Potret Alam

Kabut yang menyerang hutan.

Potret Alam

Penyerangan masih berlanjut.

Potret Alam

Pohon-pohon juga terserang.

Potret Alam

Jalan menjadi berselimut kabut.

Potret Alam

Hutan kian berkabut tebal.

Tuesday 24 December 2013

Sedekat Inikah Impianku ?

Sedekat Inikah Impianku ?

            Sang surya telah terlihat menenggelamkan dirinya. Sinar yang semakin redup, awan yang kian menghilang, langit yang tampak gelap mewarnai sore ini. Akankah seperti ini masa depanku nanti ? Semakin tenggelam dan suram. Tetapi aku takkan cepat menyerah. Mungkin keadaan hari memang selalu seperti ini. Terkadang ada waktunya untuk bersinar, ada waktu untuk redup, dan ada waktu untuk berada diantara kedua hal itu. Disinilah aku berada sekarang. Oh ya, namaku Henri. Aku berasal dari kota yang terkenal akan kesenian dan kulinernya. Ya, aku berasal dari kabupaten Ponorogo. Lalu aku sedang kuliah di kota Solo. Di sebuah kota perantauan tempatku kuliah, aku pun sedang menggapai sebuah impian. Sejak kecil, ada satu impian yang ingin aku capai. Yaitu ingin melihat gambaranku tayang di televisi. Seperti halnya film kartun yang biasa aku tonton waktu kecil sampai sekarang. Dan dengan semangat yang luar biasa yang datang dari hati, pikiran, dan jiwa aku pun melangkah mengambil mata kuliah DKV fakultas Sastra dan Seni Rupa, singkatan dari Desain Komunikasi Visual. Ya, ujian yang maha sulit untuk menjadi mahasiswa telah aku tempuh. Dan sekarang waktunya untuk mewujudkan impian yang telah aku tulis di buku kenangan waktu kecilku. Disini, selain bertemu dengan berbagai materi tentang menggambar, aku juga bertemu dengan teman seperjuanganku. Salah satu kenalan pertamaku sewaktu berada di kota perantauan ini. Ia bernama Aisyah. Seorang yang bisa dikatakan peta pertamaku di kota ini. Dulu andaikata tak ada Aisyah, pasti aku takkan menemukan ruang dimana bisa daftar ulang dan mengambil almamater. Selain itu, dia juga seorang yang sangat ceria. Dia menemaniku sampai  di ruang 107 dimana disitulah tempat daftar ulang. Dan ketika aku melihat Aisyah menuliskan jurusannya, dalam hati aku kaget. Ternyata Aisyah juga mengambil jurusan yang sama denganku. Lalu selain Aisyah, ada satu lagi teman sekelas yang sangat akrab ketika perjalanan selama kuliah ini. Ia biasa aku panggil Bayu. Hampir sama seperti Aisyah. Ia orang yang periang, suka bercanda, tetapi akhir-akhir ini aku baru menyadari bahwa Bayu sering patah hati karena sering berpacaran. Hahaha, sebuah ironi yang belum aku alami. Satu hal yang sangat disesali oleh Bayu saat ini adalah mengapa sampai seorang yang ia lihat bagaikan bidadari tanpa sayap sebagaimana dulu menjadi pacarnya, karena suatu hal yang kurang pasti, mendadak menjadi pribadi yang berbeda. Ia bernama Finailya. Seorang mahasiswi jurusan Biologi murni. Di malam itu pula, aku berencana mengunjungi kontrakan dimana Bayu tinggal.
