Sedekat
Inikah Impianku ?
Sang surya telah terlihat menenggelamkan dirinya. Sinar
yang semakin redup, awan yang kian menghilang, langit yang tampak gelap
mewarnai sore ini. Akankah seperti ini masa depanku nanti ? Semakin tenggelam
dan suram. Tetapi aku takkan cepat menyerah. Mungkin keadaan hari memang selalu
seperti ini. Terkadang ada waktunya untuk bersinar, ada waktu untuk redup, dan
ada waktu untuk berada diantara kedua hal itu. Disinilah aku berada sekarang. Oh
ya, namaku Henri. Aku berasal dari kota yang terkenal akan kesenian dan
kulinernya. Ya, aku berasal dari kabupaten Ponorogo. Lalu aku sedang kuliah di
kota Solo. Di sebuah kota perantauan tempatku kuliah, aku pun sedang menggapai
sebuah impian. Sejak kecil, ada satu impian yang ingin aku capai. Yaitu ingin
melihat gambaranku tayang di televisi. Seperti halnya film kartun yang biasa
aku tonton waktu kecil sampai sekarang. Dan dengan semangat yang luar biasa
yang datang dari hati, pikiran, dan jiwa aku pun melangkah mengambil mata
kuliah DKV fakultas Sastra dan Seni Rupa, singkatan dari Desain Komunikasi
Visual. Ya, ujian yang maha sulit untuk menjadi mahasiswa telah aku tempuh. Dan
sekarang waktunya untuk mewujudkan impian yang telah aku tulis di buku kenangan
waktu kecilku. Disini, selain bertemu dengan berbagai materi tentang
menggambar, aku juga bertemu dengan teman seperjuanganku. Salah satu kenalan
pertamaku sewaktu berada di kota perantauan ini. Ia bernama Aisyah. Seorang
yang bisa dikatakan peta pertamaku di kota ini. Dulu andaikata tak ada Aisyah,
pasti aku takkan menemukan ruang dimana bisa daftar ulang dan mengambil
almamater. Selain itu, dia juga seorang yang sangat ceria. Dia menemaniku
sampai di ruang 107 dimana disitulah
tempat daftar ulang. Dan ketika aku melihat Aisyah menuliskan jurusannya, dalam
hati aku kaget. Ternyata Aisyah juga mengambil jurusan yang sama denganku. Lalu
selain Aisyah, ada satu lagi teman sekelas yang sangat akrab ketika perjalanan
selama kuliah ini. Ia biasa aku panggil Bayu. Hampir sama seperti Aisyah. Ia
orang yang periang, suka bercanda, tetapi akhir-akhir ini aku baru menyadari
bahwa Bayu sering patah hati karena sering berpacaran. Hahaha, sebuah ironi
yang belum aku alami. Satu hal yang sangat disesali oleh Bayu saat ini adalah
mengapa sampai seorang yang ia lihat bagaikan bidadari tanpa sayap sebagaimana
dulu menjadi pacarnya, karena suatu hal yang kurang pasti, mendadak menjadi
pribadi yang berbeda. Ia bernama Finailya. Seorang mahasiswi jurusan Biologi
murni. Di malam itu pula, aku berencana mengunjungi kontrakan dimana Bayu tinggal.
“permisi, Bayu ada apa
tidak mas ?” Tanyaku kepada seorang yang satu kontrakan dengan Bayu
“Bayu, ada di dalam
kamarnya. Tapi aku tak berani memanggilnya sekarang. Kamu aja yang masuk ke
kamarnya. Silahkan” Jawab orang itu sambil membuka pintu kontrakan lebih lebar
“terima kasih mas”
Lalu aku pun masuk ke
kamarnya Bayu. Disana memang benar apa yang telah aku duga. Bayu masih bersedih
atas nasib malang yang barusan menimpanya. Dengan kondisi kamar yang
berantakan, banyak debu beterbangan, bahkan sepertinya hatinya Bayu lebih
berantakan daripada kondisi kamarnya sekarang. Aku pun coba menghangatkan
suasana agar Bayu menjadi periang lagi. Aku juga mengatakan kepadanya untuk
melupakan sejenak urusan perempuan dan fokus mengejar impian. Karena aku juga
bisa dikatakan sahabat karibnya Bayu, dengan segera Bayu pun bisa keluar dari
keadaan yang ironis ini. Singkat cerita, di malam itu aku mengajak Bayu untuk
mengikuti suatu lomba menggambar yang hadiah utamanya sekitar 20 jutaan rupiah.
