Saturday 25 January 2014

Sebuah Catatan Kecil, 23 Januari 2014

Sebuah Catatan Kecil, 23 Januari 2014


“Aku melihat duniaku sekarang. Di masa remaja ini. Terkadang ada banyak hal yang menyenangkan. Tetapi dibalik itu semua, ternyata ada sesuatu yang hilang. Aku pun berpikir. Apa sih hal yang hilang itu ? Setelah aku memikirkannya, aku baru sadar. Ternyata sesuatu yang hilang itu adalah ...”






            Pagi ini, hari kamis, 23 Januari 2014. Aku memulai hari. Tidak seperti hari-hari biasa. Aku terbangun di kamarku yang asli, yaitu di rumahku yang ada di Ponorogo. Atau bisa dikatakan, aku sedang menjalani masa-masa liburan di tengah bulan Januari. Jarang keluar rumah. Hanya sering menonton televisi. Memang di rumah aku bisa menonton acara yang belum tentu aku tonton ketika di Solo. Lumayan menghibur memang. Dan bisa menjadi menambah sedikit pengetahuan. Meski begitu, tetap saja. Aku tidak merasa seperti dulu.

            Hari itu pula, aku menjalani rutinitas yang sama. Karena tidak ada kesibukan khusus, terkadang aku sering menulis. Aku biasa menargetkan untuk bisa menulis episode selanjutnya dari cerbungku yang berjudul The Adventure of Dream, menulis cerpen, atau menulis catatan-catatan lainnya. Hitung-hitung mumpung masih liburan, jadi bisa fokus menambah tulisan. Setelah selesai, aku bisa pergi ke rumah temanku untuk sejenak melepas kepenatan. Liburan di rumah ternyata tidak terlalu menyenangkan. Tidak banyak rumah temanku yang aku kunjungi. Mungkin kebanyakan dari mereka sudah tidak ada di rumah. Bisa jadi keluar kota, sedang sekolah, atau yang lainnya. Dan untuk hari itu pula, aku baru mendapatkan apa sebenarnya hal yang hilang itu.

            Hari telah sore. Hari itu, aku diajak untuk bermain sepakbola oleh teman akrabku. Sebut saja Bayu. Di hari sebelumnya yaitu hari rabu, aku sempat patah semangat gara-gara salah info. Info sms dari Bayu yang datang terlambat membuatku salah strategi. Seharusnya aku menunggu di dekat sungai, tetapi aku malah datang ke rumahnya. Dan hal itu membuat ayahnya Bayu marah-marah. Lalu aku dan Bayu mengurungkan niat untuk bermain sepakbola hari itu. Serasa masih patah semangat, tetapi Bayu mengajakku lagi. Waktunya sama. Yaitu jam setengah lima. Kali ini Bayu menyuruhku untuk menuju ke tempatnya biasa ia nongkrong, di warnet yang juga tempat rental playstation. Pada akhirnya, aku bisa yakin akan hal ini. Dan dengan semangat yang baru saja kembali, aku berangkat menuju destinasi.

            Sesampainya di sana, Bayu langsung mengomandoi aku agar segera berangkat menuju lapangan. Setelah sampai, ternyata belum banyak yang datang. Ternyata biasanya mulai main pukul lima sore. Aku pun segera turun dari motor dan melakukan pemanasan. Ini adalah hal yang aku tunggu-tunggu sejak kemarin. Ketika kemarin gagal untuk main sepakbola yang di samping itu aku ingin menantang sprint jarak dekat. Dan, inilah saatnya untuk membuktikan bahwa terakhir kali aku sprint, aku menjadi yang tercepat sekelas. Yaitu jarak 50 meter aku tempuh dalam waktu 6,9 detik. Lalu adu sprint-pun dimulai. Aku dan Bayu langsung berlari dengan insting masing-masing. Ketika itu, aku telah selangkah lebih cepat daripada Bayu. Keadaan itu masih berlanjut sampai ke tengah lapangan. Tetapi ada hal buruk yang menimpaku. Wah, aku terpeleset karena tidak menyadari keadaan lapangannya. Alhasil, aku pun tersalip jauh dari Bayu. Meski begitu, adu sprint tadi kami batalkan. Dan akan kami ulangi lain hari. Setelah itu, banyak orang yang telah datang. Saatnya memulai pertandingan.