“permisi, Bayu ada apa tidak mas ?” Tanyaku kepada seorang yang satu kontrakan dengan Bayu
“Bayu, ada di dalam kamarnya. Tapi aku tak berani memanggilnya sekarang. Kamu aja yang masuk ke kamarnya. Silahkan” Jawab orang itu sambil membuka pintu kontrakan lebih lebar
“terima kasih mas”
Lalu aku pun masuk ke kamarnya Bayu. Disana memang benar apa yang telah aku duga. Bayu masih bersedih atas nasib malang yang barusan menimpanya. Dengan kondisi kamar yang berantakan, banyak debu beterbangan, bahkan sepertinya hatinya Bayu lebih berantakan daripada kondisi kamarnya sekarang. Aku pun coba menghangatkan suasana agar Bayu menjadi periang lagi. Aku juga mengatakan kepadanya untuk melupakan sejenak urusan perempuan dan fokus mengejar impian. Karena aku juga bisa dikatakan sahabat karibnya Bayu, dengan segera Bayu pun bisa keluar dari keadaan yang ironis ini. Singkat cerita, di malam itu aku mengajak Bayu untuk mengikuti suatu lomba menggambar yang hadiah utamanya sekitar 20 jutaan rupiah. Aku pikir dengan uang itu aku bisa gunakan untuk bekerja sama untuk mewujudkan anime buatan sendiri. Tetapi Bayu tidak mau mengikuti lomba itu karena ia sedang belum bisa fokus menggambar seperti dulu lagi. Yah, meskipun sudah berhasil aku hibur, tetap saja. Dalam hatinya belum 100% kembali seperti semula. Tetapi tak apalah. Aku tetap akan mengikuti lomba itu. Lalu karena cuaca semakin dingin menusuk, aku pun pamitan kembali ke asrama, tempat dimana aku tinggal sekarang. Besok adalah hari sabtu. Karena akhir pekan, aku berencana untuk segera daftar dan mengerjakan desain karakter untuk lomba itu. Dan juga aku berharap agar bisa jadi juara, sebelum aku tidur malam ini.
###
Pagi telah tiba, matahari telah menyinari hampir semuanya. Memberikan energi baru di hari yang baru. Aku pun terbangun dari suatu mimpi indah tadi malam. Entah mimpi apa itu aku lupa. Lalu aku bergegas untuk memasak nasi dan kemudian sarapan. Pagi ini cuaca tampak cerah. Serasa hatiku siap untuk mendaftar. Aku pun sangat bersemangat akan hal ini. Ketika mau berangkat tiba-tiba ada hpku bergetar. Ternyata ada sms dari Aisyah
“selamat pagi Henri. Apa kamu sibuk sekarang ?” Tanya Aisyah di sms pertamanya pagi ini
“selamat pagi juga Aisyah. Hmm, sebenarnya gx juga sih. Aku mau daftar ke lomba menggambar. Itu loo, tempat pendaftarannya di dekat hotel Merah”
“ohh, sebenarnya aku juga mau kesana Hen, aku disuruh oleh kakakku untuk mengantarkan laptopnya pagi ini. Boleh apa tdk aku numpang ?” Tanya lagi Aisyah
“wah, boleh-boleh. Dengan senang hati Ai. Bentar ya, aku mau siap-siap dulu”
“oke Henri. Makasih ya. Aku tunggu di depan kosku”
Jam telah menunjukkan pukul 8 kurang 5 menit. Aku langsung mengeluarkan motorku dan menghidupkan mesinnya. Lalu aku langsung menuju ke kosnya Aisyah. Disana Aisyah telah menungguku.
“Aisyah, kau telah lama menungguku ya ?” Tanyaku sambil mematikan mesin motor
“Gx kok Hen, barusan tadi setelah sms kamu. Hehehe ” Jawab Aisyah sambil memakai helm
“Oia ya. Gx sampai 5 menit ya. Okey yuk berangkat sekarang”
Lalu aku dan Aisyah pun berangkat menuju ke hotel Merah. Sesampainya disana, aku langsung memarkir motorku. Di perjalanan menuju ke hotel, aku dan Aisyah sedikit berbincang tentang lomba menggambar yang akan aku ikuti.