Aku pikir dengan uang itu aku bisa gunakan untuk bekerja sama untuk mewujudkan
anime buatan sendiri. Tetapi Bayu tidak mau mengikuti lomba itu karena ia
sedang belum bisa fokus menggambar seperti dulu lagi. Yah, meskipun sudah
berhasil aku hibur, tetap saja. Dalam hatinya belum 100% kembali seperti
semula. Tetapi tak apalah. Aku tetap akan mengikuti lomba itu. Lalu karena
cuaca semakin dingin menusuk, aku pun pamitan kembali ke asrama, tempat dimana
aku tinggal sekarang. Besok adalah hari sabtu. Karena akhir pekan, aku
berencana untuk segera daftar dan mengerjakan desain karakter untuk lomba itu.
Dan juga aku berharap agar bisa jadi juara, sebelum aku tidur malam ini.
###
Pagi telah tiba,
matahari telah menyinari hampir semuanya. Memberikan energi baru di hari yang
baru. Aku pun terbangun dari suatu mimpi indah tadi malam. Entah mimpi apa itu
aku lupa. Lalu aku bergegas untuk memasak nasi dan kemudian sarapan. Pagi ini
cuaca tampak cerah. Serasa hatiku siap untuk mendaftar. Aku pun sangat
bersemangat akan hal ini. Ketika mau berangkat tiba-tiba ada hpku bergetar.
Ternyata ada sms dari Aisyah
“selamat pagi Henri.
Apa kamu sibuk sekarang ?” Tanya Aisyah di sms pertamanya pagi ini
“selamat pagi juga
Aisyah. Hmm, sebenarnya gx juga sih. Aku mau daftar ke lomba menggambar. Itu
loo, tempat pendaftarannya di dekat hotel Merah”
“ohh, sebenarnya aku
juga mau kesana Hen, aku disuruh oleh kakakku untuk mengantarkan laptopnya pagi
ini. Boleh apa tdk aku numpang ?” Tanya lagi Aisyah
“wah, boleh-boleh.
Dengan senang hati Ai. Bentar ya, aku mau siap-siap dulu”
“oke Henri. Makasih ya.
Aku tunggu di depan kosku”
Jam telah menunjukkan
pukul 8 kurang 5 menit. Aku langsung mengeluarkan motorku dan menghidupkan
mesinnya. Lalu aku langsung menuju ke kosnya Aisyah. Disana Aisyah telah
menungguku.
“Aisyah, kau telah lama
menungguku ya ?” Tanyaku sambil mematikan mesin motor
“Gx kok Hen, barusan
tadi setelah sms kamu. Hehehe ” Jawab Aisyah sambil memakai helm
“Oia ya. Gx sampai 5
menit ya. Okey yuk berangkat sekarang”
Lalu aku dan Aisyah pun
berangkat menuju ke hotel Merah. Sesampainya disana, aku langsung memarkir
motorku. Di perjalanan menuju ke hotel, aku dan Aisyah sedikit berbincang
tentang lomba menggambar yang akan aku ikuti.
“Henri, tunggu bentar,
aku melihat ada sesuatu” Kata Aisyah sambil menghentikan langkahku
“ada apa Aisyah ? apa
yang kamu lihat ?” Tanyaku sambil menghadap Aisyah
“aku melihat,
sepertinya ada bulan tepat di atasmu. Entahlah, tetapi aku baru kali ini
melihat hal semacam ini. Apalagi disampingnya juga terdapat berbagai bintang
terang” Kata Aisyah sambil melihat ke langit
“hmm, tidak ada apa-apa
kok Ai, mungkin perasaanmu aja mungkin” Jawabku sambil berjalan lagi
“oh, bisa jadi ya” Kata
Aisyah
Lalu Aisyah telah
bertemu dengan kakaknya, aku pun menuju ke tempat pendaftaran lomba menggambar
yang aku nantikan hadiahnya. Setelah selesai mendaftar, aku dan Aisyah pun
pulang. Sore harinya, aku melihat lagi pamflet lomba yang tadi. Disitu tertulis
jelas besok adalah lombanya. Tempatnya berada di sebelah utara hotel Merah.
