Potret Alam

Kabut yang menyerang hutan.

Potret Alam

Penyerangan masih berlanjut.

Potret Alam

Pohon-pohon juga terserang.

Potret Alam

Jalan menjadi berselimut kabut.

Potret Alam

Hutan kian berkabut tebal.

Tuesday 24 December 2013

Sedekat Inikah Impianku ?

Sedekat Inikah Impianku ?

            Sang surya telah terlihat menenggelamkan dirinya. Sinar yang semakin redup, awan yang kian menghilang, langit yang tampak gelap mewarnai sore ini. Akankah seperti ini masa depanku nanti ? Semakin tenggelam dan suram. Tetapi aku takkan cepat menyerah. Mungkin keadaan hari memang selalu seperti ini. Terkadang ada waktunya untuk bersinar, ada waktu untuk redup, dan ada waktu untuk berada diantara kedua hal itu. Disinilah aku berada sekarang. Oh ya, namaku Henri. Aku berasal dari kota yang terkenal akan kesenian dan kulinernya. Ya, aku berasal dari kabupaten Ponorogo. Lalu aku sedang kuliah di kota Solo. Di sebuah kota perantauan tempatku kuliah, aku pun sedang menggapai sebuah impian. Sejak kecil, ada satu impian yang ingin aku capai. Yaitu ingin melihat gambaranku tayang di televisi. Seperti halnya film kartun yang biasa aku tonton waktu kecil sampai sekarang. Dan dengan semangat yang luar biasa yang datang dari hati, pikiran, dan jiwa aku pun melangkah mengambil mata kuliah DKV fakultas Sastra dan Seni Rupa, singkatan dari Desain Komunikasi Visual. Ya, ujian yang maha sulit untuk menjadi mahasiswa telah aku tempuh. Dan sekarang waktunya untuk mewujudkan impian yang telah aku tulis di buku kenangan waktu kecilku. Disini, selain bertemu dengan berbagai materi tentang menggambar, aku juga bertemu dengan teman seperjuanganku. Salah satu kenalan pertamaku sewaktu berada di kota perantauan ini. Ia bernama Aisyah. Seorang yang bisa dikatakan peta pertamaku di kota ini. Dulu andaikata tak ada Aisyah, pasti aku takkan menemukan ruang dimana bisa daftar ulang dan mengambil almamater. Selain itu, dia juga seorang yang sangat ceria. Dia menemaniku sampai  di ruang 107 dimana disitulah tempat daftar ulang. Dan ketika aku melihat Aisyah menuliskan jurusannya, dalam hati aku kaget. Ternyata Aisyah juga mengambil jurusan yang sama denganku. Lalu selain Aisyah, ada satu lagi teman sekelas yang sangat akrab ketika perjalanan selama kuliah ini. Ia biasa aku panggil Bayu. Hampir sama seperti Aisyah. Ia orang yang periang, suka bercanda, tetapi akhir-akhir ini aku baru menyadari bahwa Bayu sering patah hati karena sering berpacaran. Hahaha, sebuah ironi yang belum aku alami. Satu hal yang sangat disesali oleh Bayu saat ini adalah mengapa sampai seorang yang ia lihat bagaikan bidadari tanpa sayap sebagaimana dulu menjadi pacarnya, karena suatu hal yang kurang pasti, mendadak menjadi pribadi yang berbeda. Ia bernama Finailya. Seorang mahasiswi jurusan Biologi murni. Di malam itu pula, aku berencana mengunjungi kontrakan dimana Bayu tinggal.
“permisi, Bayu ada apa tidak mas ?” Tanyaku kepada seorang yang satu kontrakan dengan Bayu
“Bayu, ada di dalam kamarnya. Tapi aku tak berani memanggilnya sekarang. Kamu aja yang masuk ke kamarnya. Silahkan” Jawab orang itu sambil membuka pintu kontrakan lebih lebar
“terima kasih mas”
Lalu aku pun masuk ke kamarnya Bayu. Disana memang benar apa yang telah aku duga. Bayu masih bersedih atas nasib malang yang barusan menimpanya. Dengan kondisi kamar yang berantakan, banyak debu beterbangan, bahkan sepertinya hatinya Bayu lebih berantakan daripada kondisi kamarnya sekarang. Aku pun coba menghangatkan suasana agar Bayu menjadi periang lagi. Aku juga mengatakan kepadanya untuk melupakan sejenak urusan perempuan dan fokus mengejar impian. Karena aku juga bisa dikatakan sahabat karibnya Bayu, dengan segera Bayu pun bisa keluar dari keadaan yang ironis ini. Singkat cerita, di malam itu aku mengajak Bayu untuk mengikuti suatu lomba menggambar yang hadiah utamanya sekitar 20 jutaan rupiah. Aku pikir dengan uang itu aku bisa gunakan untuk bekerja sama untuk mewujudkan anime buatan sendiri. Tetapi Bayu tidak mau mengikuti lomba itu karena ia sedang belum bisa fokus menggambar seperti dulu lagi. Yah, meskipun sudah berhasil aku hibur, tetap saja. Dalam hatinya belum 100% kembali seperti semula. Tetapi tak apalah. Aku tetap akan mengikuti lomba itu. Lalu karena cuaca semakin dingin menusuk, aku pun pamitan kembali ke asrama, tempat dimana aku tinggal sekarang. Besok adalah hari sabtu. Karena akhir pekan, aku berencana untuk segera daftar dan mengerjakan desain karakter untuk lomba itu. Dan juga aku berharap agar bisa jadi juara, sebelum aku tidur malam ini.
###
Pagi telah tiba, matahari telah menyinari hampir semuanya. Memberikan energi baru di hari yang baru. Aku pun terbangun dari suatu mimpi indah tadi malam. Entah mimpi apa itu aku lupa. Lalu aku bergegas untuk memasak nasi dan kemudian sarapan. Pagi ini cuaca tampak cerah. Serasa hatiku siap untuk mendaftar. Aku pun sangat bersemangat akan hal ini. Ketika mau berangkat tiba-tiba ada hpku bergetar. Ternyata ada sms dari Aisyah
“selamat pagi Henri. Apa kamu sibuk sekarang ?” Tanya Aisyah di sms pertamanya pagi ini
“selamat pagi juga Aisyah. Hmm, sebenarnya gx juga sih. Aku mau daftar ke lomba menggambar. Itu loo, tempat pendaftarannya di dekat hotel Merah”
“ohh, sebenarnya aku juga mau kesana Hen, aku disuruh oleh kakakku untuk mengantarkan laptopnya pagi ini. Boleh apa tdk aku numpang ?” Tanya lagi Aisyah
“wah, boleh-boleh. Dengan senang hati Ai. Bentar ya, aku mau siap-siap dulu”
“oke Henri. Makasih ya. Aku tunggu di depan kosku”
Jam telah menunjukkan pukul 8 kurang 5 menit. Aku langsung mengeluarkan motorku dan menghidupkan mesinnya. Lalu aku langsung menuju ke kosnya Aisyah. Disana Aisyah telah menungguku.
“Aisyah, kau telah lama menungguku ya ?” Tanyaku sambil mematikan mesin motor
“Gx kok Hen, barusan tadi setelah sms kamu. Hehehe ” Jawab Aisyah sambil memakai helm
“Oia ya. Gx sampai 5 menit ya. Okey yuk berangkat sekarang”
Lalu aku dan Aisyah pun berangkat menuju ke hotel Merah. Sesampainya disana, aku langsung memarkir motorku. Di perjalanan menuju ke hotel, aku dan Aisyah sedikit berbincang tentang lomba menggambar yang akan aku ikuti.
“Henri, tunggu bentar, aku melihat ada sesuatu” Kata Aisyah sambil menghentikan langkahku
“ada apa Aisyah ? apa yang kamu lihat ?” Tanyaku sambil menghadap Aisyah
“aku melihat, sepertinya ada bulan tepat di atasmu. Entahlah, tetapi aku baru kali ini melihat hal semacam ini. Apalagi disampingnya juga terdapat berbagai bintang terang” Kata Aisyah sambil melihat ke langit
“hmm, tidak ada apa-apa kok Ai, mungkin perasaanmu aja mungkin” Jawabku sambil berjalan lagi
“oh, bisa jadi ya” Kata Aisyah
