Tetapi Taro coba
mencari-cari lagi petunjuk kalaupun ada. Dan ada sebuah petunjuk lagi. Yaitu
kertas kuno. Meski begitu, tulisannya sangat buram dan tidak terbaca lagi. Di
saat sangat deadlock ini, Taro coba
mengumpulkan temannya.
“Teman-teman,
bagaimana ini. Apakah kita akan terperangkap di sini terus ? ini jam berapa
sekarang ?” Kata Taro
“Sekarang sudah
jam 4 Taro. Aku yakin semua kelompok telah sampai di perkemahan lagi”. Jawab
Ryota
“Baiklah lupakan
itu. Kita harus segera keluar atau mati. Ini memang terdengar menakutkan.
Tetapi kita harus mencobanya”. Kata Taro
“Kita harus
gimana Taro, gimana caranya untuk keluar dari gua yang terlalu dalam ini ?”
Tanya Asya
“Tidak tahukan
kalian teman-teman. Aku tidak hanya membawa peralatan biasa seperti orang pada
biasanya. Aku juga membawa ini”. Kata Taro sambil mengeluarkan sesuatu lagi
“Binggo, itu kan
granat. Kau akan menghancurkan gua ini Taro. Apa kau yakin akan hal ini ?”
Tanya Rosea
“Tenang saja.
Aku akan coba naik dan menghancurkan atap gua jika saja bisa keluar dengan
paksa. Kalian sebaiknya menghindar karena ini akan berbahaya”. Kata Taro
“Oke pak ketua.
Keselamatan kami ada di tanganmu. Kami semua mendukungmu”. Kata teman-teman
Taro serentak
Dengan bermodalkan keberanian, Taro
segera naik dengan tali pengait yang ditembakkan ke atap gua. Lalu Taro
melemparkan granat yang sudah ia lepas kaitnya. Dan atap gua pun meledak dan
membuat runtuhan. Perlu Taro lempar granat berkali-kali sampai akhirnya melihat
sinar sore dari dalam gua. Taro pun berhasil membuat lubang gua dan ia tidak
terkena ledakan sedikit pun. Lalu semua temannya segera naik kemudian menuju ke
perkemahan. Sambil membawa beberapa permata dari gua tadi. Hari semakin gelap.
Taro dan temannya semakin bergegas. Pada akhirnya pukul 18.04 kelompok Taro
baru sampai.
“Lama sekali tim
kalian. Pergi ke mana saja ? Hahaha”. Ejek Derio
“Awas kau Der.
Aku punya surprise yang takkan pernah
kau lupakan nanti ketika pengumuman siapa yang memenangkan penjelajahan ini.
Lihat saja nanti”. Kata Taro
“Aku akan sangat
sabar menunggu, Taro. Dan kelompok kamilah yang akan memenangkan penjelajahan
ini. Hahaha”. Kata Derio
Pukul 20.00 malam. Inilah saatnya
penentuan siapa yang memenangkan penjelajahan. Sesuai peraturan, harta tidak
boleh dibuka kecuali waktu pengumuman ini. Dari kelompok 3 dahulu. Ternyata
hasilnya zonk. Hanya berisi kumpulan
jerami dengan batu di dalamnya. Seperti tipuan berat yang memerdayai kelompok
3, hahaha. Dan waktunya kelompok 2 menyerahkan harta hasil temuannya. Dibukalah
harta itu. Ternyata isinya adalah berbagai makanan enak dan juga ada
benda-benda bagus seperti gelas antik, piring, bahkan ada baju sejumlah 5
dengan berbagai motif. Sepertinya kelompok 2 lah yang menang. Mengingat di
antara ketiga harta dari tiap peta tadi, hanya satu peta yang menunjukkan harta
berisi hadiah-hadiah tadi. Di momen itu, Taro sebagai ketua kelompok satu
menuju ke arah panggung.
“Kepada semua
panitia dan peserta. Saya dari kelompok satu akan membuka sendiri hasil temuan
kami”. Seru Taro
“Tidak Taro, kau
sudah kalah. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan keberuntungan dari timku”.
Kata Derio
“Semua yang ada
di sini. Aku tadi memang salah arah. Melenceng dari peta. Tetapi langsung ke
intinya saja. Kelompokku menemukan ini semua dari hasil penjelajahan kami.
Perhatikan baik-baik. Ini adalah permata-permata yang keren. Jadi, bagaimana
panitia ?” Kata Taro
“Sulit
dipercaya. Pemenang dari penjelajahan ini adalah kelompok satu. Selamat ya”.
Kata ketua panitia kepada Taro
“Lalu
selanjutnya aku punya sesuatu untuk kalian semua dengarkan di malam yang indah
ini. Aku punya sedikit surprise”.
Kata Taro sambil menuju ke sound system
Rekaman kemarin malam sewaktu Derio
berduaan dengan Jessica pun diputar di depan semua yang ada di situ. Di dengar
juga oleh Derio yang kebetulan ada di samping sound system. Alhasil semua yang berada di situ langsung tertawa
terbahak-bahak mendengar rayuan gombal dari Derio kepada Jessica. Hal ini
membuat wajah Derio dan Jessica mendadak memerah. Setelah rekaman selesai,
saatnya penyerahan simbolis pemenang penjelajahan kepada Taro. Lalu, Taro
segera kembali ke kelompoknya dan mengatakan jargon baru mereka.
“Kelompok
Weinvor, Tidak selamanya tersesat itu berakhir buruk. Suatu saat keajaiban akan
selalu datang dan bisa mengalahkan segala masalahmu. Yeah ...” Teriak Taro dan teman-temannya
TAMAT
lanjutkan bos hendri cerita taro nya...!!
ReplyDeletekeren..:)
iya bang Redza ... malah persis kayak iklan Tv. Petualangannya krazzzaa ... :D
ReplyDeleteHaha.ya gpp bro..imajinasi tanpa batas..hehe
ReplyDeleteokebro. andaisaja cerbungku bisa ditayangkan di televisi. untuk membuktikan betapa luasnya imajinasiku ini ...
ReplyDeletehahahaha :D