Sebuah Catatan Kecil, 23
Januari 2014
“Aku melihat duniaku sekarang. Di masa remaja ini. Terkadang ada banyak hal yang menyenangkan. Tetapi dibalik itu semua, ternyata ada sesuatu yang hilang. Aku pun berpikir. Apa sih hal yang hilang itu ? Setelah aku memikirkannya, aku baru sadar. Ternyata sesuatu yang hilang itu adalah ...”
Pagi ini, hari kamis, 23 Januari 2014. Aku memulai hari.
Tidak seperti hari-hari biasa. Aku terbangun di kamarku yang asli, yaitu di
rumahku yang ada di Ponorogo. Atau bisa dikatakan, aku sedang menjalani
masa-masa liburan di tengah bulan Januari. Jarang keluar rumah. Hanya sering
menonton televisi. Memang di rumah aku bisa menonton acara yang belum tentu aku
tonton ketika di Solo. Lumayan menghibur memang. Dan bisa menjadi menambah
sedikit pengetahuan. Meski begitu, tetap saja. Aku tidak merasa seperti dulu.
Hari itu pula, aku menjalani rutinitas yang sama. Karena
tidak ada kesibukan khusus, terkadang aku sering menulis. Aku biasa menargetkan
untuk bisa menulis episode selanjutnya dari cerbungku yang berjudul The Adventure of Dream, menulis cerpen,
atau menulis catatan-catatan lainnya. Hitung-hitung mumpung masih liburan, jadi
bisa fokus menambah tulisan. Setelah selesai, aku bisa pergi ke rumah temanku
untuk sejenak melepas kepenatan. Liburan di rumah ternyata tidak terlalu
menyenangkan. Tidak banyak rumah temanku yang aku kunjungi. Mungkin kebanyakan
dari mereka sudah tidak ada di rumah. Bisa jadi keluar kota, sedang sekolah,
atau yang lainnya. Dan untuk hari itu pula, aku baru mendapatkan apa sebenarnya
hal yang hilang itu.
Hari telah sore. Hari itu, aku diajak untuk bermain
sepakbola oleh teman akrabku. Sebut saja Bayu. Di hari sebelumnya yaitu hari
rabu, aku sempat patah semangat gara-gara salah info. Info sms dari Bayu yang datang
terlambat membuatku salah strategi. Seharusnya aku menunggu di dekat sungai,
tetapi aku malah datang ke rumahnya. Dan hal itu membuat ayahnya Bayu
marah-marah. Lalu aku dan Bayu mengurungkan niat untuk bermain sepakbola hari
itu. Serasa masih patah semangat, tetapi Bayu mengajakku lagi. Waktunya sama.
Yaitu jam setengah lima. Kali ini Bayu menyuruhku untuk menuju ke tempatnya
biasa ia nongkrong, di warnet yang
juga tempat rental playstation. Pada
akhirnya, aku bisa yakin akan hal ini. Dan dengan semangat yang baru saja
kembali, aku berangkat menuju destinasi.
Sesampainya di sana, Bayu langsung mengomandoi aku agar
segera berangkat menuju lapangan. Setelah sampai, ternyata belum banyak yang
datang. Ternyata biasanya mulai main pukul lima sore. Aku pun segera turun dari
motor dan melakukan pemanasan. Ini adalah hal yang aku tunggu-tunggu sejak
kemarin. Ketika kemarin gagal untuk main sepakbola yang di samping itu aku
ingin menantang sprint jarak dekat.
Dan, inilah saatnya untuk membuktikan bahwa terakhir kali aku sprint, aku menjadi yang tercepat
sekelas. Yaitu jarak 50 meter aku tempuh dalam waktu 6,9 detik. Lalu adu sprint-pun dimulai. Aku dan Bayu
langsung berlari dengan insting masing-masing. Ketika itu, aku telah selangkah
lebih cepat daripada Bayu. Keadaan itu masih berlanjut sampai ke tengah
lapangan. Tetapi ada hal buruk yang menimpaku. Wah, aku terpeleset karena tidak
menyadari keadaan lapangannya. Alhasil, aku pun tersalip jauh dari Bayu. Meski
begitu, adu sprint tadi kami
batalkan. Dan akan kami ulangi lain hari. Setelah itu, banyak orang yang telah
datang. Saatnya memulai pertandingan.