Lalu Aisyah telah bertemu dengan kakaknya, aku pun menuju ke tempat pendaftaran lomba menggambar yang aku nantikan hadiahnya. Setelah selesai mendaftar, aku dan Aisyah pun pulang. Sore harinya, aku melihat lagi pamflet lomba yang tadi. Disitu tertulis jelas besok adalah lombanya. Tempatnya berada di sebelah utara hotel Merah. Selanjutnya aku segera menyiapkan peralatan yang akan aku gunakan besok, seperti pensil, rautan, penghapus, penggaris, dll. Pada malam harinya yaitu malam minggu, aku coba fokuskan untuk berdoa semoga karyaku bisa jadi pengantarku menuju kesuksesan, amin. Sebelum tidur, aku coba keluar asrama dan memandang cerahnya langit. Ternyata apa yang dikatakan Aisyah tadi pagi memang benar. Aku pun kaget, tepat di atasku ada bulan dan berbagai bintang yang mengelilinginya. Wah, inikah pertanda baik, semoga saja.
###
Hari minggu, hari penentuan, hari untuk menjadi pemenang, aku pun dibangunkan oleh cahaya matahari yang menghangatkan. Serasa mendapatkan energi untuk hari ini. Dan aku langsung bergegas. Mandi lalu sarapan. Selanjutnya, aku minta restu dari orang tuaku lewat sms semoga berjalan lancar. Jam 8 kurang 20 menit, aku berangkat menuju hotel Merah. Sesampainya disana, aku melihat banyak orang asing yang datang. Meski begitu, aku tetap yakin bisa memenangkan kontes lomba menggambar ini. Karena bekerja sama dengan banyak sponsor, tidak heran hadiahnya juga luar biasa. Saatnya menuju ke medan perang. Disana telah disediakan kanvas. Saatnya jari jemari dan imajinasi bekerja sama saling membantu mewujudkan karya luar biasa. Hampir satu jam telah berlalu, waktu tinggal beberapa menit lagi. Aku telah selesai dengan gambaranku. Tema gambarku tentang sebuah kisah perjalanan menuju kesuksesan, seperti yang aku harapkan sekarang. Waktu pun telah selesai. Aku segera mengumpulkan hasil coretanku ke panitia. Dan aku langsung pulang ke asrama. Sebelum pulang tadi aku mendapatkan sebuah info bahwa pengumuman pemenang akan di update di fanspage facebook pada hari rabu depan. Sesampainya di asrama aku bertemu dengan Bayu. Ia ingin diantar menuju ke kosnya temannya. Langsung saja aku mengantarkan Bayu ke tempat yang akan ia tuju. Tepat sebelum sampai tiba-tiba muncullah sesuatu yang bagi Bayu terlihat seperti dewi yang baru turun dari gerbang surga. Seperti akan menyapa Bayu. Bayu pun langsung terkesima tanpa bisa mengucap kata-kata ketika melihat gadis mengesankan itu. Lalu aku pun mendoakan Bayu semoga berhasil. Bayu pun turun dan segera menuju ke gadis itu. Aku pun langsung pergi tak mau melihat tingkah temanku yang playboy itu. Malam harinya, tiba-tiba Bayu datang ke asrama.
“Henri kawanku, coba kamu kesini” Kata Bayu yang baru saja datang
“iya, ada apa bung, tak seperti biasanya kamu semangat” Jawabku sambil turun dari kamarku
Lalu Bayu bercerita bahwa ia tadi telah berhasil merayu hati Amanda, seorang mahasiswi jurusan pendidikan Sejarah. Bahwa Bayu juga telah melupakan Fina, pacarnya beberapa hari yang lalu. Mendengar hal itu, setidaknya aku merasa lega. Sahabatku yang satu ini kembali ke dirinya yang semula. Yaitu berwajah periang lagi. Setelah bercerita panjang lebar, sudah waktunya burung pasti kembali ke sarangnya, Bayu pun kembali ke kontrakannya.
###
Hari demi hari berlalu, dan akhirnya hari pengumuman pun telah tepat di depan mata. Aku langsung browsing internet mencari fanspage yang dimaksud. Ketika itu masih loading page. Aku berdoa untuk ke sekian kalinya. Dan ketika membuka mata, tidak bisa terbayangkan mau berkata apa, sempat ingin melompat tetapi tak bisa, ingin berteriak tapi banyak tetangga, aku benar-benar memenangkan lomba menggambar itu. Dan parahnya lagi aku berhasil mendapatkan juara 1. Sebuah berita yang bisa membuatku terbang ke angkasa bagaikan garuda, hahaha. Seketika aku langsung dihubungi oleh panitia lomba untuk segera mengambil hadiah di hotel Merah. Mendengar kabar itu aku pun langsung bergegas kesana. Dan uang 20 juta pun telah ada di tangan. Berhubung minggu ini adalah minggu terakhir semester ini, aku berencana untuk segera mewujudkan impianku yaitu datang ke studio yang ada di ibukota dan memberikan ide kerenku kepada mereka. Dua hari setelah mendapatkan uang hadiah aku segera berangkat menuju Jakarta. Disisi lain Bayu sedang berkencan dengan pacar barunya yaitu Amanda. Setelah sampai disana aku langsung mencari tempat yang cocok untuk membuat karyaku jadi kenyataan. Satu persatu perusahaan aku datangi. Dan seperti inilah keadaan negaraku. Tiada satu pun perusahaan yang menerima ide paling kerenku ini. Sepertinya aku telah kehilangan kepercayaan akan kota ini. Di momen tersulitku ini aku menemukan ide baru. Ketika aku duduk-duduk di sebuah terminal, aku baru kepikiran untuk pergi ke Jepang, sebuah negara dengan beribu produk anime. Dengan uang hadiah itu, selain jalan-jalan akan aku gunakan untuk mencari dimana tempat produksi anime itu. Lalu aku pun menuju ke bandara yang terletak di pusat kota. Jadwal keberangkatanku ternyata lebih cepat dari perkiraan. Malam hari setelah itu aku pun mencari tempat istirahat. Seperti inilah keadaannya sebelum menjadi sukses. Menginap di ruang tunggu bandara. Sambil bersantai aku menghubungi Aisyah.
“selamat malam Aisyah, bagaimana kabarmu sekarang ?” Tanyaku dalam sms pertama malam ini
“iya selamat malam juga Henri. Kabarku baik, bagaimana denganmu ?” Jawab Aisyah
“Aisyah, sebenarnya aku tak tahu apa yang bicarakan kemarin waktu di hotel Merah, tetapi itu memang benar terjadi. Besok aku akan berangkat ke Jepang. Doakan aku ya !”
“iya Hen, semoga perjalananmu lancar dan bermakna. Amin”
“makasih ya Aisyah”
Malam ini aku langsung tidur untuk perjalanan besok. Sambil berdoa, aku juga melihat indahnya langit bertabur bintang. Sungguh ini akan menjadi perjalananku yang paling keren.
###
Pagi pun menghampiri, aku langsung bangun dan bersiap-siap. Jadwal keberangkatanku yaitu jam 8 pagi ini. Aku pergi untuk sarapan dulu. Dan setelah itu aku langsung bergegas ke bandara. Pesawat tujuan bandara Jepang telah aku naiki. Dan aku pun terbang menuju ke negara pemproduksi anime tersebut. Sesampainya disana, aku langsung terkejut, tertegun, bahkan terpana melihat keadaan negeri sakura ini. Bandara yang modern, suasana yang futuristik menghiasi negeri matahari terbit ini. Turun dari pesawat, aku langsung berjalan-jalan di sekitar bandara. Karena tidak terlalu menguasai bahasa Jepang, aku hanya bertanya dengan bahasa Inggris. Di saat momen yang tidak jelas mau kemana ini aku bertemu dengan orang Jepang yang bernama Alvino. Setelah bertanya banyak aku baru mengetahui ternyata Alvino adalah salah satu pemilik apartemen besar di kota Tokyo. Dan aku pun ditawari untuk menginap di apartemennya Alvino asalkan mau menjadi koordinator suatu acara yang dilaksanakan oleh Alvino. Entah bagaimana harus berkata apa, aku langsung merasakan hawa sejuk bersahabat ketika pertama mendarat di Jepang. Di sisi lain, Bayu hari ini juga berkencan lagi dengan Amanda. Amanda memang orangnya sangat manja, centil, dan sangat shopping oriented alias penggemar belanja. Bayu pun ia ajak ke mall besar lagi. Ini membuat Bayu semakin kehabisan uang. Tetapi karena Bayu sebenarnya mempunyai tujuan lain. Bayu hanya berdoa semoga rencananya kali ini berhasil. Rencana apakah itu ? Kembali lagi ke Jepang. Di apartemen Alvino, aku langsung bekerja menjadi koordinator acara. Aku langsung mengurusi beberapa perlengkapan kebutuhan acara. Selain itu juga mengurusi pendokumentasian dan penyiarannya juga. Memang terlihat seru dan asik. Tetapi diam-diam ada beberapa orang yang sekilas lewat. Aku tidak tahu siapa mereka. Jadi aku biarkan saja. Untuk hari ini sampai begitu saja. Aku lalu diajak Alvino ke ruangan tidur yang ia janjikan tadi.