“Henri, tunggu bentar, aku melihat ada sesuatu” Kata Aisyah sambil menghentikan langkahku
“ada apa Aisyah ? apa yang kamu lihat ?” Tanyaku sambil menghadap Aisyah
“aku melihat, sepertinya ada bulan tepat di atasmu. Entahlah, tetapi aku baru kali ini melihat hal semacam ini. Apalagi disampingnya juga terdapat berbagai bintang terang” Kata Aisyah sambil melihat ke langit
“hmm, tidak ada apa-apa kok Ai, mungkin perasaanmu aja mungkin” Jawabku sambil berjalan lagi
“oh, bisa jadi ya” Kata Aisyah
Lalu Aisyah telah bertemu dengan kakaknya, aku pun menuju ke tempat pendaftaran lomba menggambar yang aku nantikan hadiahnya. Setelah selesai mendaftar, aku dan Aisyah pun pulang. Sore harinya, aku melihat lagi pamflet lomba yang tadi. Disitu tertulis jelas besok adalah lombanya. Tempatnya berada di sebelah utara hotel Merah. Selanjutnya aku segera menyiapkan peralatan yang akan aku gunakan besok, seperti pensil, rautan, penghapus, penggaris, dll. Pada malam harinya yaitu malam minggu, aku coba fokuskan untuk berdoa semoga karyaku bisa jadi pengantarku menuju kesuksesan, amin. Sebelum tidur, aku coba keluar asrama dan memandang cerahnya langit. Ternyata apa yang dikatakan Aisyah tadi pagi memang benar. Aku pun kaget, tepat di atasku ada bulan dan berbagai bintang yang mengelilinginya. Wah, inikah pertanda baik, semoga saja.
###
Hari minggu, hari penentuan, hari untuk menjadi pemenang, aku pun dibangunkan oleh cahaya matahari yang menghangatkan. Serasa mendapatkan energi untuk hari ini. Dan aku langsung bergegas. Mandi lalu sarapan. Selanjutnya, aku minta restu dari orang tuaku lewat sms semoga berjalan lancar. Jam 8 kurang 20 menit, aku berangkat menuju hotel Merah. Sesampainya disana, aku melihat banyak orang asing yang datang. Meski begitu, aku tetap yakin bisa memenangkan kontes lomba menggambar ini. Karena bekerja sama dengan banyak sponsor, tidak heran hadiahnya juga luar biasa. Saatnya menuju ke medan perang. Disana telah disediakan kanvas. Saatnya jari jemari dan imajinasi bekerja sama saling membantu mewujudkan karya luar biasa. Hampir satu jam telah berlalu, waktu tinggal beberapa menit lagi. Aku telah selesai dengan gambaranku. Tema gambarku tentang sebuah kisah perjalanan menuju kesuksesan, seperti yang aku harapkan sekarang. Waktu pun telah selesai. Aku segera mengumpulkan hasil coretanku ke panitia. Dan aku langsung pulang ke asrama. Sebelum pulang tadi aku mendapatkan sebuah info bahwa pengumuman pemenang akan di update di fanspage facebook pada hari rabu depan. Sesampainya di asrama aku bertemu dengan Bayu. Ia ingin diantar menuju ke kosnya temannya. Langsung saja aku mengantarkan Bayu ke tempat yang akan ia tuju. Tepat sebelum sampai tiba-tiba muncullah sesuatu yang bagi Bayu terlihat seperti dewi yang baru turun dari gerbang surga. Seperti akan menyapa Bayu. Bayu pun langsung terkesima tanpa bisa mengucap kata-kata ketika melihat gadis mengesankan itu. Lalu aku pun mendoakan Bayu semoga berhasil. Bayu pun turun dan segera menuju ke gadis itu. Aku pun langsung pergi tak mau melihat tingkah temanku yang playboy itu. Malam harinya, tiba-tiba Bayu datang ke asrama.
“Henri kawanku, coba kamu kesini” Kata Bayu yang baru saja datang
“iya, ada apa bung, tak seperti biasanya kamu semangat” Jawabku sambil turun dari kamarku
Lalu Bayu bercerita bahwa ia tadi telah berhasil merayu hati Amanda, seorang mahasiswi jurusan pendidikan Sejarah. Bahwa Bayu juga telah melupakan Fina, pacarnya beberapa hari yang lalu. Mendengar hal itu, setidaknya aku merasa lega. Sahabatku yang satu ini kembali ke dirinya yang semula. Yaitu berwajah periang lagi. Setelah bercerita panjang lebar, sudah waktunya burung pasti kembali ke sarangnya, Bayu pun kembali ke kontrakannya.