Selanjutnya aku segera menyiapkan peralatan yang akan aku gunakan besok,
seperti pensil, rautan, penghapus, penggaris, dll. Pada malam harinya yaitu
malam minggu, aku coba fokuskan untuk berdoa semoga karyaku bisa jadi
pengantarku menuju kesuksesan, amin. Sebelum tidur, aku coba keluar asrama dan
memandang cerahnya langit. Ternyata apa yang dikatakan Aisyah tadi pagi memang
benar. Aku pun kaget, tepat di atasku ada bulan dan berbagai bintang yang
mengelilinginya. Wah, inikah pertanda baik, semoga saja.
###
Hari minggu, hari
penentuan, hari untuk menjadi pemenang, aku pun dibangunkan oleh cahaya
matahari yang menghangatkan. Serasa mendapatkan energi untuk hari ini. Dan aku
langsung bergegas. Mandi lalu sarapan. Selanjutnya, aku minta restu dari orang
tuaku lewat sms semoga berjalan lancar. Jam 8 kurang 20 menit, aku berangkat
menuju hotel Merah. Sesampainya disana, aku melihat banyak orang asing yang
datang. Meski begitu, aku tetap yakin bisa memenangkan kontes lomba menggambar
ini. Karena bekerja sama dengan banyak sponsor, tidak heran hadiahnya juga luar
biasa. Saatnya menuju ke medan perang. Disana telah disediakan kanvas. Saatnya
jari jemari dan imajinasi bekerja sama saling membantu mewujudkan karya luar
biasa. Hampir satu jam telah berlalu, waktu tinggal beberapa menit lagi. Aku telah
selesai dengan gambaranku. Tema gambarku tentang sebuah kisah perjalanan menuju
kesuksesan, seperti yang aku harapkan sekarang. Waktu pun telah selesai. Aku
segera mengumpulkan hasil coretanku ke panitia. Dan aku langsung pulang ke
asrama. Sebelum pulang tadi aku mendapatkan sebuah info bahwa pengumuman
pemenang akan di update di fanspage facebook pada hari rabu depan.
Sesampainya di asrama aku bertemu dengan Bayu. Ia ingin diantar menuju ke
kosnya temannya. Langsung saja aku mengantarkan Bayu ke tempat yang akan ia
tuju. Tepat sebelum sampai tiba-tiba muncullah sesuatu yang bagi Bayu terlihat
seperti dewi yang baru turun dari gerbang surga. Seperti akan menyapa Bayu.
Bayu pun langsung terkesima tanpa bisa mengucap kata-kata ketika melihat gadis
mengesankan itu. Lalu aku pun mendoakan Bayu semoga berhasil. Bayu pun turun
dan segera menuju ke gadis itu. Aku pun langsung pergi tak mau melihat tingkah
temanku yang playboy itu. Malam
harinya, tiba-tiba Bayu datang ke asrama.
“Henri kawanku, coba
kamu kesini” Kata Bayu yang baru saja datang
“iya, ada apa bung, tak
seperti biasanya kamu semangat” Jawabku sambil turun dari kamarku
Lalu Bayu bercerita
bahwa ia tadi telah berhasil merayu hati Amanda, seorang mahasiswi jurusan
pendidikan Sejarah. Bahwa Bayu juga telah melupakan Fina, pacarnya beberapa
hari yang lalu. Mendengar hal itu, setidaknya aku merasa lega. Sahabatku yang
satu ini kembali ke dirinya yang semula. Yaitu berwajah periang lagi. Setelah
bercerita panjang lebar, sudah waktunya burung pasti kembali ke sarangnya, Bayu
pun kembali ke kontrakannya.