here, its your room. Henri. Take a rest before work again tommorow. Thanks for everything” Kata Alvino sambil menutup pintu kamar
no Alvino, i should be to say thanks to you because your kindness for me. Good night” Kataku sambil menuju ke ranjang tidur
Hari ini sungguh luar biasa. Aku tidak menyangka ada orang seperti Alvino di negara ini. Tetapi satu hal yang aku ingat tadi, siapa orang yang lewat dengan sekilas. Aku pun melupakan hal itu dan segera tidur karena kelelahan.
###
Jam 5 pagi, cahaya matahari sudah terlihat dari timur. Memang benar apa kata orang. Jepang memang bisa dikatakan pertama kali melihat matahari terbit tiap harinya. Ini adalah pagi pertamaku di negeri matahari terbit ini. Aku langsung bangun dan melihat keadaan luar. Dari jendela, aku melihat kesibukan pagi dari atas apartemen. Orang Jepang memang benar-benar rajin. Pagi-pagi kendaraan umum sudah ramai. Banyak yang bersepeda di rute yang khusus. Ini membuat Jepang sedikit menghasilkan polusi udara. Lalu ada seorang pelayan yang mengantarkan sarapan untukku. Wah, inikah nikmatnya hidup, bisa jadi. Setelah sarapan, aku langsung turun dan mengoordinasi acaranya Alvino lagi. Ketika itu masih berjalan seperti biasa. Lancar tidak terkendala. Jam telah menunjukkan pukul 11 waktu setempat. Tiba-tiba ada satu hal yang tidak pernah aku duga-duga sebelumnya. Yaitu ada suara mobil polisi datang ke apartemen Alvino. Kembali lagi ke kehidupan Bayu. Hari ini Bayu kembali jalan-jalan dengan Amanda. Kali ini Bayu mengajak untuk tidak ke tempat perbelanjaan. Dengan maksud sesuatu, Bayu mengajak Amanda menuju ke sebuah taman. Ketika itu Bayu kaget. Ada seseorang yang tidak asing baginya. Bayu coba mendekati orang itu bersama Amanda. Lalu kembali lagi ke apartemen Alvino. Polisi datang secara mengejutkan dan langsung mengepungku. Polisi itu bertanya tentang penghilangan beberapa properti yang dituduhkan kepadaku karena aku selaku koordinator acara. Ini sungguh diluar dugaanku. Aku sempat takut tetapi aku tidak merasa menghilangkan apapun. Di momen yang genting ini, polisi juga bergerak akan memborgolku, aku tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba ada seseorang yang misterius datang dari jendela lantai 2 apartemen. Orang itu memakai jubah dan memakai kacamata hitam turun dengan tali dan langsung membawaku naik ke lantai 2. Orang itu lalu mengajakku melarikan diri. Aku pun hanya mengikutinya agar terhindar dari masalah ini. Orang itu juga menendang beberapa orang yang berhasil ia ikat beserta properti acara. Orang itu menendang properti beserta orang-orang itu dan jatuh ke lantai 1. Polisi pun kaget melihat hal ini. Aku pun sadar siapa orang yang diikat itu. Sepertinya orang kemarin yang lewat dengan sekilas. Alvino yang berada di belakang polisi merasa rencananya untuk menjebakku gagal. Sebenarnya Alvino ingin memanfaatkanku dengan menjadikanku koordinator acara. Untungnya aku berhasil diselamatkan dengan keren oleh orang misterius lagi. Polisi itu langsung menganalisis sidik jari yang ada di properti dan sidik jari orang yang terikat tadi. Memang benar, orang yang terikat itu yang melakukan aksi keji itu. Lalu aku terus berlari bersama orang misterius tadi. Kucoba untuk menanyakan sesuatu kepada orang itu. Tetapi orang itu terus berlari. Dan akhirnya aku dan orang itu tiba di sebuah gedung perusahaan yang super keren, yang aku cari-cari selama ini. Yaitu tempat produksi anime. Lalu orang itu membuka jubahnya dan berbalik ke arahku.
hey, what is your name ?“ Tanya orang itu
my name is Henri. And thanks for saving me from that apartment. Then, what is your name ?” Jawabku sambil terengah-engah setelah sekitar 20 menit berlari
my name is Yuya Yukimura. Let’s go to the that building. And i will explain everything later” Kata orang itu sambil menuju gedung
Lalu aku pun hanya mengikuti orang itu. Ini seperti sebuah cerita perjalanan yang keren. Akhirnya aku berada di tempat yang sudah aku impikan sejak dulu. Di dalam gedung itu aku melihat beberapa tokoh anime keren, berbagai lukisan dinding, dan orang-orang yang sibuk mengerjakan pembuatan anime. Lalu aku disuruh duduk oleh Yuya. Di dalam sebuah ruang tamu, aku berbincang-bincang dengan Yuya. Tentang perusahaan ini. Yuya mengatakan bahwa ini adalah perusahaan miliknya. Karena ia yang berbeda pendapat dengan kakaknya yang arogan. Yuya juga memberitahu tentang Alvino dan perilaku jahatnya tadi. Bahwa Alvino adalah kakak kandungnya yang ia maksud arogan tadi. Aku langsung menghela napas mendengar hal itu. Kata Yuya memang seperti itulah kebiasaan kakaknya sejak dulu. Jadinya ia pun memisahkan diri dari kehidupan kakaknya. Yuya pun menanyakan darimana asalku. Aku menjawab bahwa aku berasal dari Indonesia, sebuah negara yang bagaikan atlantis, hahaha. Memang benar, itu adalah sebuah negara yang bisa menghasilkan hampir segalanya. Tanaman apa pun bisa ditanam disana, banyak sumber daya alam yang melimpah, dan sebagainya. Yuya pun tertawa mendengar pernyataanku. Ia juga sadar mengapa negaranya dulu menjajah negeriku. Setelah perbincangan panjang mengenai asal-usul masing-masing, Yuya memberikanku makan siang dahulu sebelum melanjutkan perbincangannya. Setelah itu, aku pun makan di dalam gedung itu. Setelah selesai makan, aku langsung melihat-lihat lagi beberapa orang yang sedang menggambar. Gambaran mereka sungguh luar biasa. Sambil melihat-lihat, aku pun bertanya banyak hal tentang pembuatan anime. Orang itu mengatakan bahwa yang tahu secara jelas yaitu Yuya, ia hanya bekerja dalam tahap penggambaran. Lalu aku pun duduk santai sambil melihat gambaran anime yang terletak di dinding. Ini membuat semangatku menggambar tumbuh lagi. Aku pun mencoba membuat sebuah komik singkat tentang perjalananku di Jepang. Lalu ketika aku melihat Yuya datang, aku langsung menyembunyikan gambarku.
hello Henri, what are you doing now ?” Tanya Yuya
“Yuya, i can’t say this. But its my dream to go to this country just to look how anime is created” Jawabku sambil berdiri