###
Hari demi hari berlalu, dan akhirnya hari pengumuman pun telah tepat di depan mata. Aku langsung browsing internet mencari fanspage yang dimaksud. Ketika itu masih loading page. Aku berdoa untuk ke sekian kalinya. Dan ketika membuka mata, tidak bisa terbayangkan mau berkata apa, sempat ingin melompat tetapi tak bisa, ingin berteriak tapi banyak tetangga, aku benar-benar memenangkan lomba menggambar itu. Dan parahnya lagi aku berhasil mendapatkan juara 1. Sebuah berita yang bisa membuatku terbang ke angkasa bagaikan garuda, hahaha. Seketika aku langsung dihubungi oleh panitia lomba untuk segera mengambil hadiah di hotel Merah. Mendengar kabar itu aku pun langsung bergegas kesana. Dan uang 20 juta pun telah ada di tangan. Berhubung minggu ini adalah minggu terakhir semester ini, aku berencana untuk segera mewujudkan impianku yaitu datang ke studio yang ada di ibukota dan memberikan ide kerenku kepada mereka. Dua hari setelah mendapatkan uang hadiah aku segera berangkat menuju Jakarta. Disisi lain Bayu sedang berkencan dengan pacar barunya yaitu Amanda. Setelah sampai disana aku langsung mencari tempat yang cocok untuk membuat karyaku jadi kenyataan. Satu persatu perusahaan aku datangi. Dan seperti inilah keadaan negaraku. Tiada satu pun perusahaan yang menerima ide paling kerenku ini. Sepertinya aku telah kehilangan kepercayaan akan kota ini. Di momen tersulitku ini aku menemukan ide baru. Ketika aku duduk-duduk di sebuah terminal, aku baru kepikiran untuk pergi ke Jepang, sebuah negara dengan beribu produk anime. Dengan uang hadiah itu, selain jalan-jalan akan aku gunakan untuk mencari dimana tempat produksi anime itu. Lalu aku pun menuju ke bandara yang terletak di pusat kota. Jadwal keberangkatanku ternyata lebih cepat dari perkiraan. Malam hari setelah itu aku pun mencari tempat istirahat. Seperti inilah keadaannya sebelum menjadi sukses. Menginap di ruang tunggu bandara. Sambil bersantai aku menghubungi Aisyah.
“selamat malam Aisyah, bagaimana kabarmu sekarang ?” Tanyaku dalam sms pertama malam ini
“iya selamat malam juga Henri. Kabarku baik, bagaimana denganmu ?” Jawab Aisyah
“Aisyah, sebenarnya aku tak tahu apa yang bicarakan kemarin waktu di hotel Merah, tetapi itu memang benar terjadi. Besok aku akan berangkat ke Jepang. Doakan aku ya !”
“iya Hen, semoga perjalananmu lancar dan bermakna. Amin”
“makasih ya Aisyah”
Malam ini aku langsung tidur untuk perjalanan besok. Sambil berdoa, aku juga melihat indahnya langit bertabur bintang. Sungguh ini akan menjadi perjalananku yang paling keren.