###
Hari demi hari berlalu,
dan akhirnya hari pengumuman pun telah tepat di depan mata. Aku langsung browsing internet mencari fanspage yang dimaksud. Ketika itu masih
loading page. Aku berdoa untuk ke
sekian kalinya. Dan ketika membuka mata, tidak bisa terbayangkan mau berkata
apa, sempat ingin melompat tetapi tak bisa, ingin berteriak tapi banyak
tetangga, aku benar-benar memenangkan lomba menggambar itu. Dan parahnya lagi
aku berhasil mendapatkan juara 1. Sebuah berita yang bisa membuatku terbang ke
angkasa bagaikan garuda, hahaha. Seketika aku langsung dihubungi oleh panitia
lomba untuk segera mengambil hadiah di hotel Merah. Mendengar kabar itu aku pun
langsung bergegas kesana. Dan uang 20 juta pun telah ada di tangan. Berhubung
minggu ini adalah minggu terakhir semester ini, aku berencana untuk segera
mewujudkan impianku yaitu datang ke studio yang ada di ibukota dan memberikan
ide kerenku kepada mereka. Dua hari setelah mendapatkan uang hadiah aku segera
berangkat menuju Jakarta. Disisi lain Bayu sedang berkencan dengan pacar
barunya yaitu Amanda. Setelah sampai disana aku langsung mencari tempat yang
cocok untuk membuat karyaku jadi kenyataan. Satu persatu perusahaan aku
datangi. Dan seperti inilah keadaan negaraku. Tiada satu pun perusahaan yang
menerima ide paling kerenku ini. Sepertinya aku telah kehilangan kepercayaan
akan kota ini. Di momen tersulitku ini aku menemukan ide baru. Ketika aku
duduk-duduk di sebuah terminal, aku baru kepikiran untuk pergi ke Jepang,
sebuah negara dengan beribu produk anime. Dengan uang hadiah itu, selain
jalan-jalan akan aku gunakan untuk mencari dimana tempat produksi anime itu.
Lalu aku pun menuju ke bandara yang terletak di pusat kota. Jadwal
keberangkatanku ternyata lebih cepat dari perkiraan. Malam hari setelah itu aku
pun mencari tempat istirahat. Seperti inilah keadaannya sebelum menjadi sukses.
Menginap di ruang tunggu bandara. Sambil bersantai aku menghubungi Aisyah.
“selamat malam Aisyah,
bagaimana kabarmu sekarang ?” Tanyaku dalam sms pertama malam ini
“iya selamat malam juga
Henri. Kabarku baik, bagaimana denganmu ?” Jawab Aisyah
“Aisyah, sebenarnya aku
tak tahu apa yang bicarakan kemarin waktu di hotel Merah, tetapi itu memang
benar terjadi. Besok aku akan berangkat ke Jepang. Doakan aku ya !”
“iya Hen, semoga
perjalananmu lancar dan bermakna. Amin”
“makasih ya Aisyah”
Malam ini aku langsung
tidur untuk perjalanan besok. Sambil berdoa, aku juga melihat indahnya langit
bertabur bintang. Sungguh ini akan menjadi perjalananku yang paling keren.
###
Pagi pun menghampiri,
aku langsung bangun dan bersiap-siap. Jadwal keberangkatanku yaitu jam 8 pagi
ini. Aku pergi untuk sarapan dulu. Dan setelah itu aku langsung bergegas ke
bandara. Pesawat tujuan bandara Jepang telah aku naiki. Dan aku pun terbang
menuju ke negara pemproduksi anime tersebut. Sesampainya disana, aku langsung
terkejut, tertegun, bahkan terpana melihat keadaan negeri sakura ini. Bandara
yang modern, suasana yang futuristik menghiasi negeri matahari terbit ini.
Turun dari pesawat, aku langsung berjalan-jalan di sekitar bandara. Karena
tidak terlalu menguasai bahasa Jepang, aku hanya bertanya dengan bahasa
Inggris. Di saat momen yang tidak jelas mau kemana ini aku bertemu dengan orang
Jepang yang bernama Alvino. Setelah bertanya banyak aku baru mengetahui
ternyata Alvino adalah salah satu pemilik apartemen besar di kota Tokyo. Dan
aku pun ditawari untuk menginap di apartemennya Alvino asalkan mau menjadi
koordinator suatu acara yang dilaksanakan oleh Alvino. Entah bagaimana harus
berkata apa, aku langsung merasakan hawa sejuk bersahabat ketika pertama mendarat
di Jepang. Di sisi lain, Bayu hari ini juga berkencan lagi dengan Amanda.