hmm, yeah, i’m the leader of this anime production. Let me tell you about the production of my anime” Kata Yuya sambil mengajakku ke suatu tempat
Yuya pun mengajakku ke berbagai ruangan yang menjadi tempat produksi anime. Pembuatan anime memang perlu orang banyak dan peralatan banyak. Tetapi itu juga sepadan dengan penyiaran anime tiap minggunya bahkan itu juga belum termasuk merchandise anime yang dijual. Hari ini aku tahu semuanya tentang proses pembuatan anime mulai dari awal yaitu pembuatan skrip dan komik. Dan berakhir di layar lebar. Malam harinya, aku diajak Yuya untuk ke rumahnya yang tidak jauh dari perusahaannya. Suatu kehormatan bisa berkunjung ke rumah seorang pemimpin produksi anime. Serasa dekat sekali dengan impianku. Di sana aku langsung disambut oleh ramahnya keluarga Yuya. Anak-anak Yuya langsung tertarik mendengar ceritaku berbagai hal tentang Indonesia. Sambil menceritakan beberapa cerita rakyat yang ada di Indonesia, aku juga menunjukkan beberapa foto tentang keadaan alam di negeriku. Karena anak-anaknya Yuya sangat suka dengan foto-foto itu, aku memberikan semua foto itu kepadanya. Lalu aku juga disuguhi makan malam khas Jepang. Juga dengan sumpit seperti yang biasa aku lihat di acara tv kuliner Jepang. Anak-anaknya Yuya menertawakanku karena aku yang kesulitan makan menggunakan sumpit. Suatu pengalaman yang sangat berharga dan bermakna. Untuk malam ini ketika semua anggota keluarga Yuya telah tidur, aku menyempatkan diri untuk keluar melihat pemandangan malam sambil meneruskan membuat komik tadi. Aku juga melihat bintang-bintang bertebaran di langit dan lebih banyak daripada ketika di rumahku. Apakah ini memang pertanda baik ? Semoga saja. Akhirnya aku pun selesai membuat komik. Dan jam telah menunjukkan pukul 24.00. Waktunya tidur.
###
Sinar matahari menyinari rumah Yuya. Membangunkan semua anggota keluarga dan tak terkecuali aku sendiri. Hari ini aku diajak Yuya lagi ke perusahaan pembuatan animenya lagi. Sebelumnya aku sarapan lagi bersama keluarganya Yuya. Sungguh suasana kekeluargaan yang harmonis yang aku rasakan ketika berada di sini. Setelah itu, aku dan Yuya berangkat ke perusahaan dengan naik sepeda. Aku anggap ini adalah olahraga pagi yang sudah lama tak aku lakukan. Memang ini kota, tetapi dengan sedikitnya polusi dan banyaknya pohon yang menghiasi jalanan membuat aku merasakan kenyamanan yang luar biasa yang belum aku temukan di negeriku sendiri. Akhirnya aku telah sampai lagi di perusahaannya Yuya. Di sana aku melihat hal baru dari kemarin. Yaitu melihat hasil garapan anime satu minggu yang lalu. Durasi sekitar setengah jam seperti biasa. Aku sangat menyukai hal ini. Sebenarnya diam-diam Yuya melakukan sesuatu yang diluar perkiraanku. Ketika aku sedang asik menonton anime. Setelah menonton anime, aku dan Yuya juga mengunjungi tempat penjualan aksesoris anime di suatu mall. Selain itu juga di toko baju tempat Yuya menjual baju desain dari animenya. Ini sungguh melengkapi perjalananku kali ini. Sepanjang hari ini aku merasa sangat menikmati hidup di Jepang. Akhirnya malam hari aku kembali ke rumahnya Yuya. Setelah makan malam, aku bercerita lagi kepada anak-anaknya Yuya. Kali ini cerita tentang beberapa budaya daerah dan kuliner yang ada di negaraku. Anak-anak Yuya pun sangat tertarik mendengar berbagai budaya yang ada di negeriku. Akhirnya jam menunjukkan pukul 22.00. Karena kelelahan, aku pun segera tidur. Hari ini berjalan sangat lancar. Sebelum tidur, aku berdoa semoga semuanya berjalan selalu lancar. Amin
###
Tiga hari selanjutnya, hari yang tak akan pernah menjadi bayangan dalam benakku sebelumnya. Setelah sarapan pagi, aku diajak Yuya untuk melihat pemutaran sebuah anime durasi pendek. Aku pun tak sabar menunggu anime apalagi yang akan telah diproduksi dan akan ditayangkan oleh perusahaannya Yuya. Kembali lagi ke kehidupan Bayu. Kemarin ketika bertemu dengan seseorang yang tidak asing di taman, Amanda tiba-tiba langsung menarik Bayu dan segera mengajak Bayu ke tempat lain. Karena melihat Bayu yang terlalu melihat orang itu membuat Amanda cemburu. Di hari ini Bayu berencana ke taman itu lagi tapi dengan strategi yang berbeda dari kemarin. Ketika berjalan di taman itu, Bayu tahu harus kemana, ia mengajak Amanda jalan ke tempat yang kemarin. Dan benar saja, masih ada orang yang kemarin. Kali ini Bayu biasa saja sebelum menjalankan rencananya. Amanda tidak sadar rencana yang akan dilakukan Bayu. Kembali lagi ke tempat pemutaran anime berdurasi pendek. Aku dan Yuya telah berada di ruangan yang dimaksud. Lampu pun mati, layar monitor telah siap menjalankan tugasnya. Dan aku tak bisa berkata sepatah apa pun. Hanya bisa terkejut, terkesima, terpana, terkesan, terpukau, tersanjung, terherankan melihat apa yang baru saja diputar di layar. Komik buatanku ketika berada di Jepang yang Yuya tayangkan. Karena aku yang tak mampu berkata apa pun, Yuya mengatakan kepadaku bahwa salah satu anaknya menemukan skrip gambaran komiknya dan langsung Yuya berikan ke perusahaan animenya untuk segera diproduksi. Yuya pun mengetahui bahwa aku sangat menyukai anime. Bersamaan dengan hal itu, Bayu menemui Fina. Fina kaget melihat Bayu yang bersama dengan Amanda. Seketika Fina menjadi berubah. Ia langsung bangun dari jurang kegelapan hatinya dan naik ke sifatnya yang dulu. Melihat hal itu, Amanda langsung pergi dan memutuskan hubungannya dengan Bayu. Setelah Amanda pergi, Bayu coba menjelaskan semuanya kepada Fina. Bahwa ia ingin mengembalikan Fina seperti dulu lagi. Dengan menggunakan rencana yang sangat aneh ini. Dengan berbagai kata-kata yang Bayu ucapkan kepada Fina, akhirnya Fina pun menerima Bayu seperti dulu. Fina tahu mengapa Bayu bisa melakukan hal seperti itu hanya untuknya. Selanjutnya Bayu menanyakan mengapa Fina bisa seperti itu. Fina pun menjawab bahwa ia sedang mengalami depresi sejak ditinggal oleh ayahnya. Karena depresinya berat, Fina sampai menjadi pribadi yang lain sampai menelantarkan hubungannya dengan Bayu. Setelah mengetahui hal ini, Bayu segera menghibur Fina. Dan kembalilah hubungan Bayu dengan Fina lagi. Kembali lagi ke Jepang. Yuya pun langsung menawariku untuk menjadi penulis komik dan menyuplainya ke perusahaannya. Wah, sedekat inikah impianku, tanpa disadari aku pun langsung disodori kontrak untuk 5 tahun kedepan. Tak terbayangkan, setelah mengalami perjalanan panjang di negeri sendiri yang tanpa hasil, akhirnya di sini, aku pun mendapatkan impian yang telah aku rindukan sejak dulu.
“Yuya, i will create an incredible the story of my anime. And we will be number one anime production in the world. Are you ready to challenge the world ?” Kataku kepada Yuya setelah menandatangani kontrak baru
yeah Henri. The story of new era of anime is begin. I can’t wait this. Its very excitement” Kata Yuya sambil bersamalan denganku
.
.
.