###
Pagi pun menghampiri, aku langsung bangun dan bersiap-siap. Jadwal keberangkatanku yaitu jam 8 pagi ini. Aku pergi untuk sarapan dulu. Dan setelah itu aku langsung bergegas ke bandara. Pesawat tujuan bandara Jepang telah aku naiki. Dan aku pun terbang menuju ke negara pemproduksi anime tersebut. Sesampainya disana, aku langsung terkejut, tertegun, bahkan terpana melihat keadaan negeri sakura ini. Bandara yang modern, suasana yang futuristik menghiasi negeri matahari terbit ini. Turun dari pesawat, aku langsung berjalan-jalan di sekitar bandara. Karena tidak terlalu menguasai bahasa Jepang, aku hanya bertanya dengan bahasa Inggris. Di saat momen yang tidak jelas mau kemana ini aku bertemu dengan orang Jepang yang bernama Alvino. Setelah bertanya banyak aku baru mengetahui ternyata Alvino adalah salah satu pemilik apartemen besar di kota Tokyo. Dan aku pun ditawari untuk menginap di apartemennya Alvino asalkan mau menjadi koordinator suatu acara yang dilaksanakan oleh Alvino. Entah bagaimana harus berkata apa, aku langsung merasakan hawa sejuk bersahabat ketika pertama mendarat di Jepang. Di sisi lain, Bayu hari ini juga berkencan lagi dengan Amanda. Amanda memang orangnya sangat manja, centil, dan sangat shopping oriented alias penggemar belanja. Bayu pun ia ajak ke mall besar lagi. Ini membuat Bayu semakin kehabisan uang. Tetapi karena Bayu sebenarnya mempunyai tujuan lain. Bayu hanya berdoa semoga rencananya kali ini berhasil. Rencana apakah itu ? Kembali lagi ke Jepang. Di apartemen Alvino, aku langsung bekerja menjadi koordinator acara. Aku langsung mengurusi beberapa perlengkapan kebutuhan acara. Selain itu juga mengurusi pendokumentasian dan penyiarannya juga. Memang terlihat seru dan asik. Tetapi diam-diam ada beberapa orang yang sekilas lewat. Aku tidak tahu siapa mereka. Jadi aku biarkan saja. Untuk hari ini sampai begitu saja. Aku lalu diajak Alvino ke ruangan tidur yang ia janjikan tadi.
here, its your room. Henri. Take a rest before work again tommorow. Thanks for everything” Kata Alvino sambil menutup pintu kamar
no Alvino, i should be to say thanks to you because your kindness for me. Good night” Kataku sambil menuju ke ranjang tidur
Hari ini sungguh luar biasa. Aku tidak menyangka ada orang seperti Alvino di negara ini. Tetapi satu hal yang aku ingat tadi, siapa orang yang lewat dengan sekilas. Aku pun melupakan hal itu dan segera tidur karena kelelahan.
###
Jam 5 pagi, cahaya matahari sudah terlihat dari timur. Memang benar apa kata orang. Jepang memang bisa dikatakan pertama kali melihat matahari terbit tiap harinya. Ini adalah pagi pertamaku di negeri matahari terbit ini. Aku langsung bangun dan melihat keadaan luar. Dari jendela, aku melihat kesibukan pagi dari atas apartemen. Orang Jepang memang benar-benar rajin. Pagi-pagi kendaraan umum sudah ramai. Banyak yang bersepeda di rute yang khusus. Ini membuat Jepang sedikit menghasilkan polusi udara. Lalu ada seorang pelayan yang mengantarkan sarapan untukku. Wah, inikah nikmatnya hidup, bisa jadi. Setelah sarapan, aku langsung turun dan mengoordinasi acaranya Alvino lagi. Ketika itu masih berjalan seperti biasa. Lancar tidak terkendala. Jam telah menunjukkan pukul 11 waktu setempat. Tiba-tiba ada satu hal yang tidak pernah aku duga-duga sebelumnya. Yaitu ada suara mobil polisi datang ke apartemen Alvino. Kembali lagi ke kehidupan Bayu. Hari ini Bayu kembali jalan-jalan dengan Amanda. Kali ini Bayu mengajak untuk tidak ke tempat perbelanjaan. Dengan maksud sesuatu, Bayu mengajak Amanda menuju ke sebuah taman. Ketika itu Bayu kaget. Ada seseorang yang tidak asing baginya. Bayu coba mendekati orang itu bersama Amanda. Lalu kembali lagi ke apartemen Alvino. Polisi datang secara mengejutkan dan langsung mengepungku. Polisi itu bertanya tentang penghilangan beberapa properti yang dituduhkan kepadaku karena aku selaku koordinator acara. Ini sungguh diluar dugaanku. Aku sempat takut tetapi aku tidak merasa menghilangkan apapun. Di momen yang genting ini, polisi juga bergerak akan memborgolku, aku tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba ada seseorang yang misterius datang dari jendela lantai 2 apartemen. Orang itu memakai jubah dan memakai kacamata hitam turun dengan tali dan langsung membawaku naik ke lantai 2. Orang itu lalu mengajakku melarikan diri. Aku pun hanya mengikutinya agar terhindar dari masalah ini. Orang itu juga menendang beberapa orang yang berhasil ia ikat beserta properti acara. Orang itu menendang properti beserta orang-orang itu dan jatuh ke lantai 1. Polisi pun kaget melihat hal ini. Aku pun sadar siapa orang yang diikat itu. Sepertinya orang kemarin yang lewat dengan sekilas. Alvino yang berada di belakang polisi merasa rencananya untuk menjebakku gagal. Sebenarnya Alvino ingin memanfaatkanku dengan menjadikanku koordinator acara. Untungnya aku berhasil diselamatkan dengan keren oleh orang misterius lagi. Polisi itu langsung menganalisis sidik jari yang ada di properti dan sidik jari orang yang terikat tadi. Memang benar, orang yang terikat itu yang melakukan aksi keji itu. Lalu aku terus berlari bersama orang misterius tadi. Kucoba untuk menanyakan sesuatu kepada orang itu. Tetapi orang itu terus berlari. Dan akhirnya aku dan orang itu tiba di sebuah gedung perusahaan yang super keren, yang aku cari-cari selama ini. Yaitu tempat produksi anime. Lalu orang itu membuka jubahnya dan berbalik ke arahku.