Amanda memang orangnya sangat manja, centil, dan sangat shopping oriented alias penggemar belanja. Bayu pun ia ajak ke mall
besar lagi. Ini membuat Bayu semakin kehabisan uang. Tetapi karena Bayu
sebenarnya mempunyai tujuan lain. Bayu hanya berdoa semoga rencananya kali ini
berhasil. Rencana apakah itu ? Kembali lagi ke Jepang. Di apartemen Alvino, aku
langsung bekerja menjadi koordinator acara. Aku langsung mengurusi beberapa perlengkapan
kebutuhan acara. Selain itu juga mengurusi pendokumentasian dan penyiarannya
juga. Memang terlihat seru dan asik. Tetapi diam-diam ada beberapa orang yang
sekilas lewat. Aku tidak tahu siapa mereka. Jadi aku biarkan saja. Untuk hari
ini sampai begitu saja. Aku lalu diajak Alvino ke ruangan tidur yang ia
janjikan tadi.
“here, its your room. Henri.
Take a rest before work again tommorow. Thanks for everything” Kata Alvino
sambil menutup pintu kamar
“no Alvino, i should be to say
thanks to you because your kindness for me. Good night” Kataku sambil
menuju ke ranjang tidur
Hari ini sungguh luar
biasa. Aku tidak menyangka ada orang seperti Alvino di negara ini. Tetapi satu
hal yang aku ingat tadi, siapa orang yang lewat dengan sekilas. Aku pun
melupakan hal itu dan segera tidur karena kelelahan.
###
Jam 5 pagi, cahaya
matahari sudah terlihat dari timur. Memang benar apa kata orang. Jepang memang
bisa dikatakan pertama kali melihat matahari terbit tiap harinya. Ini adalah
pagi pertamaku di negeri matahari terbit ini. Aku langsung bangun dan melihat
keadaan luar. Dari jendela, aku melihat kesibukan pagi dari atas apartemen.
Orang Jepang memang benar-benar rajin. Pagi-pagi kendaraan umum sudah ramai.
Banyak yang bersepeda di rute yang khusus. Ini membuat Jepang sedikit
menghasilkan polusi udara. Lalu ada seorang pelayan yang mengantarkan sarapan
untukku. Wah, inikah nikmatnya hidup, bisa jadi. Setelah sarapan, aku langsung
turun dan mengoordinasi acaranya Alvino lagi. Ketika itu masih berjalan seperti
biasa. Lancar tidak terkendala. Jam telah menunjukkan pukul 11 waktu setempat.
Tiba-tiba ada satu hal yang tidak pernah aku duga-duga sebelumnya. Yaitu ada
suara mobil polisi datang ke apartemen Alvino. Kembali lagi ke kehidupan Bayu.
Hari ini Bayu kembali jalan-jalan dengan Amanda. Kali ini Bayu mengajak untuk
tidak ke tempat perbelanjaan. Dengan maksud sesuatu, Bayu mengajak Amanda
menuju ke sebuah taman. Ketika itu Bayu kaget. Ada seseorang yang tidak asing
baginya. Bayu coba mendekati orang itu bersama Amanda. Lalu kembali lagi ke
apartemen Alvino. Polisi datang secara mengejutkan dan langsung mengepungku.
Polisi itu bertanya tentang penghilangan beberapa properti yang dituduhkan
kepadaku karena aku selaku koordinator acara. Ini sungguh diluar dugaanku. Aku
sempat takut tetapi aku tidak merasa menghilangkan apapun. Di momen yang
genting ini, polisi juga bergerak akan memborgolku, aku tidak tahu harus
berbuat apa. Tiba-tiba ada seseorang yang misterius datang dari jendela lantai
2 apartemen. Orang itu memakai jubah dan memakai kacamata hitam turun dengan
tali dan langsung membawaku naik ke lantai 2. Orang itu lalu mengajakku
melarikan diri. Aku pun hanya mengikutinya agar terhindar dari masalah ini.