TAMAT

Monday 25 November 2013

Sisi Lain dibalik Pentas Recycle Bin, Durasi Singkat Tapi Penuh Makna

Sisi Lain dibalik Pentas Recycle Bin, Durasi Singkat Tapi Penuh Makna

Foto oleh: Tim Dokumentasi Teater ID psikologi UNS

Sebuah pemandangan yang sudah biasa kita jumpai di sekitar, yaitu sampah-sampah menjadi objek tema pementasan kali ini. Boneka yang hidup juga menghiasi panggung. Sebagai perwujudan hidup dan suara-suara dari sampah.

Kumpulan sampah yang kelihatan tidak berguna mewarnai pementasan ini. Teater ID atau bisa dikatakan teaternya psikologi mengadakan pentas untuk perdananya di gedung kesenian kampus psikologi, Mesen, Surakarta pada tanggal 20 November 2013. Pentas kali ini mengangkat tema tentang lingkungan hidup yaitu dengan judul Recycle Bin. Waktu pementasan dimulai pukul 19.30 WIB. Durasi pementasan sebenarnya tidak terlalu lama yaitu hanya sekitar setengah jam. Memang untuk sebuah teater, waktu setengah jam dirasa sangatlah singkat. Dan ketika pentas sudah selesai banyak penonton yang bertanya tentang pementasan teater yang disutradarai oleh Hafid Risman seorang mahasiswa sastra Indonesia angkatan tahun 2004 ini. Pertanyaan pertama yang muncul waktu itu adalah mengapa mengambil cerita dengan judul Recycle Bin ? Sang sutradara pun mengatakan bahwa tujuan dari pentas ini adalah untuk menunjukkan bahwa benda seperti sampah yang telihat tidak berguna, tidak diperhatikan, dan juga tidak berharga itu masih bisa di-recycle atau didaur ulang agar menjadi barang yang berguna dan berharga.

Makna yang terkandung disini adalah bahwa biarpun sudah remuk tertindas, kita harus mempunyai keinginan untuk bangkit, berusaha menjadi yang lebih baik, dan juga tidak mudah menyerah. Lalu ada juga komentar dari salah satu penonton yaitu tentang durasi yang sangat singkat. Sang sutradara pun menjawab bahwa ini adalah pentas perdana dari teater yang dikomandoinya. Sebelumnya teater ID ini sudah pernah mengisi acara antara lain di acara prodi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan acara prodi KWU UNS. Dan untuk sebuah teater yang pemainnya masih sedikit, seperti inilah yang bisa dilakukan oleh teater yang sempat vakum beberapa tahun ini. Yaitu mengadakan pentas perdana meski hanya dengan durasi singkat. Juga karena sebagai awalan dari sebuah teater untuk lebih mengembangkan lagi keorganisasiannya.

Tentang Proses dan Makna dibalik Pentas
Persiapan yang sekitar dua bulan. Dengan jumlah pemain yaitu tujuh orang. Dan juga masih belum mempunyai semua perlengkapan. Kiranya seperti itulah keadaan sebelum pementasan perdana teater ID. Dengan latihan yang dilakukan rutin dan mulai intensif sekitar enam hari sebelum pementasan telah dilalui oleh para pemeran. Latihan intensif ini dilakukan setiap hari dan juga terkendala dengan penyesuaian jadwal kegiatan tiap pemain. Menjelang beberapa hari latihan bahkan dilalukan sehari penuh sambil menginap di kampus. Sungguh perjuangan yang patut untuk dibanggakan dalam sebuah latihan teater.

biarpun sudah remuk tertindas, kita harus mempunyai keinginan untuk bangkit, berusaha menjadi yang lebih baik, dan juga tidak mudah menyerah

Sebelumnya sang sutradara memberikan naskah, lalu pemahaman naskah. Setelah itu pemantapan vokal agar suara bisa maksimal. Dan yang menarik disini adalah tentang penokohan dalam pementasan. Karakter dalam naskah disamakan dengan karakter pemerannya. Jadi diharapkan bisa sangat maksimal karena telah sesuai dengan wataknya masing-masing. Setelah itu dalam hal perlengkapan antara lain tokoh boneka daur ulang dibuat oleh beberapa pemain dibantu oleh kakak tingkat mereka. Untuk backdrop, beberapa wardrobe, dan lighting meminjam dari UKM teater lain. Dan pada akhirnya tibalah momen pentas perdana teater ID ini. Dari pemasangan backdrop dilakukan langsung oleh sang sutradara. Lalu untuk urusan tata busana bagian kaum perempuan. Dan untuk lighting ditangani langsung juga oleh sang sutradara. Sungguh perjuangan yang sangat hebat yang telah dilakukan oleh seorang sutradara teater. Di waktu pentas, dengan lampu yang menyoroti pemain, musik yang dipadukan dengan adegan, dan gerakan dari pemain layaknya robot yang seakan-akan perwujudan dari sampah yang bisa berbicara kemudian menghiasi pentas itu.