hey, what is your name ?“ Tanya orang itu
my name is Henri. And thanks for saving me from that apartment. Then, what is your name ?” Jawabku sambil terengah-engah setelah sekitar 20 menit berlari
my name is Yuya Yukimura. Let’s go to the that building. And i will explain everything later” Kata orang itu sambil menuju gedung
Lalu aku pun hanya mengikuti orang itu. Ini seperti sebuah cerita perjalanan yang keren. Akhirnya aku berada di tempat yang sudah aku impikan sejak dulu. Di dalam gedung itu aku melihat beberapa tokoh anime keren, berbagai lukisan dinding, dan orang-orang yang sibuk mengerjakan pembuatan anime. Lalu aku disuruh duduk oleh Yuya. Di dalam sebuah ruang tamu, aku berbincang-bincang dengan Yuya. Tentang perusahaan ini. Yuya mengatakan bahwa ini adalah perusahaan miliknya. Karena ia yang berbeda pendapat dengan kakaknya yang arogan. Yuya juga memberitahu tentang Alvino dan perilaku jahatnya tadi. Bahwa Alvino adalah kakak kandungnya yang ia maksud arogan tadi. Aku langsung menghela napas mendengar hal itu. Kata Yuya memang seperti itulah kebiasaan kakaknya sejak dulu. Jadinya ia pun memisahkan diri dari kehidupan kakaknya. Yuya pun menanyakan darimana asalku. Aku menjawab bahwa aku berasal dari Indonesia, sebuah negara yang bagaikan atlantis, hahaha. Memang benar, itu adalah sebuah negara yang bisa menghasilkan hampir segalanya. Tanaman apa pun bisa ditanam disana, banyak sumber daya alam yang melimpah, dan sebagainya. Yuya pun tertawa mendengar pernyataanku. Ia juga sadar mengapa negaranya dulu menjajah negeriku. Setelah perbincangan panjang mengenai asal-usul masing-masing, Yuya memberikanku makan siang dahulu sebelum melanjutkan perbincangannya. Setelah itu, aku pun makan di dalam gedung itu. Setelah selesai makan, aku langsung melihat-lihat lagi beberapa orang yang sedang menggambar. Gambaran mereka sungguh luar biasa. Sambil melihat-lihat, aku pun bertanya banyak hal tentang pembuatan anime. Orang itu mengatakan bahwa yang tahu secara jelas yaitu Yuya, ia hanya bekerja dalam tahap penggambaran. Lalu aku pun duduk santai sambil melihat gambaran anime yang terletak di dinding. Ini membuat semangatku menggambar tumbuh lagi. Aku pun mencoba membuat sebuah komik singkat tentang perjalananku di Jepang. Lalu ketika aku melihat Yuya datang, aku langsung menyembunyikan gambarku.