Orang itu juga menendang beberapa orang yang berhasil ia ikat beserta properti
acara. Orang itu menendang properti beserta orang-orang itu dan jatuh ke lantai
1. Polisi pun kaget melihat hal ini. Aku pun sadar siapa orang yang diikat itu.
Sepertinya orang kemarin yang lewat dengan sekilas. Alvino yang berada di belakang
polisi merasa rencananya untuk menjebakku gagal. Sebenarnya Alvino ingin
memanfaatkanku dengan menjadikanku koordinator acara. Untungnya aku berhasil
diselamatkan dengan keren oleh orang misterius lagi. Polisi itu langsung
menganalisis sidik jari yang ada di properti dan sidik jari orang yang terikat
tadi. Memang benar, orang yang terikat itu yang melakukan aksi keji itu. Lalu
aku terus berlari bersama orang misterius tadi. Kucoba untuk menanyakan sesuatu
kepada orang itu. Tetapi orang itu terus berlari. Dan akhirnya aku dan orang
itu tiba di sebuah gedung perusahaan yang super keren, yang aku cari-cari
selama ini. Yaitu tempat produksi anime. Lalu orang itu membuka jubahnya dan
berbalik ke arahku.
“hey, what is your name ?“ Tanya orang itu
“my name is Henri. And thanks
for saving me from that apartment. Then, what is your name ?” Jawabku
sambil terengah-engah setelah sekitar 20 menit berlari
“my name is Yuya Yukimura.
Let’s go to the that building. And i will explain everything later” Kata
orang itu sambil menuju gedung
Lalu aku pun hanya
mengikuti orang itu. Ini seperti sebuah cerita perjalanan yang keren. Akhirnya
aku berada di tempat yang sudah aku impikan sejak dulu. Di dalam gedung itu aku
melihat beberapa tokoh anime keren, berbagai lukisan dinding, dan orang-orang
yang sibuk mengerjakan pembuatan anime. Lalu aku disuruh duduk oleh Yuya. Di
dalam sebuah ruang tamu, aku berbincang-bincang dengan Yuya. Tentang perusahaan
ini. Yuya mengatakan bahwa ini adalah perusahaan miliknya. Karena ia yang berbeda
pendapat dengan kakaknya yang arogan. Yuya juga memberitahu tentang Alvino dan
perilaku jahatnya tadi. Bahwa Alvino adalah kakak kandungnya yang ia maksud
arogan tadi. Aku langsung menghela napas mendengar hal itu. Kata Yuya memang
seperti itulah kebiasaan kakaknya sejak dulu. Jadinya ia pun memisahkan diri
dari kehidupan kakaknya. Yuya pun menanyakan darimana asalku. Aku menjawab
bahwa aku berasal dari Indonesia, sebuah negara yang bagaikan atlantis, hahaha.
Memang benar, itu adalah sebuah negara yang bisa menghasilkan hampir segalanya.
Tanaman apa pun bisa ditanam disana, banyak sumber daya alam yang melimpah, dan
sebagainya. Yuya pun tertawa mendengar pernyataanku. Ia juga sadar mengapa
negaranya dulu menjajah negeriku. Setelah perbincangan panjang mengenai
asal-usul masing-masing, Yuya memberikanku makan siang dahulu sebelum
melanjutkan perbincangannya. Setelah itu, aku pun makan di dalam gedung itu.
Setelah selesai makan, aku langsung melihat-lihat lagi beberapa orang yang
sedang menggambar. Gambaran mereka sungguh luar biasa. Sambil melihat-lihat,
aku pun bertanya banyak hal tentang pembuatan anime. Orang itu mengatakan bahwa
yang tahu secara jelas yaitu Yuya, ia hanya bekerja dalam tahap penggambaran.
Lalu aku pun duduk santai sambil melihat gambaran anime yang terletak di
dinding. Ini membuat semangatku menggambar tumbuh lagi. Aku pun mencoba membuat
sebuah komik singkat tentang perjalananku di Jepang. Lalu ketika aku melihat
Yuya datang, aku langsung menyembunyikan gambarku.