Bayu, yang hari itu memakai jersey Liverpool home, menjadi
striker. Sementara aku yang memakai jersey Liverpool away, menjadi penjaga lini belakang. Kami dalam satu tim. Yaitu tim
utara. Memang, aku tidak terlalu berbakat menjadi seorang striker, tetapi aku masih mempunyai keahlianku dulu. Tidak lain dan
tidak bukan adalah kemampuan heading yang
lumayan akurat. Mungkin ini terinspirasi oleh pemain back Liverpool favoritku yang bernama Samy Hyypia. Ia seorang back yang tinggi dan sering mencetak gol
lewat tandukannya. Sesaat setelah kami semua telah berada di posisi
masing-masing, pertandingan pun dimulai.
Hari
itu seperti hari keberuntungan bagi tim utara. Tidak lama setelah kick-off, gol untuk tim utara. Aku yang
menjaga pergerakan dari para penyerang tim selatan pun sering membuat kerepotan
bagi mereka ketika ingin melewati hadanganku. Faktanya yaitu bola hanya bisa
dioper ke samping daripada orang itu melewati aku. Hahaha, jangan sombong dululah.
Lalu, Bayu pun juga mencetak gol. Wah, seperti Suarez saja. Striker andalan Liverpool saat ini. Gol
demi gol terus dicetak oleh pemain tim utara. Bola juga jarang berada di wilayah
pertahanan tim utara. Tetapi tetap ada gol hiburan untuk tim selatan yang telah
berusaha. Yaitu hanya satu gol dan bertahan sampai pertandingan usai. sementara
tim utara terus menambah pundi-pundi gol. Bayu juga mencetak gol keduanya kali
ini. Kombinasi bertahan tim utara memang baik. Ketika ada penyerangan, langsung
bisa dihalau sehingga kiper jarang mendapat ancaman. Alhasil skor akhir yaitu kemenangan 6-1 untuk tim utara. Sungguh
pertandingan keren yang membangkitkan semangatku lagi.
Meski
tadi aku katakan aku jarang bisa dilewati, tetapi dalam pertandingan tadi aku
sempat sekali bisa dilewati. Mungkin itu karena kesalahanku yaitu tidak menjaga
pergerakan bola dari kaki lawan. Aku hanya mengincar bolanya yang seharusnya
aku menjaga pergerakan orang itu. Tetapi tak apalah yang penting merasakan
kemenangan. Entah kapan terakhir bermain sepakbola seperti itu. Perasaan
menyenangkan ini. Seperti hanya ada sewaktu masa SD. Ketika sepakbola menjadi
olahraga sehari-hari. Ketika itu aku juga sering mencetak gol. Meski berposisi
sebagai back. Tetap dengan heading-ku. Dan hari itu pula, hari
kamis tanggal 23 Januari 2014, aku pun merasakan hal yang hilang tadi aku
cari-cari. Kesenangan bermain secara outdoor.
Tidak seperti zaman sekarang. Banyak yang sudah melupakan kesenangan bermain
secara tim. Apalagi yang berada di luar ruangan. Bisa jadi karena pengaruh
teknologi. Yang memungkinkan orang bisa bermain di rumah. Melupakan betapa
senangnya bertemu teman baru. Dan juga pengalaman baru.
Sungguh
hari itu aku merasakan hal yang telah hilang. Memang sekarang zaman telah
berbeda. Tetapi untuk kesenangan yang satu ini, aku rasa takkan pernah habis
meski masa selalu berganti.
“Hari
ini, hari yang tiada duanya. Setelah masa pencarian tentang sesuatu yang hilang
akhirnya bisa aku temukan. Andai saja kesenangan seperti ini ada di masa remaja
ini. Entah itu bermain badminton, bola voli, futsal, dan permainan lain yang
membutuhkan banyak orang. Aku harap kesenangan seperti ini juga bisa berlanjut
meski usia semakin bertambah. Dan untuk yang terakhir kali, mari kita ucapkan
kata-kata di bawah ini ...”
“Feel
the excitement every moment”. Rasakan kegembiraan
setiap saat >>>
^^^ Henri Firmansah note’s ^^^
23 Januari 2014
0 comments:
Post a Comment