hello Henri, what are you doing now ?” Tanya Yuya
“Yuya, i can’t say this. But its my dream to go to this country just to look how anime is created” Jawabku sambil berdiri
hmm, yeah, i’m the leader of this anime production. Let me tell you about the production of my anime” Kata Yuya sambil mengajakku ke suatu tempat
Yuya pun mengajakku ke berbagai ruangan yang menjadi tempat produksi anime. Pembuatan anime memang perlu orang banyak dan peralatan banyak. Tetapi itu juga sepadan dengan penyiaran anime tiap minggunya bahkan itu juga belum termasuk merchandise anime yang dijual. Hari ini aku tahu semuanya tentang proses pembuatan anime mulai dari awal yaitu pembuatan skrip dan komik. Dan berakhir di layar lebar. Malam harinya, aku diajak Yuya untuk ke rumahnya yang tidak jauh dari perusahaannya. Suatu kehormatan bisa berkunjung ke rumah seorang pemimpin produksi anime. Serasa dekat sekali dengan impianku. Di sana aku langsung disambut oleh ramahnya keluarga Yuya. Anak-anak Yuya langsung tertarik mendengar ceritaku berbagai hal tentang Indonesia. Sambil menceritakan beberapa cerita rakyat yang ada di Indonesia, aku juga menunjukkan beberapa foto tentang keadaan alam di negeriku. Karena anak-anaknya Yuya sangat suka dengan foto-foto itu, aku memberikan semua foto itu kepadanya. Lalu aku juga disuguhi makan malam khas Jepang. Juga dengan sumpit seperti yang biasa aku lihat di acara tv kuliner Jepang. Anak-anaknya Yuya menertawakanku karena aku yang kesulitan makan menggunakan sumpit. Suatu pengalaman yang sangat berharga dan bermakna. Untuk malam ini ketika semua anggota keluarga Yuya telah tidur, aku menyempatkan diri untuk keluar melihat pemandangan malam sambil meneruskan membuat komik tadi. Aku juga melihat bintang-bintang bertebaran di langit dan lebih banyak daripada ketika di rumahku. Apakah ini memang pertanda baik ? Semoga saja. Akhirnya aku pun selesai membuat komik. Dan jam telah menunjukkan pukul 24.00. Waktunya tidur.
###
Sinar matahari menyinari rumah Yuya. Membangunkan semua anggota keluarga dan tak terkecuali aku sendiri. Hari ini aku diajak Yuya lagi ke perusahaan pembuatan animenya lagi. Sebelumnya aku sarapan lagi bersama keluarganya Yuya. Sungguh suasana kekeluargaan yang harmonis yang aku rasakan ketika berada di sini. Setelah itu, aku dan Yuya berangkat ke perusahaan dengan naik sepeda. Aku anggap ini adalah olahraga pagi yang sudah lama tak aku lakukan. Memang ini kota, tetapi dengan sedikitnya polusi dan banyaknya pohon yang menghiasi jalanan membuat aku merasakan kenyamanan yang luar biasa yang belum aku temukan di negeriku sendiri. Akhirnya aku telah sampai lagi di perusahaannya Yuya. Di sana aku melihat hal baru dari kemarin. Yaitu melihat hasil garapan anime satu minggu yang lalu. Durasi sekitar setengah jam seperti biasa. Aku sangat menyukai hal ini. Sebenarnya diam-diam Yuya melakukan sesuatu yang diluar perkiraanku. Ketika aku sedang asik menonton anime. Setelah menonton anime, aku dan Yuya juga mengunjungi tempat penjualan aksesoris anime di suatu mall. Selain itu juga di toko baju tempat Yuya menjual baju desain dari animenya. Ini sungguh melengkapi perjalananku kali ini. Sepanjang hari ini aku merasa sangat menikmati hidup di Jepang. Akhirnya malam hari aku kembali ke rumahnya Yuya. Setelah makan malam, aku bercerita lagi kepada anak-anaknya Yuya. Kali ini cerita tentang beberapa budaya daerah dan kuliner yang ada di negaraku. Anak-anak Yuya pun sangat tertarik mendengar berbagai budaya yang ada di negeriku. Akhirnya jam menunjukkan pukul 22.00. Karena kelelahan, aku pun segera tidur. Hari ini berjalan sangat lancar. Sebelum tidur, aku berdoa semoga semuanya berjalan selalu lancar. Amin