“hello Henri, what are you
doing now ?” Tanya Yuya
“Yuya, i can’t say this. But its my dream to go to
this country just to look how anime is created” Jawabku sambil berdiri
“hmm, yeah, i’m the leader of this anime production. Let me tell you
about the production of my anime” Kata Yuya sambil mengajakku ke suatu
tempat
Yuya pun mengajakku ke
berbagai ruangan yang menjadi tempat produksi anime. Pembuatan anime memang
perlu orang banyak dan peralatan banyak. Tetapi itu juga sepadan dengan
penyiaran anime tiap minggunya bahkan itu juga belum termasuk merchandise anime yang dijual. Hari ini
aku tahu semuanya tentang proses pembuatan anime mulai dari awal yaitu
pembuatan skrip dan komik. Dan berakhir di layar lebar. Malam harinya, aku
diajak Yuya untuk ke rumahnya yang tidak jauh dari perusahaannya. Suatu
kehormatan bisa berkunjung ke rumah seorang pemimpin produksi anime. Serasa
dekat sekali dengan impianku. Di sana aku langsung disambut oleh ramahnya
keluarga Yuya. Anak-anak Yuya langsung tertarik mendengar ceritaku berbagai hal
tentang Indonesia. Sambil menceritakan beberapa cerita rakyat yang ada di
Indonesia, aku juga menunjukkan beberapa foto tentang keadaan alam di negeriku.
Karena anak-anaknya Yuya sangat suka dengan foto-foto itu, aku memberikan semua
foto itu kepadanya. Lalu aku juga disuguhi makan malam khas Jepang. Juga dengan
sumpit seperti yang biasa aku lihat di acara tv kuliner Jepang. Anak-anaknya
Yuya menertawakanku karena aku yang kesulitan makan menggunakan sumpit. Suatu
pengalaman yang sangat berharga dan bermakna. Untuk malam ini ketika semua
anggota keluarga Yuya telah tidur, aku menyempatkan diri untuk keluar melihat
pemandangan malam sambil meneruskan membuat komik tadi. Aku juga melihat
bintang-bintang bertebaran di langit dan lebih banyak daripada ketika di
rumahku. Apakah ini memang pertanda baik ? Semoga saja. Akhirnya aku pun
selesai membuat komik. Dan jam telah menunjukkan pukul 24.00. Waktunya tidur.
###
Sinar matahari
menyinari rumah Yuya. Membangunkan semua anggota keluarga dan tak terkecuali
aku sendiri. Hari ini aku diajak Yuya lagi ke perusahaan pembuatan animenya
lagi. Sebelumnya aku sarapan lagi bersama keluarganya Yuya. Sungguh suasana
kekeluargaan yang harmonis yang aku rasakan ketika berada di sini. Setelah itu,
aku dan Yuya berangkat ke perusahaan dengan naik sepeda. Aku anggap ini adalah
olahraga pagi yang sudah lama tak aku lakukan. Memang ini kota, tetapi dengan
sedikitnya polusi dan banyaknya pohon yang menghiasi jalanan membuat aku
merasakan kenyamanan yang luar biasa yang belum aku temukan di negeriku
sendiri. Akhirnya aku telah sampai lagi di perusahaannya Yuya. Di sana aku
melihat hal baru dari kemarin. Yaitu melihat hasil garapan anime satu minggu
yang lalu. Durasi sekitar setengah jam seperti biasa. Aku sangat menyukai hal
ini. Sebenarnya diam-diam Yuya melakukan sesuatu yang diluar perkiraanku.
Ketika aku sedang asik menonton anime. Setelah menonton anime, aku dan Yuya
juga mengunjungi tempat penjualan aksesoris anime di suatu mall. Selain itu
juga di toko baju tempat Yuya menjual baju desain dari animenya. Ini sungguh
melengkapi perjalananku kali ini. Sepanjang hari ini aku merasa sangat
menikmati hidup di Jepang. Akhirnya malam hari aku kembali ke rumahnya Yuya.
Setelah makan malam, aku bercerita lagi kepada anak-anaknya Yuya. Kali ini
cerita tentang beberapa budaya daerah dan kuliner yang ada di negaraku.