            Bayu, yang hari itu memakai jersey Liverpool home, menjadi striker. Sementara aku yang memakai jersey Liverpool away, menjadi penjaga lini belakang. Kami dalam satu tim. Yaitu tim utara. Memang, aku tidak terlalu berbakat menjadi seorang striker, tetapi aku masih mempunyai keahlianku dulu. Tidak lain dan tidak bukan adalah kemampuan heading yang lumayan akurat. Mungkin ini terinspirasi oleh pemain back Liverpool favoritku yang bernama Samy Hyypia. Ia seorang back yang tinggi dan sering mencetak gol lewat tandukannya. Sesaat setelah kami semua telah berada di posisi masing-masing, pertandingan pun dimulai.

Hari itu seperti hari keberuntungan bagi tim utara. Tidak lama setelah kick-off, gol untuk tim utara. Aku yang menjaga pergerakan dari para penyerang tim selatan pun sering membuat kerepotan bagi mereka ketika ingin melewati hadanganku. Faktanya yaitu bola hanya bisa dioper ke samping daripada orang itu melewati aku. Hahaha, jangan sombong dululah. Lalu, Bayu pun juga mencetak gol. Wah, seperti Suarez saja. Striker andalan Liverpool saat ini. Gol demi gol terus dicetak oleh pemain tim utara. Bola juga jarang berada di wilayah pertahanan tim utara. Tetapi tetap ada gol hiburan untuk tim selatan yang telah berusaha. Yaitu hanya satu gol dan bertahan sampai pertandingan usai. sementara tim utara terus menambah pundi-pundi gol. Bayu juga mencetak gol keduanya kali ini. Kombinasi bertahan tim utara memang baik. Ketika ada penyerangan, langsung bisa dihalau sehingga kiper jarang mendapat ancaman. Alhasil skor akhir yaitu kemenangan 6-1 untuk tim utara. Sungguh pertandingan keren yang membangkitkan semangatku lagi.

Meski tadi aku katakan aku jarang bisa dilewati, tetapi dalam pertandingan tadi aku sempat sekali bisa dilewati. Mungkin itu karena kesalahanku yaitu tidak menjaga pergerakan bola dari kaki lawan. Aku hanya mengincar bolanya yang seharusnya aku menjaga pergerakan orang itu. Tetapi tak apalah yang penting merasakan kemenangan. Entah kapan terakhir bermain sepakbola seperti itu. Perasaan menyenangkan ini. Seperti hanya ada sewaktu masa SD. Ketika sepakbola menjadi olahraga sehari-hari. Ketika itu aku juga sering mencetak gol. Meski berposisi sebagai back. Tetap dengan heading-ku. Dan hari itu pula, hari kamis tanggal 23 Januari 2014, aku pun merasakan hal yang hilang tadi aku cari-cari. Kesenangan bermain secara outdoor. Tidak seperti zaman sekarang. Banyak yang sudah melupakan kesenangan bermain secara tim. Apalagi yang berada di luar ruangan. Bisa jadi karena pengaruh teknologi. Yang memungkinkan orang bisa bermain di rumah. Melupakan betapa senangnya bertemu teman baru. Dan juga pengalaman baru.

Sungguh hari itu aku merasakan hal yang telah hilang. Memang sekarang zaman telah berbeda. Tetapi untuk kesenangan yang satu ini, aku rasa takkan pernah habis meski masa selalu berganti.

“Hari ini, hari yang tiada duanya. Setelah masa pencarian tentang sesuatu yang hilang akhirnya bisa aku temukan. Andai saja kesenangan seperti ini ada di masa remaja ini. Entah itu bermain badminton, bola voli, futsal, dan permainan lain yang membutuhkan banyak orang. Aku harap kesenangan seperti ini juga bisa berlanjut meski usia semakin bertambah. Dan untuk yang terakhir kali, mari kita ucapkan kata-kata di bawah ini ...”

“Feel the excitement every moment”. Rasakan kegembiraan setiap saat >>>

^^^ Henri Firmansah note’s ^^^

23 Januari 2014

0 comments:

Post a Comment