###
Tiga hari selanjutnya, hari yang tak akan pernah menjadi bayangan dalam benakku sebelumnya. Setelah sarapan pagi, aku diajak Yuya untuk melihat pemutaran sebuah anime durasi pendek. Aku pun tak sabar menunggu anime apalagi yang akan telah diproduksi dan akan ditayangkan oleh perusahaannya Yuya. Kembali lagi ke kehidupan Bayu. Kemarin ketika bertemu dengan seseorang yang tidak asing di taman, Amanda tiba-tiba langsung menarik Bayu dan segera mengajak Bayu ke tempat lain. Karena melihat Bayu yang terlalu melihat orang itu membuat Amanda cemburu. Di hari ini Bayu berencana ke taman itu lagi tapi dengan strategi yang berbeda dari kemarin. Ketika berjalan di taman itu, Bayu tahu harus kemana, ia mengajak Amanda jalan ke tempat yang kemarin. Dan benar saja, masih ada orang yang kemarin. Kali ini Bayu biasa saja sebelum menjalankan rencananya. Amanda tidak sadar rencana yang akan dilakukan Bayu. Kembali lagi ke tempat pemutaran anime berdurasi pendek. Aku dan Yuya telah berada di ruangan yang dimaksud. Lampu pun mati, layar monitor telah siap menjalankan tugasnya. Dan aku tak bisa berkata sepatah apa pun. Hanya bisa terkejut, terkesima, terpana, terkesan, terpukau, tersanjung, terherankan melihat apa yang baru saja diputar di layar. Komik buatanku ketika berada di Jepang yang Yuya tayangkan. Karena aku yang tak mampu berkata apa pun, Yuya mengatakan kepadaku bahwa salah satu anaknya menemukan skrip gambaran komiknya dan langsung Yuya berikan ke perusahaan animenya untuk segera diproduksi. Yuya pun mengetahui bahwa aku sangat menyukai anime. Bersamaan dengan hal itu, Bayu menemui Fina. Fina kaget melihat Bayu yang bersama dengan Amanda. Seketika Fina menjadi berubah. Ia langsung bangun dari jurang kegelapan hatinya dan naik ke sifatnya yang dulu. Melihat hal itu, Amanda langsung pergi dan memutuskan hubungannya dengan Bayu. Setelah Amanda pergi, Bayu coba menjelaskan semuanya kepada Fina. Bahwa ia ingin mengembalikan Fina seperti dulu lagi. Dengan menggunakan rencana yang sangat aneh ini. Dengan berbagai kata-kata yang Bayu ucapkan kepada Fina, akhirnya Fina pun menerima Bayu seperti dulu. Fina tahu mengapa Bayu bisa melakukan hal seperti itu hanya untuknya. Selanjutnya Bayu menanyakan mengapa Fina bisa seperti itu. Fina pun menjawab bahwa ia sedang mengalami depresi sejak ditinggal oleh ayahnya. Karena depresinya berat, Fina sampai menjadi pribadi yang lain sampai menelantarkan hubungannya dengan Bayu. Setelah mengetahui hal ini, Bayu segera menghibur Fina. Dan kembalilah hubungan Bayu dengan Fina lagi. Kembali lagi ke Jepang. Yuya pun langsung menawariku untuk menjadi penulis komik dan menyuplainya ke perusahaannya. Wah, sedekat inikah impianku, tanpa disadari aku pun langsung disodori kontrak untuk 5 tahun kedepan. Tak terbayangkan, setelah mengalami perjalanan panjang di negeri sendiri yang tanpa hasil, akhirnya di sini, aku pun mendapatkan impian yang telah aku rindukan sejak dulu.
“Yuya, i will create an incredible the story of my anime. And we will be number one anime production in the world. Are you ready to challenge the world ?” Kataku kepada Yuya setelah menandatangani kontrak baru
yeah Henri. The story of new era of anime is begin. I can’t wait this. Its very excitement” Kata Yuya sambil bersamalan denganku
.
.
.

TAMAT