Anak-anak Yuya pun sangat tertarik mendengar berbagai budaya yang ada di
negeriku. Akhirnya jam menunjukkan pukul 22.00. Karena kelelahan, aku pun
segera tidur. Hari ini berjalan sangat lancar. Sebelum tidur, aku berdoa semoga
semuanya berjalan selalu lancar. Amin
###
Tiga hari selanjutnya,
hari yang tak akan pernah menjadi bayangan dalam benakku sebelumnya. Setelah
sarapan pagi, aku diajak Yuya untuk melihat pemutaran sebuah anime durasi pendek.
Aku pun tak sabar menunggu anime apalagi yang akan telah diproduksi dan akan
ditayangkan oleh perusahaannya Yuya. Kembali lagi ke kehidupan Bayu. Kemarin
ketika bertemu dengan seseorang yang tidak asing di taman, Amanda tiba-tiba
langsung menarik Bayu dan segera mengajak Bayu ke tempat lain. Karena melihat
Bayu yang terlalu melihat orang itu membuat Amanda cemburu. Di hari ini Bayu
berencana ke taman itu lagi tapi dengan strategi yang berbeda dari kemarin.
Ketika berjalan di taman itu, Bayu tahu harus kemana, ia mengajak Amanda jalan
ke tempat yang kemarin. Dan benar saja, masih ada orang yang kemarin. Kali ini
Bayu biasa saja sebelum menjalankan rencananya. Amanda tidak sadar rencana yang
akan dilakukan Bayu. Kembali lagi ke tempat pemutaran anime berdurasi pendek.
Aku dan Yuya telah berada di ruangan yang dimaksud. Lampu pun mati, layar
monitor telah siap menjalankan tugasnya. Dan aku tak bisa berkata sepatah apa
pun. Hanya bisa terkejut, terkesima, terpana, terkesan, terpukau, tersanjung,
terherankan melihat apa yang baru saja diputar di layar. Komik buatanku ketika
berada di Jepang yang Yuya tayangkan. Karena aku yang tak mampu berkata apa
pun, Yuya mengatakan kepadaku bahwa salah satu anaknya menemukan skrip gambaran
komiknya dan langsung Yuya berikan ke perusahaan animenya untuk segera
diproduksi. Yuya pun mengetahui bahwa aku sangat menyukai anime. Bersamaan
dengan hal itu, Bayu menemui Fina. Fina kaget melihat Bayu yang bersama dengan
Amanda. Seketika Fina menjadi berubah. Ia langsung bangun dari jurang kegelapan
hatinya dan naik ke sifatnya yang dulu. Melihat hal itu, Amanda langsung pergi
dan memutuskan hubungannya dengan Bayu. Setelah Amanda pergi, Bayu coba
menjelaskan semuanya kepada Fina. Bahwa ia ingin mengembalikan Fina seperti
dulu lagi. Dengan menggunakan rencana yang sangat aneh ini. Dengan berbagai
kata-kata yang Bayu ucapkan kepada Fina, akhirnya Fina pun menerima Bayu
seperti dulu. Fina tahu mengapa Bayu bisa melakukan hal seperti itu hanya
untuknya. Selanjutnya Bayu menanyakan mengapa Fina bisa seperti itu. Fina pun
menjawab bahwa ia sedang mengalami depresi sejak ditinggal oleh ayahnya. Karena
depresinya berat, Fina sampai menjadi pribadi yang lain sampai menelantarkan
hubungannya dengan Bayu. Setelah mengetahui hal ini, Bayu segera menghibur
Fina. Dan kembalilah hubungan Bayu dengan Fina lagi. Kembali lagi ke Jepang.
Yuya pun langsung menawariku untuk menjadi penulis komik dan menyuplainya ke
perusahaannya. Wah, sedekat inikah impianku, tanpa disadari aku pun langsung
disodori kontrak untuk 5 tahun kedepan. Tak terbayangkan, setelah mengalami
perjalanan panjang di negeri sendiri yang tanpa hasil, akhirnya di sini, aku
pun mendapatkan impian yang telah aku rindukan sejak dulu.
“Yuya, i will create an incredible the story of
my anime. And we will be number one anime production in the world. Are you
ready to challenge the world ?” Kataku kepada Yuya setelah menandatangani
kontrak baru
“yeah Henri. The story of new
era of anime is begin. I can’t wait this. Its very excitement” Kata Yuya
sambil bersamalan denganku
.
.
.
TAMAT