Dari segala persiapan yang telah dilalui sejak awal sampai berakhirnya pementasan seharusnya bisa dipetik pelajaran yang penting. Antara lain kita harus mengapresiasi penampilan dari teater yang mengadakan pementasan. Juga menghargai perjuangan mereka semua sebelum tampil, bahwa dibalik durasi tampil singkat terdapat pula susah payah perjuangan dan latihan yang tidak singkat pula yaitu selama dua bulan. Terakhir kita juga sebagai penonton jangan hanya melihat keindahan pentas tetapi juga menonton makna yang ingin disampaikan oleh para pemain di dalam pementasan. Bahwa sampah-sampah bukanlah benda tidak berharga, tetapi dengan semangat yang hebat maka bisa mengubah sampah menjadi barang yang berguna juga bermanfaat. Tidak lupa pula harapan dari sang sutradara yaitu semoga teater yang ditanganinya ini bisa jaya seperti halnya teater-teater yang lain dan juga dikenal oleh kalangan mahasiswa UNS. (Henri Firmansah)

Sunday 24 November 2013

Sebuah Cerita Pertama Bertemu Denganmu

Sebuah Cerita Pertama Bertemu Denganmu


Cerita ini sebenarnya berawal ketika setahun yang lalu. Di kala itu kamu belum muncul meskipun aku dan sahabat-sahabatku mencarimu. Dan pada tahun ini, kamu pun muncul tepat di depan mata. Seketika itu, aku dan sahabat-sahabatku langsung mendatangimu. Sebelum cerita ini berlanjut, biarkan aku memperkenalkan siapa tokoh “kamu” dalam cerita ini.

Adalah sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) badminton. Olahraga ini adalah salah satu olahraga favoritku dan sahabat-sahabatku. Sudah berlalu setahun tanpa arti ketika UKM badminton belum terlihat oleh sebagian besar mata mahasiswa. Pada EXPO UNS tahun ini, UKM badminton pun muncul sebagai UKM yang bisa dikatakan ‘hidup kembali’ setelah beberapa waktu vakum dari kegiatannya. Waktu itu, aku dan salah satu sahabatku mendatangi stand UKM badminton. Sambil bertanya tentang sejarah UKM ini, aku dan sahabatku juga bertanya tentang latihan rutinnya. Menurut salah satu pengurus UKM badminton, latihan biasa dilakukan pada hari jumat malam. Karena sulitnya mendapatkan waktu lain selain hari itu. Di waktu latihan, tidak ada pengelompokan menurut kepiawaian dalam bermain, jadi semua bisa saling bermain satu sama lain.

Biasanya dulu yang ikut latihan sedikit sekali. Memang sangat sulit untuk terus konsisten. Jadi, latihan sementara hanya dilakukan satu kali dalam seminggu. “Kita tidak membutuhkan orang yang mahir bermain badminton, tetapi kita itu butuh orang-orang yang konsisten dalam latihan badminton”, kata salah satu personil UKM badminton itu. Setelah bertanya lumayan banyak tentang UKM itu, aku dan sahabatku pun segera mengisi formulir pendaftaran. Dan ternyata ada satu fakta tentang UKM badminton yaitu belum memiliki sekretariat untuk berkumpul layaknya UKM-UKM lainnya. Jadi ketika pendaftaran itu semua anggota baru pun dipungut biaya administrasi sebesar Rp10.000,00. Ketika itu, aku dan sahabatku lupa membawa uang sepeser pun. Jadinya membayarnya di waktu latihan saja. Setelah mendapatkan kabar bagus itu, aku dan sahabatku langsung memberitahukan tentang hal ini kepada sahabatku yang lain. Dan ada yang berminat ikut UKM badminton.

Hari-hari terkadang terasa lama sekali ketika menunggu latihan perdana badminton. Singkat cerita, hari yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba. Yaitu aku dan sahabatku mendapatkan jarkom latihan perdana badminton yaitu pada tanggal 6 September 2013 pukul 19.00 s.d. 22.00. Aku dan semua sahabatku tidak sabar untuk segera berlatih. Dan akhirnya cerita yang sebenarnya pada sebuah tulisan ini akan segera dimulai.

Pada hari itu, aku memang terkesan terlambat. Timing yang salah yaitu jam tujuh sore baru berangkat ke rumah kontrakan sahabatku dan ternyata semua sahabatku yang akan ikut badminton belum bersiap-siap untuk berangkat tepat waktu. Akhirnya aku pun harus menunggu dengan sabar sebelum benar-benar bisa berlatih badminton. Sekitar jam setengah delapan akhirnya kami pun berangkat menuju GOR tempat digelarnya latihan badminton. Sesampainya disana, kami semua terkejut, terkesan, terkesima, tersanjung, terpukau, terpana, terherankan, dan ter-ter apalah itu yang tidak mampu diungkapkan dengan setiap kata. Banyak sekali yang telah datang di GOR itu. Dengan langkah agak malu karena belum pernah masuk GOR, kami pun akhirnya melihat banyak sekali orang-orang yang bisa dikatakan asing sedang bermain badminton.

Disana ada tiga lapangan dan jelas saja. semuanya penuh dipakai oleh beberapa orang. Bahkan banyak yang berlatih tanpa lapangan. Selain itu ada beberapa orang yang terlihat hanya duduk-duduk saja entah itu di tribun atau di lapangan. Dan ada sesuatu yang membuatku mengubah sedikit semangatku ketika baru berada didalam GOR itu. Sebuah kejadian tidak terduga terjadi pada bagian fisikku. Secara singkat bisa disebut sebagai sakit perut. Dan ada satu hal lagi yang membuatku semakin mengurangi semangatku, yaitu semua yang berlatih disitu memakai sepatu. Padahal saat itu aku hanya memakai sandal. Karena kebiasaan sejak dahulu yaitu ketika bermain badminton selalu tanpa memakai sepatu. Setelah itu, aku dan sahabatku yang kebetulan waktu itu ada dua, tidak tahu akan berbuat apa, jadinya naik ke tribun saja. Kami bertiga hanya melihat-lihat dari tribun. Tiga lapangan yang ada telah digunakan semua. Beberapa pemain putra terlihat hebat ketika bermain. Satu lapangan dipakai oleh beberapa pemain putri.

Karena hanya melihat, kami bertiga pun mulai berpikiran negatif tentang ini. Pemain putri yang semuanya bermain dengan putra adalah yang tidak jomblo. Tetapi untuk yang putra bermain dengan putra adalah jomblo. Demikian kata-kata dari salah satu sahabatku. Ataukah hanya sebuah modus belaka. Kami bertiga semakin berpikiran negatif karena tidak segera mau turun untuk mencoba bermain badminton. Aku pun berasumsi bahwa mengapa langsung latihan tanpa ada acara perkenalan dulu. Seperti tidak ada koordinasi secara penuh. Lalu aku juga mulai berpikir bahwa sebaiknya berita buruk ini harus ditulis di sebuah halaman media cetak. Kedua sahabatku lalu sangat setuju tentang hal ini. Walau bagaimanapun, bagiku ini sebenarnya tidak boleh terjadi. Ataukah ini hanya full of opening saja. Seperti kejadian pada setahun yang lalu di sebuah perekrutan pertama berbagai organisasi yang sudah aku ikuti. Yaitu ketika awal memang sangat banyak yang ikut, tetapi setelah berlangsung beberapa bulan terjadi penurunan jumlah anggota. Inilah sepertinya kekurangan dalam pembinaan sumber daya manusia. Yaitu belum bisa membuat anggotanya konsisten.


Dan ada kejadian unik yang sangat lucu. Ada seorang yang sepertinya adalah senior meneriakkan untuk memasukkan helm ke dalam GOR. Kami bertiga yang berpikiran negatif pun menganggap itu adalah sebuah lelucon konyol. Kami tidak membawa helm. Dan lantas, apa hubungan antara badminton dengan helm ? Sebuah hal yang jelas sangat konyol jika dipikir. Detik demi detik kian berlalu. Perutku semakin terasa sakit saja. Aku tidak akan bermain badminton untuk kali ini. Kami bertiga berunding sebentar. Memang hari pertama kita sepertinya belum bisa main, tetapi kita harus mencoba setidaknya tujuh kali. Jika tetap tidak ada perubahan seperti pada waktu hari ini maka kita bertiga akan menghapus badminton dari daftar UKM yang akan diikuti. Aku pun berpendapat bahwa tidak mungkin tujuh kali mencoba semuanya akan gagal. Kita bertiga tidak boleh menyerah. Berpikiran negatif boleh sekali dan diawal. Tetapi berpikiran positif harus berkali-kali dan harus konsisten sampai akhir. Lalu semua pemain dipanggil untuk berkumpul. Kami bertiga pun langsung menuju keluar GOR karena sudah tidak tahan lagi. Kedua sahabatku yang ternyata sudah kelaparan. Kami bertiga pun akhirnya meninggalkan GOR dengan membawa berita buruk. Dan berakhirlah sebuah cerita pertama bertemu denganmu.

Thursday 21 November 2013

Nyeketch Bareng Anak-anak Illustrasi





Monday 18 November 2013

Petualangan Taro (Versi singkat)

PETUALANGAN TARO

            Matahari telah memancarkan sinar kehidupan kala pagi itu. Membangunkan semua yang hidup untuk segera beraktifitas dengan semangat pagi. Dengan energi dari hari yang baru telah muncul, pasti memunculkan harapan yang lebih besar. Taro Firmansyah atau bisa pula dipanggil dengan Taro, juga sudah bangun. Hari itu yaitu hari Jumat, Taro ada kuliah seperti biasa. Karena hanya ada satu mata kuliah apalagi masuk jam 9, Taro masih bersantai dulu di rumah. Sambil mengambil secangkir teh hangat, Taro duduk memandang indahnya alam kala itu. Jam baru menunjukkan pukul setengah 8. Tiba-tiba ada sesuatu yang berbunyi.
“kring, kring, kring...”
Taro sadar ternyata hp yang ada di sakunya bergetar ada sms. Langsung saja Taro membaca-nya. Ternyata ada sms jarkom dari ketua kelas.
“jarkom 2013. Dikarenakan ada rapat antar dosen sastra yang akan diadakan di ruang sidang 1 maka kuliah untuk hari ini akan dipersingkat. Mohon kehadirannya sebentar untuk mengisi absen dan sosialisasi tugas. Tertanda Bu Farwati.”
Membaca itu membuat Taro semakin tenang. Dan karena matahari juga semakin tinggi bertepatan jam juga sudah menunjukkan pukul 8 lebih 10 menit, Taro segera mandi kemudian makan. Lalu Taro berangkat menuju kampus. Sesampainya di kampus, seperti yang bisa diduga, sepi dan sangat sedikit jiwa-jiwa yang berkeliaran di kampus. Kemudian Taro berjalan menuju ruang 101 tempat dimana akan kuliah. Ternyata disana sudah ada beberapa temannya Taro yang telah datang.
“hey, Kenji, Yosan, dan Aprilia. Selamat pagi. Mana yang lain ?”
“oh hey Taro. Sementara yang datang hanya kami bertiga.” Kenji menyahut
“hey selamat pagi juga Taro. Kamu lumayan tepat waktu juga. Hehehe” Kata Yosan sambil melemparkan permen ke Taro
“wah, makasih ya Yosan. Eh teman-teman gimana tentang sosialisasi tugas hari ini ?”
“hmm, sebenarnya sudah selesai. Tadi bu Farwati telah menyampaikan kepada kami tentang tugas. Oia, ini absen untuk hari ini. Tanda tangan ya” Celetuk Aprilia sambil menyerahkan absensi kepada Taro
“wah, kalian ini. Aku kira pagi-pagi ini masih belum mulai rapat. Ternyata. Oia bagaimana tugasnya ?”
Kemudian teman-teman Taro menjelaskan tentang penugasan dari bu Farwati. Yaitu tentang laporan perjalanan secara berkelompok minimal 5 orang. Ketika liburan akhir pekan ini tiap-tiap kelompok bisa berpetualang sambil mencatat apa yang mereka dapat selama liburan. Lalu segera Taro merencanakan dimana akan berpetualang. Tetapi ada satu hal yang kurang yaitu kurang 1 orang. Disaat itulah Aprilia mengatakan kepada semua temannya agar tetap tenang karena ia akan mengajak satu orang yang ternyata adalah mahasiswa pindahan yang baru saja datang. Semuanya penasaran akan siapa yang dimaksud oleh Aprilia.
“Aprilia, siapakah seseorang yang kau maksudkan itu ?” Tanya Kenji tidak sabar
“tenang, tenang, tenang semuanya. Dia adalah bidadari sepertiku yang baru saja turun dari langit dan akan membawa sinar semangat untuk kalian semua setelah kalian melihatnya. Hehehe” Sahut Aprilia dengan sangat genit
Lalu rencana berlanjut. Baik Kenji, Yosan, Aprilia, dan Taro memikirkan tempat yang cocok. Ada usulan dari Yosan yaitu di hutan hujan di pegunungan dekat rumahnya. Yang lainpun tidak punya usulan lagi. Tetapi Taro punya usulan lain. Karena Taro pernah ke tempat itu juga, ada baiknya jika melalui rute yang lain. Jadi dulu Taro pernah kesitu tetapi ada hal yang mengganjal waktu itu adalah Taro ingin sekali ke tempat itu tetapi semua temannya pada pulang. Inilah kesempatan untuk mengetahui ada apa disana. Singkat cerita semuanya setuju. Dan Taro juga merencanakan untuk besok berangkat jam 8 tepat berkumpul dulu di gerbang depan kampus. Setelah itu, mereka semua pulang. Ketika itu Taro pergi ke sebuah tempat yang biasa ia berada disana untuk menenangkan diri. Tempatnya yaitu di pinggir danau dekat rumahnya. Sambil bersantai memandang indahnya air danau, Taro mengambil buku yang berisi teka-teki dari tasnya. Lalu Taro segera mengerjakan teka-teki yang ada di bukunya itu. Disitu ada pilihan antara lain kembali ke masa lalu dan pergi ke masa depan. Taro memilih jawaban kembali ke masa lalu. Lalu halaman berikutnya ada lagi. Yaitu masa sebelum masehi dan sesudah masehi. Karena Taro menyukai pelajaran prasejarah lantas memilih masa sebelum masehi. Lanjut ke halaman berikut. Ketika Taro akan membuka halaman ini ternyata terlihat berbeda dari yang sebelumnya yaitu baik gambar dan tulisannya tidak jelas sama sekali.
“wah, kenapa kok bisa begini ya ?” Taro bergumam sendiri
Akhirnya ia pulang bertepatan dengan terbenamnya matahari. Taro segera menyiapkan perlengkapan untuk besok. Dan tidak lupa Taro memasukkan buku teka-tekinya ke tas. Lalu Taro segera makan malam. Jam telah menunjukkan pukul 8 malam. Taro kemudian tidur agar besok tidak terlambat. Ketika malam ini Taro bermimpi. Dimimpinya ini Taro melihat sebuah daerah yang seperti masih natural, belum ada gedung pencakar langit, jalan raya, dan  kendaraan mesin. Semua seperti khayalan saja. Tetapi dari kejauhan ada sesuatu yang terjadi. Datang pasukan bersenjata lengkap menyerang daerah itu. Dan langsung saja antara panah api, ketapel besar, dan meriam ditembakkan dari kejauhan. Membuat keadaan sekitar porak poranda dalam sekejap mata. Di kekacauan itu, Taro terkena beberapa tembakan yang pada akhirnya membuatnya terbangun dari mimpi.
“wah, ta,taaa, tadi itu apa ya ?”
Karena masih tengah malam, Taro kembali tidur lagi. Dan inilah hari yang dinantikan. Kicauan burung mewarnai datangnya pagi. Dan juga cerahnya sinar matahari juga menghiasi pagi. Taro segera bangun lalu sarapan. Lalu mandi karena sudah jam setengah 8. Lalu Taro berpamitan dulu kepada orang tuanya dan adiknya untuk berangkat. Jam 8 kurang 5 menit Taro telah sampai di gerbang depan kampus. Disana sudah ada Kenji dan Yosan.
“hey Ken, San, kalian sudah siap-siap rupanya. Hehehe”
“hey juga Taro. Ya seperti inilah yang harus dibiasakan itu, datang sebelum deadline
Lalu mereka bertiga menunggu Aprilia dan satu temannya yang baru. Dan tampaknya dari kejauhan ada dua gadis yang menuju ke gerbang depan kampus. Seperti ada dua bidadari yang menawan baru turun dari langit. Yang sebelah kiri ternyata Aprilia. Sementara yang kanan sepertinya teman yang dikatakan Aprilia kemarin. Sontak hal ini membuat Taro, Kenji, dan Yosan serasa terbang membubung tinggi dan meleleh karena melihat kedatangan yang sangat spesial ini.
“ohhh noo, ada bidadari turun dari langit hanya untuk menemuiku di pagi yang indah ini” Kata Yosan sambil terpana
“wah, wahai gadis cantik yang mempesona hati. Andaikata kau mau jalan-jalan berduaan hanya denganku. Pasti aku takkan bosan selama hidupku” Kata Kenji sambil diam terpesona
“ehemm,, siapakah dia, sungguh anggun sekali, menyejukkan hati, apakah kehadiranmu memang untukku ?” Taropun serasa dalam dunia fantasi
“hey, hey, hey kalian semua. jangan bengong seperti itu ? bangun, bangun, ada aku juga disini” Aprilia meneriaki Taro, Kenji, dan Yosan yang sedang terbawa dalam khayalan
Lalu Aprilia memperkenalkan temannya yang bernama Atina. Ia akan resmi kuliah minggu depan. Ia pindahan dari universitas luar kota. Akhirnya jam 8 tepat. Seperti yang direncana-kan sebelumnya, mereka berlima kemudian naik bus untuk menuju ke tempat yang dituju. Jam 9 akhirnya sampailah di hutan hujan yang menjadi tujuan. Mereka berlima kemudian memulai petualangan. Sampailah di tempat dimana Taro ingin sekali menuju kesana. Lalu mereka semua menelusuri jalan itu. Tak dapat diduga, disana jalan buntu dan hanya ada sebuah bangunan aneh yang berada disitu. Disaat itu ada hal yang aneh. Yaitu mereka berlima terseret ke dalam bangunan itu dan kemudian hilang entah kemana. Ketika mereka semua bangun, ternyata mereka telah sampai di suatu tempat dan masa yang berbeda.
“kepalaku pusing, wah. dimana kita ini ?” tanya Yosan sambil melihat keadaan sekitar
“sepertinya kita berada di dunia jaman dulu yang masih sangat berbeda dengan dunia kita” Kata Taro sambil mengingat lagi akan buku teka-tekinya
Kemudian mereka berlima segera mencatat yang ada disekitar. Taro melihat ada beberapa orang yang lalu lalang. Aprilia mengambil kesimpulan dari pengamatannya bahwa ini adalah dunia jaman Yunani klasik. Dimana ada bangunan kuno yang mirip sekali dengan yang ada di Yunani. Mereka melanjut-kan perjalanan. Disana mereka bertemu dengan penduduk yang lain. Sambil bertanya, dan ternyata penduduk itu bisa menggunakan bahasa yang dipakai Taro dan teman-teman. Menurut cerita dari penduduk, daerah ini sekarang masih aman jika tak ada orang itu. Ketika penduduk itu akan menyebutkan nama orang itu ternyata dari kejauhan datanglah pasukan yang menyerang. Taro kaget akan hal ini. Seperti yang ia lihat di mimpinya kemarin. Semua penduduk panik. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Taro menghimbau temannya agar tidak panik. Tetapi Kenji yang sebenarnya adalah penakut sangat gemetar ketika melihat penyerangan ini. Pasukan yang datang dipersenjatai dengan peralatan yang lengkap.  Lalu banyak panah api, ketapel besar, dan meriam yang ditembakkan kearah daerah ini. Memporak-porandakan sekitar. Taro tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi tiba-tiba ia mengalami shock. Sebuah energi aneh muncul dari buku teka-tekinya. Membuatnya dan temannya berubah menjadi pahlawan dengan kostum yang keren. Yosan menjadi panglima bersenjatakan cambuk api. Sementara Kenji menjadi ksatria berkuda dengan bersenjatakan tongkat ajaib. Aprilia berubah seperti tokoh Yunani sebagai Aphrodite. Atina kemudian berubah menjadi Athena. Ksatria perang bersenjatakan tombak dan bertameng. Dan Taro menjadi ksatria dengan baju perang paling keren dan bersenjatakan dua pedang. Pedang putih di sebelah kanan dan pedang hitam di sebelah kiri. Semuanya tampak kaget dengan hal yang baru saja terjadi. Tetapi Taro tetap menghimbau temannya untuk melawan pasukan yang datang. Dan Athena pun juga maju di samping Taro untuk membantu memimpin serangan. Taro tahu siapa sebenarnya Atina tadi. Karena itu Taro segera menyiapkan serangan. Dari kejauhan tampak seorang pemimpin pasukan yang menyebut namanya Aries. Aries meneriakkan kepada Taro dan teman-teman bahwa ia akan membunuh pendatang baru yang berani menginjakkan kakinya di wilayah kekuasaannya. Langsung saja Taro dan teman-teman beraksi. Hanya lima orang, tetapi dengan kekuatan setengah dewa dengan sekejap mampu membantai pasukan Aries yang hanya manusia biasa. Dan hal ini membuat Aries kaget. Taro mengumumkan bahwa timnya telah menihilkan pasukan Aries. Aries segera mengambil jurus terbaiknya. Turun langsung dan menantang Taro untuk duel 1 lawan 1. Aries kemudian tanpa diduga berubah menjadi naga besar yang sangat ganas. Tetapi Taro tidak takut. Ia dan Aries bertarung di langit. Karena Taro juga bisa terbang dengan sayapnya. Pertarungan ini berlangsung lama karena Taro kalah besar. Tetapi kekuatan dari kedua pedangnya yang legendaris membuatnya bisa mengimbangi serangan dari naga Aries. Dan akhirnya di momen yang tepat Taro berhasil menebas kepala dan tubuh naga Aries dan membuatnya hancur dan terbakar. Akhirnya dengan heroik Taro dan teman-temannya berhasil mengalahkan pasukan Aries. Melihat hal ini, warga sekitar mengucapkan terima kasih karena menyelamatkan daerahnya dari kejahatan Aries. Taro dan teman-teman mencatat kejadian ini yang kemudian bisa untuk laporan perjalanan besok. Karena telah selesai, Taro ingin kembali ke dunia tempat asalnya. Tetapi Taro sadar, ia tidak tahu harus bagaimana. Athena mengatakan bahwa buku teka-teki akan menjawab semuanya. Taro membuka buku teka-tekinya. Dan ternyata jawabannya adalah. Bukunya bersinar dan membuat semua temannya kembali ke gerbang depan kampus. Taro dan teman-teman telah berhasil membawa catatan dari perjalanannya dan siap untuk digunakan pada laporan perjalanannya.

TAMAT ...